AVSP - 23

553 42 0
                                    

Di rumah sakit, Granada mendapatkan pertolongan dan perawatan. Gadis itu berbaring di ranjang rumah sakit sambil membuang napas kasar.

"Nona, apa kau punya nomor keluarga atau wali?" Tanya Dokter.

Granada tidak segera menjawab. Gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Orangtuamu?" Tanyanya lagi.

Granada tersenyum kecut. "Orangtuaku sudah meninggal. Aku akan membayar pengobatanku sendiri. Tolong rawat aku di ruangan yang lebih nyaman."

Dokter tampak berpikir.

Granada memberikan kartu ATM-nya. "Berapa yang kau mau?"

Sementara itu, Ryden sudah bangun. Dia memegangi kepalanya yang sakit. Pria itu melihat ke sekeliling. Semuanya berantakan seperti kapal pecah. Ryden memukul meja operasinya.

"Gadis itu, aku harus menemukannya!"

Selama beberapa hari Granada dirawat di rumah sakit. Dia tidak bisa tidur nyenyak dan terus dihantui mimpi buruk di mana Ryden datang ke rumah sakit dan membunuhnya.

Granada tersentak bangun dengan keringat dingin mengalir dari sekujur tubuhnya. Napasnya terengah-engah. Dia masih memimpikan mimpi buruk yang sama. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Untuk pertama kalinya aku merasa setakut ini. Tidak biasanya aku takut pada orang lain. Bahkan aku tidak pernah merasa takut saat berhadapan dengan sesama assassin. Meskipun aku terlatih, psikopat gila itu ternyata sangat gesit dan tidak bisa ditebak, batin Granada.

Granada melihat ke luar jendela. Kota Jakarta tampak terang di malam hari.

"Bahkan aku tidak takut meski berhadapan dengan Master Guru," gumam Granada.

Keesokan harinya, Granada diperbolehkan keluar dari rumah sakit.

"Beruntung lukamu tidak terlalu serius, tapi kau harus berhati-hati. Jika pisau menusuk di bagian yang sama, jahitannya akan putus dan mungkin lukanya akan lebih dalam lagi," kata Dokter.

Granada mengangguk. "Terima kasih, Dokter."

"Tapi, aku tidak mengerti, bagaimana bisa seorang siswi sepertimu terkena luka tembak," kata Dokter. "Bahkan kau tidak terlihat syok sama sekali."

"Kejadian penembakan pernah terjadi di sekolahku. Aku sudah biasa," ucap Granada.

"Sepertinya kau anak orang kaya. Mungkin musuh mendiang orangtuamu mengincarmu," kata Dokter.

Granada keluar dari rumah sakit dan memasuki mobil Ryden lalu pergi ke mall untuk membeli baju dan dipakai saat itu juga. Setelah itu, dia pergi ke restoran dan makan.

"Selama beberapa hari aku memakan bubur dan telur rebus. Nasi goreng ini rasanya sangat lezat," ucap Granada.

Setelah itu, Granada pulang ke rumahnya. Dia memarkirkan mobil Ryden di tempat parkir lalu menutupnya dengan penutup khusus mobil. Dia memasuki lift dan tiba di lantai 26. Dia memindai sidik jarinya. Setelah itu, dia masuk dan mengganti password pintu rumahnya. Dia mengecek seisi rumah memastikan hanya ada dirinya seorang di rumah tersebut. Setelah itu, dia mengambil beberapa barang penting dan memasukkannya ke dalam ransel.

Terdengar suara pintu pemindai sidik jari berbunyi. Granada melihat ke pintu. Kedua matanya membulat lebar.

Bagaimana bisa? Apa dia punya sidik jariku? Batin Granada.

Ryden membuka pintu rumah Granada dengan sidik jari di plastik seperti biasa. Pria itu pun masuk dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

"Kau sudah pulang, kan? Aku tahu kau sudah pulang. Mobilku ada di tempat parkir," ucap Ryden. Pria itu mengecek semuanya ruangan di rumah itu untuk mencari keberadaan Granada.

"Apa dia benar-benar belum kembali ke rumah ini?" Ryden menemukan kunci mobil miliknya. Dia membuka pintu balkon dan melihat ke luar. Tampaknya Granada benar-benar tidak ada di rumah itu.

⚔️⚔️⚔️

21.03 | 30 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

VENORA : Assassin VS PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang