AVSP - 02

933 61 0
                                    

"Kau mau mengambil uang, Venora?" Tanya pria itu sambil meletakkan rokoknya di asbak.

Granada menghampirinya dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Ternyata dia mengeluarkan ponselnya. Di layar ponselnya terlihat jumlah saldo yang dia miliki di web assassin.

"Berapa yang ingin kau ambil?" Tanya pria itu.

"Semuanya," jawab Granada.

"Semuanya? Kau yakin? Uangmu tidak sedikit, Venora," kata pria itu.

Granada mengeluarkan dua tas besar dan meletakkannya ke meja. "Aku membawa wadahnya."

"Oh, baiklah." Pria itu mengetuk pintu kecil di sampingnya. Pintu itu bergeser. Tampaknya ada seseorang di dalam sana.

"Assassin dengan nama akun Venora," kata pria itu.

Orang di balik dinding menyerahkan sebuah tablet. Pria itu menerimanya kemudian menyodorkannya pada Granada.

"Isi datamu terlebih dahulu. Kita tidak bisa menerima uang dari rekening pelanggan lagi, karena kita bisa ketahuan polisi. Oleh sebab itu kita membuat akun bank assassin sendiri," kata pria itu.

Granada mengangguk kemudian mengisi formulirnya sebagai Venora di tablet itu. "Apa polisi mencurigai kita?"

"Aku tidak tahu, direktur assassin menyuruh kita ekstra hati-hati dan bulan lalu dia membangun bank assassin. Tidak hanya para assassin, para pelanggan juga harus mendaftar akun bank assassin untuk melakukan transaksi," jawab pria itu.

"Sekarang menjadi sangat rumit, ya." Granada menyerahkan tablet yang sudah diisinya.

"Bagus, kau sudah terdaftar di bank assassin." Pria itu menyerahkan tablet tersebut pada orang di balik dinding itu. Kemudian dia mengeluarkan uangnya. Pria itu memasukkan uangnya ke dalam mesin penghitung uang.

Setelah jumlahnya pas sesuai saldo yang bisa ditarik, uang pun dimasukkan ke dalam dua tas besar yang dibawa Granada. Ternyata tidak cukup. Pria itu memasukkan sisanya ke dalam koper.

"Kau kesulitan membawanya?" Tanya pria itu.

Granada menggeleng. "Aku membawa mobil."

"Anak kecil di bawah umur jangan membawa mobil," canda pria itu.

"Apakah aku hanya dilarang membawa mobil? Tidak dengan membunuh orang?" Tanya Granada.

Pria itu tersenyum kaku.

Granada meletakkan segepok uangnya ke meja pria itu. "Berhenti merokok, Leon."

Setelah mengatakan itu, Granada pergi. Pria bernama Leon itu melihat uang yang diberikan Granada.

Granada memasukkan dua tas dan satu koper itu ke dalam mobilnya. Kemudian dia pergi melajukan mobilnya meninggalkan bangunan tersebut. Granada menyimpan sebagian uangnya di dalam brangkas di rumahnya. Sebagian lagi ditabung di bank yang berbeda. Dia menabung seminggu sekali dalam jumlah sedang agar tidak mencurigakan.

Sesampainya di rumah, Granada melihat jam yang menunjukkan pukul 11 malam. Dia melihat roti dan berasnya sudah habis. Dia mengambil beberapa lembar uang kemudian keluar untuk membeli keperluan yang paling pokok terlebih dahulu.

Granada mengganti pakaiannya dengan celana jeans selutut dan kaos hitam berlengan pendek. Dia menggulung dan mengikat rambutnya yang panjang itu kemudian dia keluar mencari supermarket yang masih buka dengan berjalan kaki.

Meskipun sudah hampir tengah malam, tampak beberapa orang yang masih nongkrong. Bahkan kendaraan pun masih ada yang lewat.

Granada melihat ada toko yang masih buka. Dia masuk dan membeli beras sekarung kecil, dua bungkus roti tawar berukuran besar, 2 kaleng sarden, dan satu toples selai.

Dia melihat cemilan di rak. Karena dia mau, dia memasukkannya ke dalam keranjang.

⚔️⚔️⚔️

16.46 | 30 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

VENORA : Assassin VS PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang