Seorang pria yang mungkin usianya tak jauh dari Arsen dan Shila, adalah Pangeran Sky. Pria itu datang dengan Lord Stevan, kakak dari ibu mereka. Sepasang ayah anak itu menghampiri mereka."Sky, kak Stevan," ucap Starlet kaget melihat kakak dan keponakannya di academy. "Kenapa kalian ada di sini?" lanjutnya. Ia harus waspada, jangan sampai identitas kedua keponakannya diketahui kakaknya.
"Aku mencari orang yang telah menolong adikku, dan ternyata itu adalah muridmu, Bi." Sky adalah putra pertama Stevan, yang berarti sepupu dari Shila dan Arsen.
"Mereka memang muridku, dia Arsen dan itu Shila. Seharusnya kalian senang Serzi baik-baik saja dan berterima kasih ke pada mereka karena telah menyelamatkan putramu. Bukannya mengintogerasi mereka," ucap Starlet, ia khawatir identitas keponakannya akan terungkap. Kakaknya sedang tidak ada, maka ia harus menjaga keponakannya.
"Jika mereka demon biasa, maka kami akan sangat berterima kasih. Tapi mereka patut dicurigai, sayap anak itu berwarna biru."
Yang dimaksud Stevan adalah Arsen, beruntungnya Stevan tak mencurigai kalau Shila menggunakan kekuatan petirnya. Tadi mereka juga sepertinya tidak melihatnkekuatan Shila.
"Saya memang punya sayap biru, Lord Stevan. Saya adalah putra dari Reyna, kepercayaan dari adik anda, luna Starla," ucap Arsen akhirnya buka suara. Ia terpaksa berbohong, lagipula Reyna hanya beda dua tahun lebih muda dari ibunya.
"Reyna?"
Nama itu sudah tidak pernah terdengar lagi semenjak tujuh belas tahun yang lalu, bersamaan dengan menghilangnya Larveen dan Starla waktu itu. Bahkan ketika mereka menemukan Starla dan Larveen, keduanya tidak ditemukan.
"Lalu kau? Seorang Angel, tanpa izin anda masuk ke wilayah kami?" Stevan beralih Shila, Starlet segera menghentikan intogerasi kakaknya itu. Siapapun Angel yang memasuki wilayah kekuasaan demon maka akan diberi hukuman.
"Sudahlah, kak. Dia telah menyelamatkan putra kakak, jika bukan karena dia kita bisa saja kehilang Serzi," ucap Starlet, jangan sampai Shila mendapatkan hukuman.
Sky memperhatikan Shila dan Arsen, tatapan tajamnya mengarah ke pergelangan tangan keduanya.
"Benda itu," ucap Sky menunjuk ke jam tangan yang dipakai oleh Shila dan Arsen. Sepertinya ia pernah melihat benapda seperti itu, tapi di mana?
Starlet ingin menghajar keponakannya itu, baru saja mereka terbebas dari masalah sayap, sekarang masalah benda.
"Saya harus membawa kalian ke istana," ucap Stevan, karena Papanya bisa menganalisa semua kekuatan, ras, bakat dan yang lainnya.
"Jangan memaksa kami," ucap Shila mengepakkan sayapnya. Ia mulai terbawa emosi, ia sangat tidak menyukai intoregasi apalagi bersangkutan dengan keluarganya.
"Shila," ucap Arsen menyadari saudarinya itu sedang menahan amarahnya. Jangan sampai Shila bertindak gegabah yang akan memperumit masalah mereka.
"Kakak cukup, sudah. Mereka hanya muridku, kakak jangan berlebihan," ucap Starlet menyadari aura yang dikeluarkan Shila sangat menyeramkan.
Like father like daughter. Itu bisa menjabarkan antara Shila dan starlet yang mempunyai banyak lesamaan.
"Ini adalah Academy, bukan kerajaan. Anda tidak berhak mengatur saya, karena anda hanya seorang tamu di sini. Bukan saya yang menjadi tamu anda," ucap Shila amarahmya meluap karena mereka terus-menerus mempertanyakan identitasnya. Itu adalah sesuatu hal yang sangat dibenci dirinya.
"Beraninya anda," ucap Sky mengepakan sayap merahnya. Sama seperti kebanyakan keluarga kerajaan lainnya.
Sifat Starla dan Stevan sama, mereka sangat mudah terpamcing emosi. Kini sifat tersebut menurun pada anak-anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIRESYA
FantasyCinta terlarang antara dua ras yang bertentangan membuat hubungan Starla dan Larveen kabur dari istana menuju bumi. Mereka memilih untuk menjadi manusia biasa, tetapi takdir memisahkan mereka. Keluarga mereka memasksa mereka berpisah, dan kembali k...