PART VII

19.4K 645 3
                                    

Grey kembali ke kelasnya setelah mengantar rania ke kelasnya. Grey menghampiri dimas, rangga dan dio yang sedang duduk melingkar.

"Eeh bapak ketua habis darimana aja niih"

"Lu pakek nanya lagi yo yo ya jelas habis ngebucin lah yakan?" Grey tidak menanggapi godaan rangga dan dio yang memang hobinya menggoda grey.

"Gimana event udah di acc?"

"Baru ngajuin viona akhir-akhir ini kerjaannya kurang" ucap grey lesu karena event yang harusnya jadi di bulan ini masih belum di acc.

"Galau kali" ucap dio yang sudah menyikut rangga untuk ikut menggoda grey.

"Iya pasti galau kan sang pujaan hati sudah menemukan tambatan hati" ucap rangga menatap ke arah grey dengan tatapan jail

"Apansih"

"Kata mereka bener" ucap dimas mengiyakan ucapan kedua sahabatnya yang lain.

"Lu aja yang gak nyadar kalo viona tuh cinta mati sama lu, gue heran sama lu grey masa viona yang se jelas itu lu gak bisa liat" ucap rangga namun grey malas menanggapi.

"Males gue nanggepin hal-hal yang gak penting" ucap grey yang mengalihkan pembicaraannya ke hal lain. Saat sedang asik mengobrol grey melihat gretta dengan wajah cemas dan pucat pasi berlari ke arah grey.

"Kenapa dek?" Grey menenangkan adiknya dan meminta adiknya untuk duduk sebentar.

"Kenapa ta?" Dimas khawatir melihat wajah gretta dan nafasnya yang tidak beraturan.

"Mas! Itu...." Nafasnya masih belum normal membuat gretta susah berbicara namun air matanya sudah mengalir sejak tadi.

"Tarik nafas dulu ta, baru ngomong" ucap dimas menenangkan gretta sedangkan rangga hanya diam membiarkan dua laki-laki itu yang bertanya.

Gretta menarik nafasnya pelan lalu di keluarkan lewat mulut itu yang di lakukan berkali-kali sampai dia tenang.

"Mas alana mas" mendengar nama alana grey sedikit malas untuk menanggapinya namun melihat adiknya se-khawatir ini grey berusaha menghilangkan perasaan itu.

"Kenapa alana?"

"Perutnya sakit, sekarang masuk ugd" grey kaget bahkan yang tadinya grey tidak peduli sekarang ada ke khawatiran untuk gadis itu.

"Kamu jangan nangis mas kesana sekarang"

"Mas aku ta-takut"

"Ta..." Grey menggenggam tangan gretta untuk menenangkannnya, namun setelahnya grey dan alana berlari keluar kelas untuk melihat keadaan alana.

Sedangkan dimas, rangga dan dio hanya mengikuti mereka dari belakang walaupun sebenarnya bingung kenapa grey dan gretta meng khawatirkan gadis yang tidak mereka kenal.

Grey, gretta dan ke 3 sahabat greyt sampai di salah satu rumah sakit milik keluarga grey. Grey berjalan ke arah ugd dan sudah melihat beberapa dokter yang keluar dari ruangan setelah melakukan pemeriksaan

"Suaminya yang mana?" Tanya dokter melihat ke arah 4 laki-laki yang sudah ada di depannya.

"Saya dok" ucap grey membuat ketiga sahabatnya kaget bahkan melotot tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Begini pak, kondisi ibu alana sudah membaik namun memang karena makanan yang di konsumsi oleh ibu alana yang membuat keram dan sakit di perutnya, saran saya tolong perhatikan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya jangan terlalu makan pedas karena...." Dokter menjeda kalimatnya membuat grey semakin takut.

"Kandungannya sangat lemah, jadi tolong perhatikan makanan yang di konsumsi dan jangan terlalu memikirkan hal yang berat karena itu akan membahayakan dia dan bayinya"

"Apa setelah ini alana boleh pulang dok?"

"Untuk tiga hari ke depan ibu alana akan rawat inap disini kita akan memantau ibu alana selama tiga hari ke belakang nanti" grey menganggukkan kepalanya tanda mengerti apa yang di jelaskan oleh dokter.

"Kalau begitu saya ke ruangan saya, nanti ibu alana akan di pindahkan ke kamar rawat inap setelah bapak mengurus administrasinya"

"Baik dok terimakasih" ucap grey sebelum dokter kembali ke ruangannya.

Dimas, rangga dan dio menatap greyy seolah meminta penjelasan dengan apa yang mereka lihat hari ini. Grey yang mengerti hanya menghela nafasnya.

"Ntar gue jelasin, gue ke bayar administrasi dulu lo jagain adek gue" rangga yang akan membuka mulutnya langsung di tutup oleh dimas.

"Udaah nanti pasti di jelasin lu gak liat grey lagi banyak pikiran sst" ucap dimas yang akhirnya membuat rangga diam.

Dimas menghampiri gretta yang duduk memandangi wajah alana yang sedang tertidur lelap.

"Ta..." Greta mengangkat kepalanya melihat ke arah laki-laki sahabat kakaknya yang sedang mengelus pundaknya.

"Alana udah gak papa kan lu gak usah murung gini"

"Gue cuma nyesel coba aja gue tadi ngelarang dia buat makan makanan pedas pasti alana gak disini, ponakan gue pasti baik-baik aja"

"Ta ini bukan salah lo, stop nyalahin diri sendiri ini bukan salah siapa-siapa yang terpenting sekarang alana baik-baik aja" gretta mengangguk walaupun raut wajahnya masih sedih karena ada penyesalan.

Setelah mengurus administrasi grey berjalan ke arah gretta dan dimas yang sedang memandangi wajah istrinya. Grey menghentikan langkahnya menatap adiknya yang mengelus perut rata milik alana

"Dek maafin aunty yaa belum bisa jagain kamu sama mama kamu, maafin aunty tadi gak ngelarang mama buat makan pedas, kamu jangan nakal ya disana kasian mama udah banyak ngelewatin banyak hal dan aunty yakin kamu sekuat mama kamu" ucapnya membuat grey sedikit tersentuh melihat adegan itu namun hanya sebentar melihat pemandangan haru di depannya dimas sudah menarik tangan grey keluar dari ruangan itu.

Dimas, rangga dan dio menatap ke arah grey. Grey menghela nafasnya grey sudah tau kenapa dia di bawa ke taman rumah sakit oleh mereke bertiga.

"Iya gue jelasin"

"Sejelas-jelasnya tanpa ada kebohongan karena kalopun lu berbohong itu gak mempan lagi" ucap dimas penuh penekanan agar sahabatnya jujur.

"Gue udah nikah sama gadis itu" rangga dan dio menganga tak percaya atau bahkan sangat terkejut dengan informasi ini berbeda dengan dimas wajahnya masih saja datar.

"Anak itu anak lo?"

"What hamidun?" Ucap dio saking syoknya mendengar pertanyaan dimas.

"Diem yo" ucap rangga karena rangga ingin mendengar jawaban dari sahabatnya sendiri.

"Iya atau gak?!"

"Gue gak tau"

"Maksud lo gak tau?"

"Ya waktu event di kampus kita pernah tidur tapi siapa tau dia udah pernah tidur sama cowok .." belum sempat grey melanjutkan kalimatnya seseorang wanita paruh baya datang dan menampar pipi grey dengan keras.

"Jaga mulut kamu grey, bunda gak tau apa yang membuat kamu kayak gini tapi ini udah keterlaluan!!" Ravindra menahan istrinya agar tidak melakukan hal lebih di rumah sakit.

"Udah bun, udah bun kita ke kamar alana aja. Buat kamu grey kamu bukan cuma nyakitin hati istri kamu, ibu dari anak kamu tapi juga udah nyakitin istri ayah ibu kamu sendiri" ucapan tajam dari ravindra membuat grey semakin tidak berkutik.

MBA (Married By Accident) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang