Part 1

51 21 32
                                    


Seorang gadis sedang berlatih di taman belakang, ia mencoba mengeluarkan elemen berbeda dari kedua tangannya. Angin dan Api, jika dikombinasikan maka akan menjadi kekuatan yang sangat kuat.

Di tengah latihannya, ada seekor anjing, dari penampilannya seperti pengantar surat.

"Selamat siang, tuan putri. Saya ingin menyampaikan surat dari Liresya Academy" ucap anjing tersebut.

"Liresya Academy? Tuan putri? Bagaimana bisa anjing ini tahu kalau aku seorang putri?" tanya gadis itu dalam hati.

Ketika ingin bertanya, tiba-tiba anjing itu sudah menghilang dari pandangannya. Gadis tadi mengambil surat itu dan membawanya ke dalam.

"ARSEN, SINI!" teriak gadis itu masuk ke dalam mansion yang mewah.

"Ada apa, Shil? Kenapa kamu berteriak?" tanya seorang wanita menghampiri Shila diikuti yang lainnya. Dia adalah Reyna, kepercayaan dari Starla.

"Ada undangan dari Liresya Academy, dan ada sebuah surat juga." Shila menyerahkan surat tersebut kepada Reyna.

Isinya adalah:
Prince Arsenio dan Princess Ashila, kami mengundang kalian untuk sekolah di Liresya Academy. Kami dapat informasi kalian mempunyai elemen dan bakat, kalau kalian berkenan pergi ke Academy. Kalian bisa datang besok pagi, kami menunggu kedatangan kalian.

Starlet Natken
Kepala sekolah Academia Magical
Adik ibu kalian

"Kak, apakah kita harus ke dunia sihir?" tanya Arsen kepada kakaknya, karena Mommy dan Daddy-nya melarang mereka masuk ke dunia sihir. Takut kalau mereka terancam.

"Mungkin ini sudah saatnya kalian tinggal di mana tempat seharusnya, dunia magic. Takdir kalian memang di sana," ucap Arex kepercayaan dari Larveen.

"Ini terlalu mendadak Paman, kita belum siap." Shila sudah terbiasa dengan dunia manusia, meskipun ia seorang half Angel dan Demon.

"Sebaiknya kalian menghubungi orang tua kalian, untuk menanyakan apakah kalian akan diizinkan ke Academy atau tidak." Reyna memberikan saran kepada keduanya.

"Baiklah kita akan menghubungi Mommy dan Daddy," ucap Shila kemudian menggunakan kekuatan cahayanya mengarah pada jari telunjuknya. Setelah itu mengarahkan ke arah jam tangan yang telah di modifikasi oleh Larveen. Seketika ada hologram di hadapannya, menunjukkan sang Ayah sedang berbincang-bincang.

"Daddy," panggil Shila, Larveen melihat ke arah Shila ia tersenyum melihat putrinya.

"Hai, Shila. Bagaimana kabarmu? Maaf Daddy gak bisa ke sana," ucap Larveen menjauh dari keluarganya.

"Aku baik, Dad. Arsen juga baik-baik saja. Daddy tak perlu khawatir, bagaimana kabar Daddy di sana?" tanya Shila tersenyum menatap Daddy-nya.

"Daddy juga baik. Kamu pasti ingin membicarakan tentang masuk ke Academy?"

"Iya, Dad. Apakah kita harus pergi ke Academy? Bukankah Mommy dan Daddy melarang kita?" tanya Shila, ia tahu pasti Mommy-nya memberitahukan terlebih dahulu kepada Daddy-nya.

"Daddy dan Mommy sudah membicarakan hal ini, kami memutuskan untuk mengirim kalian ke Academy. Agar kami juga bisa dengan mudah bertemu kalian, sampai kapan kami harus menyembunyikan kalian. Setidaknya identitas kalian sebagai putra-putri kami tidak diketahui oleh yang lainnya," ucap Larveen, ia tidak mungkin terus-menerus menyembunyikan kedua anaknya. Mereka harus dikenalkan, tapi ia bingung karena keluarganya dan Keluarga Starla yang berstatus sebagai istrinya mereka bermusuhan.

"Baiklah, Dad. Tapi bagaimana dengan ras kami, dad?" tanya Arsen bingung, karena ras mereka berbeda.

"Karena Shila mempunyai sayap putih seperti Daddy, dan shila juga lebih menguasai kekuatan ras Angel. Maka Shila harus memakai ras Angel, dan Arsen memakai ras sebaliknya. Kalian berusaha jangan mengungkapkan kalau kalian adalah saudara kembar. Kamu pakai marga Azinat dn Arsen pakai marga Natazi. Besok orang kepercayaan Mommy akan menjemput kalian ke sana, maaf Daddy tidak bisa menjemputmu. Karena besok akan ada rapat para petinggi Academy," ucap Larveen, besok ada rapat sekaligus penerimaan murid baru.

"Baiklah, Dad. Kita akan merapikan barang-barang dulu untuk besok, sampai jumpa besok dad."

Shila menutup panggilannya, mereka pun langsung pergi ke kamarnya masing-masing.

●●●

Shila dan Arsen kini sudah berada di dunia magic, tepatnya mereka baru masuk gerbang tersembunyi yang di pakai oleh Larveen dan Starla ke dunia manusia.

"Jadi ini dunia magic?" gumam Arsen dan Shila bersamaan melihat sekitar, mereka berada di kawasan Werwolf.

"Mom, kita penasaran kenapa Mommy bisa menemukan gerbang ini? Kita berada di mana?" tanya Shila penasaran.

"Kita berada di kawasan Werwolf,  tepatnya berada di kerajaan Winterest. Karena hanya Werwolf yang sering ke dunia manusia, mereka adalah manusia yang diberi anugerah menjadi Werwolf. Kebetulan alpha Chinar adalah sahabat Mommy, alpha Chinar dan Luna Elfira  mengetahui tentang kalian." 

"Gunakan sayap kita, agar cepat sampai di Academy!" ucap Starla membuat mereka kaget.

"Tapi, Mommy. Kita gak pernah menggunakan sayap kita," ucap Arsen, di dunia manusia mereka jarang menggunakan sayap.

"Kenapa gak menggunakan jurus teleportasi saja?" tanya Shila memegang tongkat ajaibnya yang di miliki oleh semua orang, tetapi hanya para penyihir yang bisa melakukan mantra-mantra tertentu.

"Agar melatih kalian untuk menggunakan sayap kalian," ucap Starla lalu mengeluarkan sayapnya yang berwarna biru tua. Hanya keluarga kerajaan yang mempunyai sayap berwarna merah atau biru tua. Sedangkan lainnya hanya berwarna hitam

Shila dan Arsen mengeluarkan sayap mereka, terlihat Arsen yang mempunyai sayap seperti sang ibu dan Shila mempunyai sayap seperti ayahnya.

"Ayo, kalian pasti bisa!" ucap Starla menyemangati kedua anaknya.

Awalnya Shila dan Arsen tidak bisa menyeimbangkan, tetapi lama kelamaan mereka bisa.

"Ini sangat menyenangkan," ucap Shila memainkan angin di sekitarnya, Shila dan Arsen tertawa bersama membuat Starla senang dengan keakraban keduanya.

Mereka terbang ke Academy, sampai akhirnya mereka tiba di Academia Magical.

"Sebaiknya kalian mendarat, Mommy tidak bisa menemani kalian sekarang. Takut yang lain curiga, nanti kita ketemu lagi. Mommy akan beritahukan tempatnya, " ucap Starla melesat menjauhi kedua anaknya.

Mereka mendarat secara perlahan, lalu menghilangkan sayapnya.

"Tidak buruk untuk pengalaman pertama," ucap Arsen tersenyum ke arah kembarannya.

"Ya, kau benar. Siap memulai hari baru di dunia baru?" tanya Shila menatap manik violet milik adiknya.

"Tentu," ucap Arsen menjulurkan tangannya, di balas hal yang sama oleh sang kakak.

"Ayo temui Aunty Starlet! Kita tanyakan di mana kelas dan kamar kita," ajak Shila lalu menarik tangan adiknya menuju ruangan kepala sekolah.

"Kita gak mengetahui di mana ruang kepseknya, kita hubungi Mommy atau tanya yang lain?" tanya Arsen melihat ke arah sekitar.

"Tanya orang itu saja, yuk!" ucap Shila melihat ada seseorang yang berada di depan kelas.

"Dari aura, sepertinya dia seorang seperti Daddy." Shila berbisik sebelum menghampiri orang itu.

"Permisi," ucap Arsen membuat orangbitu langsung menatapnya tajam.

"Ada apa?" tanyanya.

"Kita mau tanya, ruang kepsek sebelah mana?" tanya Shila, ia sedikit merinding melihat aura yang dipancarkan lelaki di hadapannya.

"Sebaiknya tanya kepada penjaga di lantai 2, karena kepala sekolah sedang melakukan rapat. Kalian bisa menanyakan ke  penjaga di lantai 2, untuk kamar. Soal kelas, nanti sore ada pembagian kelas."

"Terimakasih, kak."

LIRESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang