Ada apa sebenarnya ini?
Aldi menggerakkan laju motornya ke samping kiri, menarik rem tangannya dengan mendadak membuat ban motor bagian belakangnya sedikit terangkat, hingga menghasilkan kening Salsha menghantam punggungnya dengan kencang.
Cewek itu lalu turun dari jok motor. Masih memegangi keningnya yang sempat membentur punggung keras Aldi.
"Sakit tau," gerutunya.
"Shhh. Maaf maaf," Aldi mengelus kening Salsha sekilas, lalu melangkahkan kakinya cepat, meninggalkan cewek itu sendirian di taman ini. Taman yang cukup sepi. Mungkin karena bukan malam Minggu, jadi taman ini sepi pengunjung.
Aldi sudah berlari menjauh dan hilang. Tidak lucu malam-malam seperti ini bermain petak umpet.
Salsha berjalan menyusuri taman yang dipenuhi tanaman dan lampu penerang, ada beberapa bangku juga yang disediakan di sana.
Ia lupa tadi Aldi berlari ke arah mana. Tidak berhenti sedari tadi Salsha menjenjangkan lehernya. Memasang wajah khawatir, khawatir pada dirinya sendiri. Bagaimana jika tiba-tiba ada sosok preman jahat yang menjegalnya? Oh, sangat sinetron.
"Nggak lucu!" gerutu Salsha, kesal dengan tingkah Aldi yang tiba-tiba menghilang seperti ini.
Kemana ia harus mencari Aldi? Apakah akan ada kejutan setelah ini, adegan sok romantis seperti di film-film? Ugh, sepertinya pikiran Salsha terlalu jauh akan hal itu.
Salsha menunduk melihat jam tangan dipergelangan kirinya. "Jam 9," desisnya, lalu menengadahkan wajahnya sekilas.
Tiba-tiba matanya menangkap pemandangan yang…ugh, –cowok itu kini tengah bersama seorang cewek.
Salsha mengenal cewek itu, cewek yang selalu ia lihat bersama Aldi.
Kali ini tidak ada gelak tawa dari keduanya seperti yang biasa Salsha lihat. Cewek itu terlihat sedang menutupi wajahnya, mungkin menangis.
Kenapa? Entah lah, yang jelas bukan karena Aldi, karena kini cowok itu tengah mencoba menenangkannya, dan, –
–memeluknya. Aldi memeluknya, dengan mengelus lembut tengkuk cewek beruntung itu. Beruntung karena memiliki Aldi yang sepertinya sangat menyayanginya. Bukan sepertinya, tapi pasti. Bahkan saat cewek itu masih milik orang lain.
Sempat beberapa kali Aldi mengatakan bahwa cewek yang ia cintai adalah Katya, cewek itu, cewek yang kini tengah berada dalam dekapannya.
Pantas saja wajah Aldi terlihat gelisah, karena cewek yang disayangi kini sedang membutuhkan dirinya.
Telapak tangan Salsha secara tidak sadar bergerak memegangi dadanya.
Perih.
Seperti ada sesuatu yang mengikisnya di dalam sana.
Salsha membuang nafasnya perlahan, mencoba mengeringkan rasa perih yang kini menggerogoti dadanya.
Salsha mencintainya?
Oh, jangan.
Jangan sampai. Karena hati Aldi hanya milik Katya. Hanya milik Katya.
Salsha menggeleng. Dengan cepat ia membalikkan tubuhnya. Ingin segera meninggalkan tempat ini, karena ia yakin Aldi tidak akan mengingatnya.
Pukul 21.30. Salsha kini berdiri di pinggir taman. Sedari tadi belum ada taksi yang melintas. Ia menghentak-hentakkan kakinya.
Lama.
Sementara angin malam belum bosan menusuk kulitnya membuat cewek itu mengeratkan jaket, memeluk tubuhnya sendiri.
Jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya menunjukkan pukul sepuluh malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unobtainable
Novela JuvenilAldi. Alvaro Maldini. Kasanova terpopuler di SMA Bintang Pelita. Juga kapten tim basket yang di kagumi semua orang, kecuali, Salshabilla. Berpenampilan super cool dengan kepribadian asik cenderung ngeselin, cuek, pemalas. Dan enggak jauh-jauh dari k...