O6

53 11 1
                                    

“Bang, gue udah nemu artinya.”
    
“Apa?”

“Tapi ini gue nggak yakin bener atau enggak, soalnya bahasanya asing banget.” Kata Hueningkai sambil membuka handphonenya. “Artinya, kata-kata panggilan untuk kehancuran, itu akan datang di tengah malam yang gelap.”

“Apaan tuh.”

“Udah di terjemahin masih nanya apaan.” Yeonjun menatap sinis Soobin yang sedang bermain dengan landak kesayangannya, Udin namanya.

“Ya maksud gue, penjelasannya tuh gimana.” Kata Soobin greget. Pengen rasanya Soobin melempar Udin ke arah Yeonjun, biar durinya nancep-nancep.

“Gue nggak terlalu tau maksudnya apa. Tapi gue rasa, kalo tulisan itu dibaca bakal ada sesuatu yang dateng.”

“Hah?! Apa jangan-jangan Taehyun di culik sama monster? Kan nggak mungkin kalo Taehyun nggak baca tulisan itu?” Beomgyu mengangguk-anggukkan kepalanya yakin kalau temannya itu diculik dan di bawa ke alam lain.

Yeonjun menatap yang lain aneh. “Apaan deh, itu kan cuma ada di film-film.”

“Kalau beneran ada?” Yeonjun merinding saat Soobin berbisik tepat di telinganya.

“CHOI SOOBIN BISA BERHENTI BISIK-BISIK NGGAK SIH. MULUT LO BAU LELE GORENG.”

Soobin memanyunkan bibirnya. Kan dia hanya ingin menakut-nakuti, tapi malah sekarang dia yang takut karena tatapan maut Yeonjun. Mana sambil tutup hidung, memang nafas Soobin se-bau itu kah?

"Yaudah habis ini beliin obat kumur."

“Tapi bisa aja sih bang. Semuanya keliatan masuk akal. Orang kayak Taehyun mana mungkin sih main-main kayak gini.” Hueningkai menatap Yeonjun dengan intens.

Yeonjun pengen salting tapi ini bukan saatnya.

“Apa kita harus kerumah Taehyun lagi?”

“Ogah, gue habis darisana malemnya mimpi buruk.” Beomgyu menolak mentah-mentah.

Hueningkai mengangguk setuju. “Waktu gue nyari arti tulisan ini juga gue berasa di ikutin sesuatu.”

“AH KALIAN JANGAN NAKUTIN DONG!” Soobin berteriak ketakutan karena cerita dua unyil itu.

Yeonjun menatap Soobin yang sedang memeluk Udin. “Tapi Bin, itu satu-satunya cara buat kita cari tau. Siapa tau dengan kita kesana kita dapet petunjuk lagi.” Walaupun Yeonjun sendiri juga merasa tidak yakin.

“Yaudah, kapan kita bakal kesana?”

“Sekarang yuk.”



























Beomgyu memegang kenop pintu rumah Taehyun bersiap untuk membuka. Namun pintu terbuka lebih dulu dari dalam.

Keempatnya terkejut saat melihat presensi seseorang yang selama ini mereka cari-cari.

“TAEHYUN?! KEMANA AJA LO SELAMA INI?”

Taehyun menyuruh mereka masuk terlebih dahulu, apalagi teriakan Yeonjun bisa mengundang atensi tetangganya.

“Lo kemana aja sih? Semua nyariin lo tau!” Kata Soobin sambil merebahkan dirinya di sofa.

“Ini bang, gue habis dari rumah nenek. Dia dirumah lagi sakit makanya gue jengukin.”

Taehyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dirinya merasa aneh saat melihat keempat temannya menatap dirinya.

Hueningkai menatap sesuatu dari Taehyun yang berbeda. “Sejak kapan lo ngecat rambut jadi blonde gitu?”

“Lah iya baru sadar. Lo gaya-gayaan banget dah, nggak biasanya lo mau ngewarnain rambut.”

“Yahh gue lagi pengen aja sih. Bagus nggak rambut gue?” Tanya Taehyun sambil tersenyum lebar.

“Ba.. gus…” Kata Beomgyu ragu.

Kerasukan apa nih bocah, batin Beomgyu

“Besok jangan lupa berangkat ke sekolah. Guru-guru pada nyariin lo noh, anak kesayangannya kagak berangkat tanpa ijin.”

Taehyun mengangguk masih dengan senyuman manis di wajahnya.

Hueningkai menghampirinya kemudian memeluk dirinya. "Gue kira lo ilang Tae. Lain kali kalo ada apa-apa kabarin ya."

Taehyun tersenyum.




























“Lo pada ngerasa aneh nggak sih sama Taehyun?” Tanya Beomgyu memecah kesunyian di dalam mobil. Setelah keluar dari rumah Taehyun, tak ada satu dari mereka yang berbicara sepatah kata pun.

“Dari awal dia buka pintu.” Kata Hueningkai sambil memainkan boneka lumba-lumbanya.

“Masa dia tiba-tiba nongol udah ganti model aja, mana alesannya ngejenguk neneknya dan lupa ijin sama sekolah???” Yeonjun mengemudikan mobilnya dengan laju karena jalanan cukup lenggang.

“Mana sikap dia manis banget, sebelumnya aja dia biasa ke kita kalo kita kerumahnya.”

“Apa dia kena guna-guna ya?”

“Mana ada anjir.” Yeonjun menolehkan kepalanya ke bangku belakang.

“BANG YEONJUN AWAS!”
Yeonjun memelototkan matanya karena terkejut. Didepannya ada sebuah truk besar yang jaraknya hanya beberapa meter.

Tin! Tin!

Truk itu mengklakson dengan kencang sedari tadi. Namun baru bisa Yeonjun sadari saat ini.

Yeonjun kemudian membanting stirnya ke arah kanan, mencoba sebisa mungkin agar terhindar dari truk itu.

“PEGANGAN!”

Hueningkai dan Beomgyu menuruti instruksi Yeonjun. Sementara Soobin, mulutnya berkomat kamit agar dirinya dan teman-temannya bisa selamat.

CKKKIITTT!

Yeonjun menghembuskan nafasnya lega karena dirinya bisa mengendalikan mobilnya. Sementara truk itu terus melaju tak tentu arah. Dugaannya, truk itu mengalami rem blong.

Mereka kemudian melihat truk itu berhenti karena menabrak pohon besar. Orang-orang yang berada di dekat sana pun segera menghampiri truk itu.

“Makasih Ya Tuhan…” Kata Soobin sambil menitikkan air mata.

Walaupun mereka selamat, tapi mobil sudah tidak bisa dilajukan karena bannya pecah akibat bergesekan dengan aspal terlalu kencang.

Mereka bersyukur karena masih diberi keselamatan. Disisi lain, Soobin merasakan hal yang janggal.

Sangat aneh.














🟥🟥🟥

Hyyy

Lupa punya cerita ini, jadi up aja deh

Doppelganger | TXT [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang