▪︎chapter 16: quickie 🔞▪︎

30.9K 370 0
                                    

Sesuai judul. Ini bakal berasa cepet wkwk.
.
.
.
.
.
Rana bernapas lega setelah melihat kalau semua barang-barang miliknya yang akan dibawa ke Australia sudah selesai dikemas dengan rapi. Rasanya masih sulit dipercaya bahwa hari ini ia akan segera pindah untuk melanjutkan pendidikannya di negeri wool tersebut. Kemarin ia juga sudah sempat dikunjungi oleh beberapa teman dekatnya seperti Sharon, Della, Nando, Moses, Oliv dan Levy. Mereka juga mengadakan pesta perpisahan kecil-kecilan karena hari ini mereka tidak bisa mengantarnya ke bandara dikarenakan tuntutan pekerjaan masing-masing dan juga ada yang memiliki jadwal kuliah di waktu yang bersamaan. Bukan hanya mereka saja, keluarga Raka pun sama sibuknya termasuk dengan keluarga Rana sendiri sehingga Raka lah satu-satunya orang yang akan mengantarnya ke bandara.

Di sisi lain, Raka memperhatikan Rana yang baru selesai berberes dan sejujurnya ia memiliki sedikit penyesalan karena pernah menyarankan istrinya untuk melanjutkan kuliah S2 di kampus lamanya dulu. Sekarang rasanya baru terasa betapa beratnya untuk berpisah dengan Rana di saat Raka sedang sangat menikmati momen kebersamaan mereka sebagai pasangan suami dan istri. Itulah mengapa Raka rela mengundurkan jam kerjanya menjadi lebih siang hanya untuk mengantar Rana ke bandara. Tentu saja selain karena tak ada lagi orang yang bisa mengantar gadis itu ke sana, Raka juga merasa ia memiliki peran penting saat Rana berpamitan dengannya nanti.

Raka yang tengah duduk di sofa yang ada di kamar itu hendak membuka ponselnya sampai sesuatu agak mengganggu pandangan pria itu ketika ia melihat Rana mengambil sesuatu di bawah dengan cara agak membungkuk. Yang membuat Raka semakin salah fokus adalah Rana mengenakan celana panjang berwarna putih seperti yang pernah dikenakan oleh gadis itu di masa-masa awal Rana menjabat sebagai asdosnya dulu. Ah, sial, mengapa Rana masih saja mengenakan celana tersebut? Belum lagi celana berwarna putih itu dan posisi Rana yang menungging ini membuat celana dalam gadis itu tercetak cukup jelas di kedua bokong sekalnya.

Sebenarnya Raka tidak ingin merusak momen terakhir mereka hari ini untuk sesuatu yang tidak serius karena ia yakin kalau Rana pun ingin mengenang hari ini dengan sesuatu yang istimewa alih-alih hanya berhubungan dengan seks saja. Tapi, bukankah justru ini juga merupakan momen yang tepat untuk terakhir kali melakukannya? Apalagi Rana akan berada di Australia untuk kuliah selama kurang-lebih 2 tahun. Itu bukanlah waktu yang sebentar untuk Raka apalagi intensintas mereka bertemu juga tidak akan seperti biasanya lagi. Jadi, kapan lagi mereka akan berhubungan seks sebelum melakukan long distance marriage?

"Oke! Semua udah siap--ih! Mas!" Rana memekik terkejut ketika Raka meremas bokongnya tanpa izin. Yah, memang pria itu bisa saja melakukannya selama mereka masih di kamar. Hanya saja, gerakan Raka justru membuat Rana terkejut bukan main. "Main asal megang aja! Bikin kaget. Untung suami sendiri."

"Saya udah berapa kali bilang ke kamu buat nggak make celana ini?" Raka mengganti topik obrolan mereka tanpa berhenti meremas bokong Rana. Bahkan kali ini pria itu menarik istrinya agar lebih mendekat. "Kamu kan inget kalo waktu itu kamu pernah ngalamin yang namanya malu karena menstruasi kamu nembus gara-gara pake celana begini. Kok kamu nggak kapok? Apalagi pas kamu nungging kayak tadi tuh keliatan celana dalem kamu."

"Oh ya?" Rana membulatkan mata. "Saya nggak mikir sampe ke situ. Hmm, ya udah saya ganti celana dulu--"

"Sini dulu. Ganti celana aja tuh gampang," Raka memotong ucapan Rana sebelum membawa gadis itu ke kasur mereka. Rana direbahkannya di sana dan gadis itu dibuat terheran-heran ketika melihat Raka yang berdiri di hadapannya tengah membuka gesper celananya sebelum turut melepas satu per satu kancing kemejanya. "Kita urus yang ini dulu."

"Mas! Saya kan bentar lagi mau berangkat. Waktunya mepet loh! Kita punya waktu cuma 1.5 jam sebelum saya bener-bener berangkat. Kalo kita ML dulu yang ada saya bisa ketinggalan pesawat," tegur Rana dan gadis itu dibuat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya berikutnya karena Raka tampaknya tidak peduli lantaran pria itu melepaskan celana putih yang Rana kenakan sekarang. "Mas! Saya serius!"

"Ya saya tau, makanya kita main cepet aja," balas Raka santai sambil melepaskan celana dalam Rana kali ini. "Saya pastiin kamu nyampe di bandara on time. Yang penting urus ini dulu. Inget loh, Rana, kita bakal nggak bisa hubungan seks berbulan-bulan. Kamu tega sama saya?"

Rana awalnya ingin protes lagi, tapi setelah mendengar alasan pria itu membuatnya berpikir kalau Raka memang ada benarnya juga. Ini bukan perkara seks semata, Rana pun pernah dengar dari beberapa orang yang telah menikah jauh lebih lama darinya kalau seks itu adalah salah satu poin penting dalam rumah tangga meskipun terdengar remeh. Nyatanya di luar sana ada banyak kasus perselingkuhan yang terjadi dan dilakukan oleh para suami lantaran istri sah mereka sudah tidak mau melayani kebutuhan biologis mereka. Itu saja terjadi bukan pada pasangan yang melakukan LDM, masalahnya adalah Rana dan Raka akan menjalani LDM. Sejujurnya Rana pun kasihan dengan suaminya sekaligus khawatir jika itu menjadi salah satu alasan Raka nanti melampiaskannya ke perempuan lain.

"Tapi ..., jangan lama-lama, ya," gumam Rana yang langsung mendapatkan senyuman cerah dari suaminya. "Kita nggak boleh telat ke bandara."

Kali ini Rana sama sekali tidak mengelak, tanpa menunggu lebih lama Rana beranjak bangun dan segera melepas kemeja yang dikenakan pria itu dengan cepat. Bahkan tanpa perlu disuruh, Rana pun turut membuka retsleting celana bahan Raka yang disusul dengan boxer serta celana dalamnya. Kini mereka sama-sama tak mengenakan apapun.

Sebelum Raka dapat mengatakan sesuatu kepadanya, Rana sudah lebih dulu mendorong tubuhnya lagi ke atas kasur sehingga membuat pria itu kembali terkejut. Hendak bertanya apa yang akan dilakukan gadis itu sebentar lagi, akan tetapi dalam hitungan cepat Raka hanya mampu mendesah ketika merasakan kejantanannya yang sudah menegang kini berada di dalam mulut Rana yang hangat.

Meski baru pemula, tampaknya insting Rana benar-benar sangat bagus karena gadis itu dalam hitungan cepat bisa memahami gerakan mulut yang benar dalam memanjakan kejantanannya tersebut. Raka melihat sekilas batang penisnya yang keluar-masuk dalam mulut gadis itu hingga akhirnya ia tidak bisa membiarkan ini berlangsung terlalu lama karena mereka harus mengejar waktu ke bandara.

Raka menindih tubuh Rana dan dalam hitungan detik ia memasukkan seluruh batang kejantanannya ke dalam liang vagina Rana. Gerakannya cukup cepat sehingga membuat ranjang yang mereka tempati ikut bergoyang. Rana mengalungkan kedua lengan tangannya pada leher pria itu, beberapa kali menjambak lembut helaian rambut hitam milik Raka setiap kali Rana merasakan kepala penis pria itu menyentuh area sensitif pada kewanitaannya.

Beberapa menit kemudian, tanpa adanya aba-aba, Raka mengangkat kedua kaki Rana dan membuatnya bertumpu pada kedua bahu lebarnya dengan maksud membuat penetrasinya jauh lebih dalam. Rana meronta-ronta di sela desahannya karena penis Raka yang terus-menerus menyentuh area G-spot-nya. Ditambah lagi dengan remasan tangan Raka pada kedua payudaranya yang ikut bergoyang bersamaan dengan setiap tusukan di kewanitaannya tersebut.

Hingga kemudian Raka bisa merasakan penisnyaberdenyut, puncak kenikmatannya telah datang. Raka menahan tubuhnya yang gemetar saatmengeluarkan cairan spermanya di dalam kewanitaan Rana. Napas mereka berduamasih tersengal-sengal, peluh keringat masih menghiasi wajah serta tubuhmereka. Satu hal yang perlu mereka ingat sekarang adalah waktu mereka untuk beristirahat tidak banyak. Yang jelas mereka ingat kalau mereka berdua masih harus membersihkan diri lebih dulu sebelum berangkat ke bandara.

TBC
.
.
.
.
.
Berasa ya cepetnya wkwkwk. Namanya juga main quickie karena takut ketinggalan pesawat. Oke! See you on the next chapter! ▪︎chapter 17: husband's anxiety▪︎

SPOUSE 🔞 ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang