Part 2

27 12 8
                                    


Shila memasuki kamar asramanya, satu asrama terdiri dari 3 orang yang menempati. Terdiri dari 3 kamar.

"Ehh," ucap Shila kaget melihat ada dua orang di sofa. Mungkin yang akan menjadi teman asramanya.

"Hai," sapa keduanya melihat kedatangan Shila.

"Hello. Namaku Shila, dari ras Angel. Nama kalian siapa?" tanya Shila mulai memperkenalkan diri.

"Namaku Rachel, dari ras Penyihir. Salam kenal," ucap Rachel membalas uluran tangan Shila.

"Namaku Jenita, dari ras Angel. Kamu dari kerajaan mana? Sepertinya kamu seorang bangsawan," ucap Jenita baru melihat Shila, melihat dari rambut Shila membuatnya beranggapan bahwa gadis di hadapannya adalah seorang bangsawan.

Shila gelagapan mendengar pertanyaanitu, ia ingat pesan kedua orang tuanya untuk menyembunyikan identitasnya.

"Aku adik dari Kak Arex, aku bukan anak bangsawan kok." Shila berusaha untuk menormalkan nada bicaranya, agar tidak ad yang curiga.

"Maaf ya, Aku Harus merapikan barang-barangku dulu. Permisi," ucap Shila langsung pergi menuju kamarnya.

"Aku yakin dia putri dari bangsawan, dari caranya bicara dan rambut itu menunjukkan dia seorang bangsawan," ucap Jenita melihat kepergian Shila.

Di kamar Shila, Shila membersihkan dirinya. Setelah itu merapikan barang-barangnya, yang ia simpan di alat penyimpanan pemberian ibunya.

Jam tangannya bercahaya orange, menamdakan Daddy-nya ingin melakukan panggilan.

"Hai, Dad. Ada apa?" tanya Shila to the point.

"Kamu gak bisa berbasa-basi dikit ya? Daddy sudah melakukan rapat, daddy mau ketemu sama kamu dan Arsen juga mamamu."

"Baik, Dad. Aku akan segera keluar, di mana kita bertemu?" tanya Shila.

"Di dekat gerbang belakang Academy, tapi Mommy gak tahu ke sana atau nggak. Soalnya Raja Stevan menahannya dari tadi," ucap Larveen membuat Shila menghela nafas kecewa.

"Padahal aku ingin kita kembali berkumpul," ucap Shila lirih, Larveen mengerti perasaan putrinya itu.

"Kita masih punya banyak waktu, Daddy dan Mommy akan selalu mengunjungi kalian. Maaf kita tak bisa selalu bersama dengan kalian," ucap Larveen, keadaan membuat dirinya dan kedua anaknya sulit untuk bertemu.

"Kita paham, Dad. Ya sudah Shila mau berangkat sekarang, Daddy sudah hubungi Arsen?"

"Sebelum menghubungi kamu, Daddy juga menghubungi dia. Daddy tunggu di sana, ya?"

Setelah itu Shila pergi ke luar, di sana terlihat Jenita dan Rachel. Sepertinya mereka mau keluar juga.

"Shil, kamu mau ikut kita gak? Kita mau ke kantin," ajak Rachel, Shila merasa tak enak menolak. Akan tetapi ia tak bisa membuat Daddy-nya menunggu.

"Maaf, Chel, Jen. Aku gak bisa, aku mau menemui seseorang dulu. Nanti sebelum kumpul aku akan kembali," ucap Shila menolak ajakan mereka dengan halus.

"Baiklah tidak apa-apa, jalan keluarnya bareng!" ucap Jenita lalu keluar dari asramanya.

Mereka berjalan menuju lantai dasar, karena kantin berada di lantai itu. Shila pun berjalan menuju luar gedung, ia akan mencari adiknya dulu. Mereka beda gedung, karena gedung asrama cowok berada di samping kanan Academy.

Ketika ia melewati gedung utama, ia melihat sekelilingnya. Banyak orang dewasa di sini, mungkin karena di sini baru selesai mengadakan rapat.

Karena terlalu memperhatikan sekitar, Shila tidak melihat ke depan menyebabkan ia menabrak seseorang.

"Ehh, maaf saya tak memperhatikan langkah sa...." Shila meminta maaf, tetapi ketika melihat siapa yang di hadapannya langsung terpaku.

"Tidak apa-apa," ucap Starla, ya yang berada di hadapan Shila adalah ibu kandungnya bersama kakaknya.

Stevan menatap Starla dan Shila secara bergantian, perasaannya atau apa. Keduanya mempunyai kemiripan, apalagi mata mereka dan bentuk wajah mereka sama.

"Saya permisi, luna." Shila membungkukan sedikit badannya, lalu pergi ke arah gedung asrama cowok.

Starla menatap kepergian putrinya, ia baru ingat akan sesuatu. Ia mempunyai janji bersama suami untuk bertemu anak-anaknya.

"Kak aku mau ketemu temanku dulu, Elfira. Kakak bisa duluan. Nanti ke kerajaan aku berangkat sendiri," ucap Starla langsung menggunakan mantra teleportasi.

"Dia itu," ucap Stevan melihat tingkah adiknya, dia memutuskan untuk menggunakan sayap untuk mencari adiknya. Ia takut adiknya memanfaatkan situasi untuk bertemu dengan Larveen.

Di tempat dekat gerbang belakang, di sana sudah ada Starla dan Larveen.

"Star," ucap Larveen memeluk istrinya, keadaa membuat mereka tidak bertemu selama bertahun-tahun.

"Veen, sampai kapan kita akan menyembunyikan identitas anak-anak? Untuk bertemu mereka saja, kita harus sembunyi-sembunyi seperti ini," ucap Starla lirih, selama delapan tahun ini harus diam-diam menemui putra-putrinya.

"Kita pasti bisa lewati ini, aku juga belum memikirkan kapan kita memberitahukan tentang anak-anak kepada kerajaan. Tapi identitas mereka akan membuat krduanya terancam. Keturunan dari Angel dan Demon jika bersatu maka kekuatannya sangat dahsyat, dan akan diincar oleh para iblis. Kita harus ingat ramalan itu," ucap Larveen menenangkan istrinya. Jika identitas kedua anaknya terungkap, itu akan membangkitkan kemarahan ras iblis.

"STARLA!" teriak Stevan menemukan keberadaan adiknya yang sedang bersama musuhnya.

"Kakak," kaget Starla melihat kakaknya yang terbang di langit menuju ke arahnya.

"Sudah kukatakan, jangan pernah menemui adikku lagi!" ucap  Stevan menyerang Larveen dengan cahayanya.

Larveen segera membuat pelindung mengelilingi mereka, lalu ia mengepakan sayapnya. Kemudian terbang ke langit, "Sudah cukup saya menuruti permintaanmu dan orang tuaku, tidak ada yang bisa memisahkan kami!" ucap Larveen emosi, karena mereka ia tak bisa leluasa menemui keluarganya.

"Ras Angel dan Ras Demon tidak akan pernah bisa bersatu, saya gak akan membiarkan hal itu terjadi."

Mereka berdua saling mengeluarkan elemennya masing-masing dan menyerang, mengakibatkan efek serangan ke Academy.

Para murid academy keluar dan melihat itu, 2 raja dari kerjaan berbeda ras saling menyerang.

Starla dan Starlet yang melihat itu segera membuat pelindung mengelilingi Academy, pertarungan itu tak bisa dihentikan.

"HENTIKAN!" teriak Arsen dan Shila bersamaan, mereka terbang menuju tempat Daddy-nya.

Starla dan Starlet mengikuti keduanya menuju langit, Starla kaget tindakan dari kedua anaknya.

"Kalian! Kalau mau bertarung jangan di Academy! Kakak aku bukan anak kecil lagi, aku sudah punya kehidupan sendiri. Kakak egois, 8 tahun memisahkan kami. Kali ini kami akan menentang kakak," ucap Starla emosi membuat keadaan sekitar panas.

"KALIAN GAK AKAN BISA BERSATU!" ucap Luna Stella dan Lord Jack  bersamaan.  Luna Stella adalah Ibu dari Larveen dan Lord Jack Ayah dari Starla.

Arsen dan Shila menatap sendu melihat pertengkaran dua ras itu, mereka hanya bisa diam.

"Ayah, biarkan kami bersama. Ayah gak mau aku bahagia?" tanya Starla sendu, ia melihat ke arah kedua anaknya. Mereka juga pasti ingin keluarga lengkap.

"Jangan pernah lagi berhubungan dengan mereka! Ayah sudah memutuskan kamu akan menikah dengan Lord Exel, Raja terkuat dari ras vampire."

Perkataan dari Loed Jack membuat Larveen, Starla, Arsen dan Shila kaget.

"APA?" kaget Shila dan Arsen bersamaan. Ketika mereka ingin terbang ke orang tuanya, Starla memberi isyarat untuk tetap diam.

"Aku nggak akan membiarkan hal itu," ucap Larveen, lalu dengan cepat membawa Starla ke dalam dekapannya. Setelah itu membuka portal dan pergi dari sana.

LIRESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang