pulang

63 3 0
                                    

'selesai belajar jadi pulang'

Sudah selesai pembelajaran di sekolah, zia langsung menuju ke gerbang untuk menunggu sopir yang akan menjemputnya. Namun yang di tunggu tunggu gak ada,

"Dimana sih pak sopirnya, gue mulai pegel ini padahal duduk doang" ucap zia yang sudah bosan, bahkan makanan yang ada dalam bonekanya sudah hilang kedalam tubuh zia,

Saat melihat sekitar pak satpam kembali ke pos, tadi pratoli zia rasa zia lalu menuju ke pak satpam.

"Pak satpam kenal sama zia gak?" Tanya zia

"Kenal kan zia adeknya Niken sama kembaran zio, siapa juga yang gak kenal mereka" jawab pak satpam

"Boleh minta tolong gak pak" ucap zia
"Minta tolong apa" ujar pak satpam

"Minta tolong telponin pak sopir yang biasanya antar jemput zia, soalnya zia gak punya no hpnya dan gak bawa hp tadi" ujar zia sambil memainkan kaki menendang batu batu kecil.

"Belum dijemput ya bentar ya saya cari dulu" ujar pak satpam lalu masuk ke pos mencari nomor hp, setelah ketemu lalu menelpon, setelah itu memberitahukan kepada zia bahwa sebentar lagi.

Hari mulai malam awan mulai gelap
Zia Sampai dimeja makan, namun tatapan mereka tidak seperti waktu pertama kali yang acuh tak acuh, namun ini ada yang kasihan, ada yang menatapnya tajam, bahkan thalia juga ada di sana. Zia baru ingat bahwa thalia itu satu rumah dengannya dan thalia itu tidak satu darah dengan mereka namun sekitar 1 tahun yang lalu thalia tinggal di sini karena keluarganya kerja diluar negri dan thalia tidak mau ikut alhasil thalia di titipkan kepada keluarga zia karena mommy zia dan mommynya thalia sahabat.

Zia duduk dengan tenang lalu acara makan dimulai, tidak ada Daddy dan mommy karena masih kerja.
Mereka makan dengan tenang, zia melihat ada paha ayam goreng di mengambilnya namun saat itu juga

Aaakh panas
Tangan thalia kena sup panas  yang ada di meja mungkin karena tersenggol dan menimpa tangannya, bara langsung mengambil obat p3k di lemari dan zio langsung mendekat ke thalia lalu meniup tangan thalia dengan lembut, Niken melihat tangan zia yang dekat dengan sup pun mengambil keputusan bahwa Zia yang menyenggol sup tersebut.

"Zia cepet minta maaf kepada thalia sekarang" ujar Niken

"Tapikan zia gak ngapa ngapain cuma ngambil ayam ini kok" ujar zia sambil melambaikan tangan yang memegang paha ayam.

"Lo yang bikin tangan thalia sampai kenapa supnya tau gak? Ucap zio

"Udah bang..... Thalia gak papa kok..... Zia  mungkin tadi gak bermaksud nyenggol supnya" ucap thalia menenangkan kedua abangnya, lalu datang bara membawa obat p3k langsung mengobati tangan thalia dengan lembut.

"Kalau sakit bilang oke" ucap bara lembut kepada thalia

"Iya " ucap thalia

Zia yang melihat hal tersebut memutar matanya lalu menyantap kembali paha ayamnya, rasanya enak.

"Zia minta maaf kepada thalia" ucap zio dengan menatap zia tajam, zia yang ditatap pun langsung mengalihkan pandangan kepada thalia dan menaruh ayam ke piringnya

"Maaf tadi zia gak sengaja soalnya, tadi zia kesenangan liat ayammya " ucap zia sambil menunduk

"Iya gak papa kok lain kali hati hati, gak ada yang ngambil juga ayamnya kok" ujar thalia sambil tersenyum

Setelah mendapatkan balasan zia lalu mengambil ayamnya yang tadi dia taruh di piring melahap kembali, acara makan pun tetap berlanjut sampai semua habis yang ada di piring mereka masing-masing dan juga karena tangan thalia melepuh ia di suapin Niken dengan lembut.

Zia lalu mengambil lagi ayamnya lalu meninggalkan are meja makan dan makan ayam sambil menuju ke kamar, untung saja sebelum pergi dia membuang tulangannya terlebih dahulu jadi tidak perlu membuang sampah.

Zia lalu mencuci tangan, muka tidak lupa gosok gigi.

Tuk
Tuk

"Kuat juga ternyata" ucap zia sambil melihat giginya yang tadi dia ketuk, lalu berjalan ke arah kasur dan menyelimuti dirinya dengan selimut tak lupa boneka yang dia peluk.

mengambil buku yang ada di meja belajar yang kosong dan mengambil polpen lalu kembali kekasur. Posisi dia sekarang sedang bebalik badan seperti orang yang sedang akan dilihat namu. Selimut dan pakaian masih menutupi tubuhnya sampai kepala, bahkan jika orang melihat kepala yang bergerak.

Zia membuka buku lalu menulis identitas dirinya yang dia ketahui, dari nama lengkap, umur kelas dan data pribadi lainnya tak lupa nama orang yang dia kenal dan tempat tempat yang pernah zia kunjungi,dll.

Sampai zia menulis ingatan yang dia ingat saat dia membaca ulang semua, bara, Niken dan zio sudah ada di samping kasur Zia memperhatikan apa yang Zia lalukan, bahkan sampai fokus pun tidak sadar ada orang yang membuka pintu dan berada di sampingnya

"Nama zia, kelas XI.......... Punya Abang namanya bara, Niken dan zio....... Ingatan yang Zia inget penembakan gak tau kapan itu terjadi, terus zia juga inget beberapa memori waktu zia di sekolahan.........oh ya tanggal lahir zia kapan ya ?...........terus kalau keluarga ada kakek nenek?........masih hidup atau udah meninggal?.......zia pusing mikinya" ucap zia samping terlentang dan menutup mata, mereka hanya memperhatikan tinggah zia sampai

"Aakkh.... Kok sakit lagi sih " ucap zia sambil mengetuk kepalanya sendiri

Tuk
Tuk
Tuk
Tuk
Tuk
Tuk
Tuk

Bara yang sudah tidak tahan lagi melihat zia kesakitan langsung menarik tangan zia dan mengelus kepala zia dengan lembut

"Udah udah jangan diketuk sakit nanti, ada Abang disini oke" ucap bara

"Sakit, zia gak bully thalia, zia gak. Numpahin supnya, zia gak bikin masalah, zia cuma.....AAAKKHHH SAKIT" ucap zia yang kesakitan langsung meremas kepalanya.bara yang melihat pun langsung mengambil suntikan yang dia bawa lalu menyutikan ke zia dan akhirnya zia terlelap.

Mengambil buku dan bolpoin yang ada di kasur lalu membacanya dengan teliti.

"Bang bara dia beneran amnesia" tanya Niken

" Terus kamu pikir apa" tanya balik bara

"Kamu pikir dia hanya pura pura untuk mendapatkan perhatian kami" jawab Niken yang terus memperhatikan wajah zia terlelap.

"Yaudah kembali ke kamar kalian sebok kalian masih sekolah" ujar bara lalu pergi di ikuti  Niken dan zio saat mereka turun untuk mengecek keadaan rumah

Tok
tok tok

"SEBENTAR"teriak Niken lalu menuju pintu dan membukanya

"Hezen" ucap Niken
"Gue mau ngomong sesuatu yang penting buat Lo zio dan bang bara" ucap hezen
"Masuk" ucap Niken

"Apa zia dan thalia sudah tidur" tanya hezen

"Sudah" jawab zio dari arah dapur, yang mendengar pertanyaan hezen

"Ikut gue" perintah bara yang mendengar pembicaraan hezen dari tadi

Mereka Sampai di ruang tempat berkumpulnya rapat, tempat itu khusus untuk mereka yang benar benar penting seperti rapat tentang bisnis, atau pun mafia

"Jadi aku mau ngomong soal thalia dan zia tadi waktu di sekolah hari ini"

"Jangan terbelit Belit langsung aja" ujar bara dingin sambil duduk di kursi

Transmigrasi alana  BlacWhere stories live. Discover now