Perpustakaan.
Bau buku lama langsung menyeruak kala cewek itu membuka pintu perpustakaan. Dinginnya membuat Salsha memeluk dirinya sendiri.
Seperti biasa, ruang perpustakaan tampak sepi karena semua orang di perpustakaan rata-rata sedang membaca ataupun mengerjakan soal.
Yang pasti semuanya menunduk membaca sesuatu.
Salsha menjenjangkan lehernya, mencari keberadaan cowok yang tadi mengirimkan pesan untuknya.
Pandangannya terhenti pada seorang cowok di bangku yang berada di pojok ruangan, tengah menunduk. Bukan. Bukan sedang membaca atau mengerjakan soal seperti yang orang lakukan di perpustakaan pada umumnya, namun cowok itu tengah sibuk mengotak-atik ponselnya dengan sepasang headseat menempel pada kedua telinganya.
Salsha yang melihatnya menggeleng.
Gak pernah berubah.
Ia lalu berjalan menghampiri keberadaan cowok itu, hingga membuat cowok itu mendongak dengan senyum miringnya setelah melihat Salsha.
"Lama banget, biasanya lo yang paling semangat kalau soal tutor."
Salsha menghela nafas. "Sori, gue lupa."
"Lupa karena mau liat cowok lo battle, ha?" Aldi kembali tersenyum miring.
"Ck, Bastian bukan cowok gue, udah deh." Salsha mendengus. "Coba mana soal yang kemarin gue kasih?"
Aldi membuka resleting tasnya, mengambil sebuah buku catatan yang Salsha maksud.
"Mana yang nggak ngerti?" tanya cewek itu kala membuka lembaran buku catatan Aldi.
Aldi melepas kedua headsetnya, membenarkan posisi duduknya seraya berucap santai. "Semuanya."
Salsha melotot seketika, lalu menghela napas lelah.
"Oke, mulai dari nomor satu," ujar Salsha, memperingatkan cowok di hadapannya dengan tatapan menyipit. Terlihat menyeramkan.
Sementara itu, pikiran Aldi jatuh pada sahabatnya, Bastian.
Aldi tidak bisa bayangkan, pasti cowok itu kini tengah kecewa setengah mati karena Salsha membatalkan janji untuk menontonnya battle dance dan memilih untuk mentutor Aldi di perpustakan.
Tapi, oh- apa dirinya masih pantas menyebutnya sebagai sahabat Bastian? Setelah merenggut kebahagiaan cowok itu seperti ini?
"Heh!" sentakan yang diiringi jitakan itu tentu membuat lamunan Aldi buyar.
Salsha yang sudah memulai menjelaskan, kesal melihat Aldi yang sekarang malah melamun. Entah sedang memikirkan apa cowok itu.
"Oke, maaf," Aldi manggut-manggut sambil sesekali membenarkan posisi duduknya.
Salsha kini memulai penjelasannya lagi, sesekali matanya melirik pada Aldi. Cowok itu sepertinya serius memperhatikan. Karena kini tidak ada lagi teguran yang keluar dari mulut Salsha. Keduanya benar-benar serius hingga Salsha tidak sadar bahwa sekarang hari sudah mulai sore.
![](https://img.wattpad.com/cover/33569967-288-k495376.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unobtainable
Teen FictionAldi. Alvaro Maldini. Kasanova terpopuler di SMA Bintang Pelita. Juga kapten tim basket yang di kagumi semua orang, kecuali, Salshabilla. Berpenampilan super cool dengan kepribadian asik cenderung ngeselin, cuek, pemalas. Dan enggak jauh-jauh dari k...