PART XV

16.7K 505 0
                                    

Alana tetap diam dan menatap grey yang memang tampak tidak peduli sama sekali walaupun istrinya pergi bersama laki-laki lain.

"Kenalin gue vania pacarnya grey"
"Andrew temannya alana" vania melirik ke arah alana yang hanya diam tanpa mengatakan sesuatu sedangkan greta sedang sibuk dengan  makananya tanpa memperdulikan mereka ber empat.

"Ooh temen apa demen"
"Temen" ucap alana menegaskan walaupun grey tidak peduli sebagai seseorang yang sudah memiliki suami alana tidak mau salah paham karena teman laki-laki di samping alana.

"Lu ganggu mending pergi gue mau makan" greta yang sejak tadi sedang berusaha untuk tidak peduli dengan keributan akhirnya bersuara.

"Ini juga mau pergi, byee calon adik ipar" ucap vania yang menarik tangan grey pergi dari sana. Alana hanya menatap punggung grey yang berjalan menjauh darinya.

✨✨✨

Setelah pertemuan itu alana sudah kembali ke rumah sejak satu jam yang lalu. Sebenarnya greta sudah ingin mengadukan kelakuan kembarannya ke orang tua mereka namun alana menahannya karena alana tidak mau keributan terjadi lagi di rumah ini.

"Lan hati lu terbuat dari apa sih bisa-bisa nya lu biasa aja ngeliat suami lu jalan sama cewek lain" alana hanya tersenyum untuk menyembunyikan rasa sakit yang sedang berusaha dia tahan.

"Sebelum gue hadir di hidup mas lu, dia udah sama vania ta gue sadar dia gak mungkin cinta sama gue dan gue ngerasa bersalah karena hadirnya gue dan anak ini malah ngebuat hubungan mereka lebih rumit" greta tidak habis fikir bagaimana bisa alana memiliki hati yang selembut ini. Mungkin kalau greta di posisi alana greta akan bilang ke semua orang bahwa grey miliknya.

Seseorang laki-laki yang hendak masuk ke dalam kamar menghentikan langkahnya. Laki-laki itu mendengar semua percakapan kedua wanita di dalam kamarnya. Dengan hati-hati laki itu masuk ke dalam kamar

"Baru pulang?" Tanya alana ke arah grey yang sudah berdiri di depan pintu kamar mereka dengan senyuman manis di wajah alana.

"Mau aku buat in teh atau susu?" Grey keheranan dengan sikap alana yang mendadak romantis di depan greta.

"Kamu mandi aja dulu aku ke bawah buatin kamu susu" ucap alana yang sudah keluar dari kamar meninggalkan saudara kembar itu. Grey mendekat ke arah greta yang sedang duduk di atas kasur.

"Kamu marah sama mas?"
"Pengennya marah tapi alana bilang gak usah marah-marah gak baik katanya apalagi sama saudar kembar" ucap greta yang masih menatap ke arah layar laptop di depannya. Grey heran alana memiliki pengaruh yang sangat besar ke keluarganya bahkan gretta yang keras kepala bisa nurut perkataan alana.

"Enak ya jadi lo, udah nyakitin tapi orang yang lo sakitin masih mau jadi istri yang baik buat lo, gue pamit males juga lama-lama disini hawa cowok brengsek nya kerasa banget" ucap greta yang sudah mengambil macbook nya lalu pergi meninggalkan grey keluar kamar.

"Mau kemana tugasnya kan belum selesai?" Tanya alana keheranan melihat greta yang sudah membawa macbook dan beberapa buku keluar dari kamar grey.

"Kerjain di kamar gue aja nanti kalo lo udah selesai jadi babu nya grey lu masuk aja ke kamar gue" ucap greta yang langsung masuk ke dalam kamar yang ada di depan kamar grey.

Alana meletakan nampan di nakas samping tempat tidur mereka. Grey diam dengan tatapan marah dan kesala ke arah alana

"Lo sengaja yaa bikin adik gue makin gak suka sama gue!" Ucap grey mengintimidasi alana, sedangkan alana mengernyitkan dahinya bingung.

"Maksudnya?"
"Ya lo bersikap seolah-olah menjadi istri yang baik biar semua orang ngerasa gue cowok paling brengsek di dunia ini" alana menyungingkan senyumannya lalu berjalan ke arah lemari mengambil baju untuk grey.

"Kalo lo lupa, lo yang minta buat kita.." alana menunujuk ke grey dan dirinya dengan sedikit menyunggingkan senyumannya.

"Pura-pura jadi pasangan suami dan istri yang yang real kalo di rumah dan di depan keluarga lo yang gue lakuin adalah menjadi istri yang baik, mungkin kalo di luar lo bisa main sama pacar lo itu tapi kalo di rumah lo suami gue..." baru kali ini grey melihat sisi yang berbeda dari alana. Selama ini alana selalu memperlihatkan rasa tidak enakan dan mengalah tapi kali ini berbeda alana menunjukan bahwa di bukan wanita yang lemah.

"Bukan cuma lo yang punya aturan gue juga berhak punya aturan, jadi kalo lo di rumah lo gak boleh nelfon vania di depan gue atau siapapun itu"

"Lo gak berhak ngatur gue"
"Kalo gitu lo juga gak berhak ngatur gue! Kalo lo mau orang ngikutin mau lo, lo juga harus ngikutin kemauan orang ngerti!" Ucap alana penuh dengan penekanan, alana mungkin terima dia di ceraikan atau apapun itu tapi alana tidak mau harga dirinya di injak-injak lebih dari itu lagi.

"Oke fine ini cuma berlaku kalo kita di rumah" grey akhirnya menyerah karena jika alana tidak mengikuti aturannya maka akan makin hancur keluarga grey atau mungkin masa depan grey.

"Aku udah siapij air hangat, handuk dan baju ganti. kamu mandi setelah itu minum susu dan turun untuk makan" greu heran perubahan sikap cewek sangat mudah berubah baru satu menit yang lalu alana menggunakan kata lo gue bahkan kesal dengan grey kini grey melihat alana yang lembut dan manis seperti tidak terjadi apapun sebelumnya.

"Cewek aneh" ucap grey setelah tidak melihat gadis itu lagi di kamarnya. Grey masuk ke dalam kamar mandi dan ternyta benar alana sudha menyiapkan air hangat di bathup bahkan handuk bersih yang sudah tersusun rapi.

Di saat grey sedang mandi alana sudah berkutat di dapur untuk menyiapkan semua anggota keluarga di rumah ini. Azyla yang baru saja pulang dari kantor kaget saat melihat semua makanan sudah terhidang di meja makan.

"Bun baru pulang?" Tanya alana menghampiri alana dan mencium punggung tangan azyla yang baru saja memasuki rumah.

"Iyaa, tumben mbok atun udah masak"
"Bukan mbok yang masak bu, tapi non alana" Ucap sang pemilik nama yang baru kelur dari dapur dengan dua makanan di tangannya.

"Kok kamu yang masak sih nanti kamu kecapean"
"Gak papa bun lagian alana udah bosen rebahan jadi alana masak deeh"
"Makasih ya sayang" zyzy benar-benar menyayangi alana seperti anaknya sendiri. Alana benar-benar beruntung ada di keluarga ini walaupun suaminya tidak menginginkan bahkan menganggap kehadirannya.

MBA (Married By Accident) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang