O4

60 14 2
                                    

Beomgyu sedang berjalan ke kantin sendirian. Tiba-tiba seorang gadis berjalan sejajar di sebelahnya, dia Chaeryoung.

“Hai, Gyu. Gimana kabarnya?” Tanya Chaeryoung dengan ramah sambil memasang senyum lebar.

Beomgyu mengernyitkan alisnya heran, bahkan dia sebelumnya tidak kenal dengan gadis sok kenal ini. “Baik.” Jawabnya singkat.

“Eh iya, denger-denger Taehyun hilang ya? Sekarang udah ketemu belum?”

Pertanyaan Chaeryoung itu membuat Beomgyu menghentikan langkahnya. Ia kemudian menatap gadis itu bingung. “Lo denger dari siapa kalo Taehyun ilang?”

“Ya kan dia nggak pernah keliatan, berarti dia hilang kan?” Jawabnya dengan wajah polos.

Entah kenapa Beomgyu tidak suka intonasi suara Chaeryoung dan wajahnya itu, sok polos. Lagian kan belum tentu Taehyun hilang.

“Terserah.” Kata Beomgyu kemudian meninggalkan Chaeryoung di sana.

Tentu masih dengan senyuman itu.



















































Soobin melirik kearah mangkok bakso Hueningkai yang bahkan belum tersentuh sedikitpun. Hihihi saat yang tepat.

“DOOOR!”

“Eh anying Yeonjun monyet.” Latah Soobin. Yeonjun yang sedang anteng makan mie nya itu mendengus kesal. Dia diam saja pun masih dibawa-bawa.

“Beomgyu anjir lo, baksonya nggelinding noh. Ealah ealah...” Soobin meratapi bakso yang sudah jatuh itu dengan tatapan sendu.

Beomgyu kemudian duduk di depan Soobin Bersama Yeonjun. “Belum lima menit bang. Di cuci bisa itu.”

“Gundulmu di cuci.”

“Lagian nyolong sih, nggak berkah kan.” Kata Yeonjun dengan intonasi julid.

“Ya masa lo liat bakso masih utuh gini nggak diambil. Nanti malah sia-sia, keburu dingin kan nggak enak.” Kata Soobin sambil menunjuk mangkok bakso disebelahnya.

Yeonjun menatap Hueningkai aneh. Anak itu daritadi tidak bergeming padahal keributan masalah baksonya sangat menggangu. Ia daritadi sibuk dengan handphonenya.

“Lo lagi ngapain sih Kai? Mukanya kayak lagi kelilit utang butuh dana cepat.”

Hueningkai kemudian menatap ketiga temannya. “Ini gue kan kemarin ngambil foto tulisan yang ada di cermin Taehyun. Tapi bahasanya tuh susah dibaca, makanya gue coba cari tau artinya.”

“Emang harus banget?” Tanya Beomgyu sambil menyomot es teh Yeonjun.

“Gue rasa sih gitu. Kalau nggak pun, gue cuma pengen tau artinya apaan.”

“Tapi gue rasa ada yang aneh sama cermin itu. Kayak, Taehyun bilang kan tiba-tiba itu cermin ada yang ngirim padahal dia nggak beli. Dan anehnya, di sana nggak ada nama pengirimnya. Dan besoknya tiba-tiba dia nggak ada kabar gini. Menurut kalian gimana?” Tanya Yeonjun memulai konversasi yang serius.

“Iya bang, makanya gue mau cari tau arti tulisan ini. Siapa tau ada sangkut pautnya.”

Soobin menggebrak meja, “Umh! Iywa gwue nontwon filwem adwa scewne orwang bwaca twuliswan gwiwttu-

“Telen dulu anjir. Pipi lo noh udah kayak bakso beranak.” Ucap Yeonjun kesal karena Soobin berbicara dengan mulut penuh.

Soobin buru-buru mengunyah dan menelan makanannya.
“Jadi gini, gue nonton film juga pernah ada scene orang baca tulisan itu ternyata mantra buat manggil arwah. Jadi siapa tau Taehyun begitu?”

“Ra gumun aku nek mung filem.”

“Anjir lo Yeonjun.” Soobin saat ini sangat kemusuhan dengan Yeonjun.

“Ini juga buku apaan coba? Udah kayak Taehyun aja suka baca buku.” Beomgyu mengambil sebuah buku yang diletakkan di atas meja.

“Oh itu emang gue ngambil di rumah Taehyun. Kemarin gue liat itu buku dibawah kayak habis dibaca, jadi gue ambil aja. Nggak tau sih, feeling.” Kata Soobin memakan sisa baksonya.

Beomgyu membuka buku tersebut, kemudian ada sebuah kertas yang jatuh dari dalamnya.

“Eh anjrit apaan nih.” Katanya sambil mengambil sobekan kertas itu.

“Minyak dan air adalah dua hal yang berbeda. Cetakan tak selalu memiliki bentuk yang sama? Maksudnya?” Yeonjun bertanya-tanya apa arti kertas itu. Namun sama halnya dengan mereka, tak ada yang tahu maksudnya.

“Ini tulisan Taehyun bukan sih?” Hueningkai mengambil kertas itu dari tangan Beomgyu.

“Hah? Masa tulisan Taehyun kayak ceker ayam begitu. Tulisan Taehyun tuh estetik tau.” Bantah Beomgyu yang mendengar pertanyaan Hueningkai.

“Mungkin itu tulisan anak iseng yang sebelumnya minjem. Kan buku ini bukan pertama kalinya dipinjem.” Ucap Soobin mencoba berpikir positif. Yeonjun pun mengangguk setuju mendengarnya.

“Kai, udah ketemu belum?” Tanya Yeonjun yang melihat Hueningkai meletakkan handphone nya.

Hueningkai kemudian cengengesan sambil menggaruk tengkuknya. “Kuota gue abis bang. Nanti gue cari di rumah dah.”

"Eh iya, kertasnya biar gue yang simpen sini."


























🟥🟥🟥














🟥🟥🟥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Doppelganger | TXT [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang