O2

119 17 6
                                    

“Lo percaya sama Doppelganger nggak?”

Sosok pemuda dengan mata bulat itu menatap keempat temannya bergantian.

“Apa tuh? Harry potter ada series baru lagi?”

Mata Taehyun kemudian beralih pada buku di tangannya yang berjudul ‘Doppelganger Itu Nyata’.

“Doppelganger adalah pantulan dari diri sendiri yang terlihat nyata dan sama serta muncul dalam waktu yang bersamaan. Secara harfiah, doppelganger adalah penampakan dari wajah seseorang yang masih hidup.”

Teman-temannya nampak bingung dengan apa yang baru saja Taehyun terangkan.

"Ngomong naon?"

“jadi, doppelganger itu kembaran kita gitu?” Taehyun mengangguk pada tanggapan yang disampaikan Hueningkai.

“Kan katanya kita punya 7 kembaran di dunia. Jadi namanya doppelganger ya?”

Yeonjun menghembuskan nafas. “Itu beda lagi, ubin teras. Doppelganger itu kembaran kita tapi dari dunia lain. Dan gue pernah baca artikel kalo mereka tuh nggak baik.”

“Halah, kalian percaya kayak gituan? Itu cuma fiktik belaka tau. Kayak indosiar.”

“Kalo ada beneran gimana, Gyu?” Soobin bertanya tepat di tengkuk Beomgyu sambil berbisik.

“Umh! Lo pasti habis sarapan sama indomie ya tadi?” Beomgyu dengan cepat menutup mulutnya dengan pandangan menghakimi.

Soobin menatap tak percaya ke arah Beomgyu. “Eh? Kok tau?”

“Dari benua antartika juga bakal kecium tau Bin.” Kata Yeonjun sambil mencari buku bergambar. Males baca dia aslinya.

Sementara Taehyun masih sibuk dengan buku bacaannya. Namun setelahnya ia terpikir sesuatu. “Eh guys, kemarin sore gue kedatengan paket isinya cermin. Tapi gue nggak tau dari siapa. Kalian yang ngirim itu bukan sih?”

Pertanyaan Taehyun lagi-lagi menarik atensi mereka berempat.

“Mending gue pake sendiri sih.” Kata Beomgyu sambil mencoba-coba filter Instagram. “Anjir lubang idung gue besar bet. Tapi tetep ganteng lah ya.”

“Emang nggak ada nama pengirimnya, Tae?” Tanya Soobin yang duduk anteng setelah mendapat komik yang dia cari.

“Kalo ada nama pengirimnya ya dia nggak nanya lah.”

Soobin mengerutkan alis tanda ia kesal kepada Beomgyu. “Lu daritadi nyewotin gue mulu! Ada masalah apasih nying.”

Yeonjun hanya menggeleng sambil mengelilingi seisi perpustakaan.

Hueningkai yang melihat itu pun terheran-heran. “Nyari buku kayak gimana sih bang?”

“Yang ada cewek montoknya.”

"Astaga haram. Di webtoon banyak bang."

Taehyun geleng-geleng sambil menepuk jidatnya lelah. Sudah pasti juga bukan mereka yang mengirim cermin itu. Lalu siapa ya?

“Woi woi woi!!! Udah pada liat berita lambe turah sekolah belom?!” Beomgyu yang tadinya narsis kini focus membaca berita di akun lambe turah sekolahnya.

“Di private njir. Gue follow kagak di konfirmasi. Emang apaan beritanya?”

Yang lain diam sembari menunggu Beomgyu berbicara.

“Kalian tau Chaeryoung kan? Anak IPS yang dikabarin meninggal empat hari lalu?”

Mereka berempat mengangguk kompak.

“Masa katanya sekarang dia masuk ke sekolah. Dalam keadaan sehat tanpa kurang suatu apapun.”

“Aneh banget.” Ucapa Hueningkai itu dibenarkan teman-temannya dalam hati.

Taehyun berpikir kalau saat ini ada hal janggal yang sedang terjadi.














































Taehyun meletakkan tasnya diatas kasur. Tanpa ganti baju dia langsung merebahkan tubuhnya. Hari ini adalah hari yang melelahkan baginya.

Dia kembali mengingat hal-hal yang ia alami di sekolah tadi.

Benar saja, Chaeryoung yang sudah meninggal itu tadi berada di bangkunya. Banyak siswa bahkan guru berbondong masuk untuk menemuinya. Tak terkecuali dirinya dan teman-temannya.

Gadis itu bertingkah layaknya tidak terjadi apa-apa. Dia mengaku bahwa yang meninggal adalah kembarannya dari luar kota. Dia hanya pergi untuk melayat.

Namun seingat Taehyun, Chaeryoung itu tidak punya kembaran. Yang dia tahu, Chaeryoung punya kakak yang mirip dengannya tapi tidak begitu susah untuk dibedakan.

Dirinya sih tidak kenal Chaeryoung, dia hanya sering melihat Chaeryoung diantar ke sekolah oleh kakaknya itu.

Dan lebih anehnya lagi, Chaeryoung tadi menyapanya.

Padahal sebelumnya mereka tidak pernah saling bertegur sapa. Kenal pun tidak.

Bruk!

Taehyun terbangun karena mendengar suara benda terjatuh. Dia mendengarnya seperti benda itu berada di dalam kamarnya.

Dia segera bangun dan menyalakan lampu kamarnya. Siapa tahu itu maling. Jadi Taehyun bisa waspada.

Taehyun keluar kamarnya dengan mengendap-endap. Ia berjalan menyusuri seisi rumahnya, dapur, ruang tamu, halaman belakang, kamar mandi. Namun tidak menemukan hal yang janggal.

Duh, Taehyun sedikit merasa takut. Dia kan sedang ditinggal orang tuanya ke luar kota. Jadi dia kini harus ekstra waspada.

Ia segera masuk ke dalam kamarnya. Kini dia melihat dirinya di dalam pantulan cermin. Ia melihat dengan seksama.

Matanya melotot saat melihat pantulannya tersenyum. Sumpah! Dia sekarang tidak sedang tersenyum!

Dia melambai-lambaikan tangannya. Dan anehnya pantulannya pun melakukan hal yang sama. Tapi kenapa dia tetap tersenyum? Bahkan dengan kulit pucat itu? Taehyun bahkan tidak berpikir dia punya kulit sepucat itu.

Tiba-tiba pantulannya mengulurkan tangan, hingga menembus keluar cermin. Taehyun yang melihat itu reflek mundur, ia ketakutan saat melihat dirinya di dalam cermin berusaha untuk keluar dari sana.

Dengan tubuh bergetar, Taehyun mencoba mengambil handphone yang berada di atas kasur dan menelepon teman-temannya.

Jantungnya berdegub dengan kencang dan ia tidak dapat memegang handphone nya dengan benar.

Kini didepannya terdapat duplikat dirinya yang sedang tersenyum mengerikan. Yang perlahan mendekati Taehyun.

Plak!

“akkhh!”

Taehyun dari cermin itu menampik tangan Taehyun asli. Sehingga handphonenya terlempar ke sisi kamar.

“Mau apa lo hah?! Jauh-jauh atau leher lo gue patahin!”

“Mau kehidupan lo.” Jawab Taehyun palsu sambil masih memasang senyum lebar. Kemudian dengan sigap ia mengambil bantal lalu membekap wajah Taehyun asli.

Dengan sekuat tenaga Taehyun asli mencoba melepaskan bantal itu. Rasanya sesak. Namun Taehyun palsu sama kuatnya dengan dirinya.











































“Halo Tae?”

Beomgyu dengan mata tertutup menunggu jawaban dari sang penelepon. Namun sedari tadi dia tidak mendapatkan balasan dari Taehyun.

Hanya ada suara grasak grusuk dari seberang sana.

“Halo Gyu. Sorry kepencet.”

Beomgyu mendengus kesal. “Yaelah Taeee. Yaudah deh, gue matiin ya. Ngantuk banget nih.”

“Hmm iya. Selamat malam Gyu, semoga mimpi indah hihihi.”

Tut!






































🟥🟥🟥





🤔🤔🤔




Doppelganger | TXT [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang