AVSP - 29

549 33 0
                                    

Dor!

Sniper dari gedung sebelah berhasil menembak kepala Ryden. Pria itu tersungkur jatuh di atas tubuh Granada dengan darah mengalir dari kepalanya. Pria itu tewas seketika karena tembakan tersebut.

Granada membuka matanya. Dia melihat sniper itu di seberang sana. Gadis itu merogoh kantongnya untuk mengambil ponselnya yang ternyata layarnya sudah retak kemudian dia membuka akun assassin Venora lalu mengirimkan uang ke rekening bank assassin atas nama Leonarduslate. Ternyata Granada menyewa assassin untuk membunuh Ryden, beruntung tepat waktu.

Hujan turun membasahi bumi. Granada mendorong mayat Ryden dari tubuhnya. Dia beranjak bangun dengan tubuh sempoyongan. Sniper assassin yang tadi menembak kepala Ryden sudah sampai di atap gedung tempat Granada berada.

"Kau baik-baik saja, Venora?" Pria itu melepaskan pelindung wajahnya, ternyata dia Leon, si penjaga markas assassin.

"Aku tidak mengira kau juga seorang assassin," kata Granada sambil tersenyum.

Leon membantu Granada berjalan. Gadis itu berhenti sejenak lalu mengambil katana dari tangan Ryden kemudian pergi bersama Leon.

"Aku tidak mengira assassin sepertimu membutuhkan assassin lain sehingga kau mempertaruhkan nama baikmu dengan menyewa assassin untuk membunuh psikopat itu," ucap Leon. "Wajar juga, sih. Kau masih terlalu muda untuk pekerjaan ini. Kau pasti ketakutan menghadapi pria itu sendirian."

"Leon,"

"Hm?"

"Namaku Granada, seharusnya aku tinggal di Spanyol, kan? Kenapa aku tinggal di Indonesia?"

"Kenapa kau bertanya padaku, Venora? Tanya saja dirimu sendiri."

Sebelum Ryden datang ke rumahnya, yaitu pada saat Granada membawa barang-barang pentingnya, ponsel Granada berdering menandakan ada notifikasi yang masuk. Dia melihat notifikasi itu berasal dari link assassin.

"Sistem sudah diperbaiki, silakan berlangganan."

Granada segera memasukkan foto Ryden ke daftar kematian. Dia juga menekankan pesan di bawah foto itu. "Habisi dia segera! Semakin cepat, maka semakin bagus! Berapa pun akan aku bayar!"

Leon yang sedang berada di markas assassin melihat foto Ryden di nomor 19 urutan daftar kematian yang diinginkan. Dia juga melihat nama Venora sebagai orang yang menginginkan kematian Ryden. Leon segera menegakkan tubuhnya.

"Venora mau menyewa assassin?" Leon pun mengirimi Venora pesan.

"Berapa yang bisa kau berikan?" -Leonarduslate.

Venora mengetik... "Berapa pun yang kau mau."

Leon segera mencari informasi tentang Ryden kemudian berangkat setelah menemukan informasi dan lokasinya sekaligus.

Granada menghela napas berat. Setelah itu, dia mengambil beberapa barang penting dan memasukkannya ke dalam ransel.

Terdengar suara pintu pemindai sidik jari berbunyi. Granada melihat ke pintu. Kedua matanya membulat lebar.

Granada dibawa Leon ke rumah sakit. Pria itu berkata, "Jika kau membutuhkanku, kau bisa menghubungiku. Kau mau nomorku?"

Gadis itu menggeleng.

"Baiklah, kalau begitu, kau bisa menghubungi akun assassin milikku. Aku selalu on," ucap Leon.

Dokter yang akan memeriksanya terbelalak melihat wajah Granada. "Kau lagi?! Sebenarnya apa yang kau lakukan sampai seperti ini?!"

Leon melirik Granada.

"Terima kasih, Leon. Kau bisa pergi," ucap Granada.

Leon mengangguk kemudian berlalu.

"Ah, jahitannya lepas." Dokter tampak khawatir. Dia segera memanggil suster untuk membantunya.

Sementara itu, tetangga Granada sudah sadar. Dia melihat ke sekeliling. "Apa yang terjadi?"

Saat keluar dari kamar mandi, dia melihat pintu balkonnya sudah terpotong rapi.

"Ada apa ini? Pencurinya sudah kabur?" Pria itu segera menelepon polisi.

⚔️⚔️⚔️

08.41 | 30 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

VENORA : Assassin VS PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang