PART XXII

17.3K 525 0
                                    

Alana menatap lekat ke arah suaminya yang diam sejak pulang dari kampus. Alana tau apa yang di fikirkan grey saat ini terlalu banyak masalah yang mereka hadapi setelah alana masuk ke dalam kehidupan mereka.

"Kenapa?" Tanya grey saat melihat istrinya yang menunduk sejak tadi dengan wajah yang murung. Alana menggeleng kepalanya namun grey tau pasti ada sesuatu dengan alana.

Grey meminggirkan mobilnya lalu menatap ke arah alana yang masih saja menunduk, grey menarik dagu alana agar mau menatapnya dan benar saja dugaan grey sejak tadi kalau alana sedang menangis.

"Kenapa nangis?" Alana hanya diam tapi air matanya tetap keluar, lalu grey membawa alana ke dalam pelukannya walaupun grey tidak tau pasti kenapa alana menangis.

Setelah 15 menit alana menangis dan grey membiarkan alana mengeluarkan emosinya sampai alana benar-benar tenang.

"Udah?" Alana mengangguk sambil menghapus sisa air mata yang membasahi pipinya.

"Kenapa nangis?" Tanya grey sekali lagi, grey khawatir dengan istrinya apalagi kandungan alana sangat lemah jadi grey berusaha sebisa mungkin untuk membuat perasaan dan pikiran alana tenang.

"M-maafin gue karena gue lo jadi di berhentikan jadi presma, maaf karena gue lo jadi putus sama vania, maaf kare———" grey menempelkan bibirnya dengan bibir alana untuk menghentikan alana terus membicarakan hal yang tidak perlu.

Alana yang mendapat ciuman secafa mendadak terkejut badannya kaku, jantungnya berdetak sangat kencang.

"Ini bukan cuma salah lo, ini salah gue juga jadi gue rasa lo gak perlu merasa bersalah lan ini adalah resiko yang harus kita tanggung berdua atas apa yang udah kita lakuin" alana diam namun matanya masih menatap lekat mata coklat milik suaminya.

"Sekarang kita pulang gak udah di fikirin oke kasian anak kita kalo ibu nya aja murung gini" alana berusaha menetralkan detak jantungnya setelah mendapat serangan bertubi-tubi oleh grey.

Sesampainya di rumah grey menyiapkan mentalnya untuk membicarakan hal ini dengan orang tuanya. Grey berjalan perlahan dengan mengenggam tangan alana untuk menghilangkan rasa gugupnya.

"Bun...." Lirih keduanya semua orang yang menunggu kehadiran mereka langsung menghampiri mereka berdua. Zyzy menarik tangan alana lalu memeluknya erat karena setelah mendengar cerita dari greta zyzy khawatir dengan keadaan alana.

"Kamu gak papa kan?" Alana menggeleng kepalanya membut semua orang bersyukur karena alana dan kandungannya tidak apa-apa.

"Kamu gimana mas? You oke?" Grey menghela nafasnya lalu memeluk zyzy dengan erat walaupun grey sudah berumah tangga namun saat seperti ini grey memang sangat membutuhkan pelukan zyzy.

Ravindra hanya menepuk-nepuk punggung anak sulungnya. Ravindra sudah mendengar semua dan ravindra tau pasti bahwa saat ini grey kecewa dengan dirinya sendiri.

"Gak papa mas, lagian kan masa jabatan kamu juga bentar lagi habis lagian selama kamu menjabat sudah banyak hal yang kamu perbuat buat kampus kan, bunda yakin tuhan lagi nyiapin hal yang lebib baik buat kamu sama alana" zyzy memberikan semangat untuk putra sulungnya walaupun beberapa bulan belakangan keluarga mereka memang sedang renggang namun melihat anak sulungnya bersedih seperti ini zyzy benar-benar tidak tega.

"Udah sekarang kalian mandi terus makan bik inem udah buatin makanan kesukaan kalian" ucap zyzy dengan senyuman yang tidak pernah lepas dari wajahnya.

"Maafin grey bun, yah"

"It's okey, buktiin sama ayah dan bunda kalo kamu bisa bertanggung jawab sama istri, anak dan keluargamu kelak ayah udah bangga kok" ravindra menepuk pundak anaknya, ravindra tau pasti tidak mudah melewati ini di masa umur mereka yang baru akan beranjak dewasa.

"Ajak istri kamu bersih-bersih dulu kasian kayaknya alana kedinginan" grey menganggukan kepalanya lalu kembali mengenggam tangan alana berjalan menuju lift.

"Lo mau mandi duluan?" Tanya alana ke arah grey yang sedang melepas sepatunya

"Lo duluan aja" alana menuruti grey lalu masuk ke dalam kamar mandi. Di sisi lain grey yang sudah meletakan kembali sepatunya merebahkan badannya yang pegal-pegal.

Tok
Tok

"Lan ini greta"

"Masuk aja" ucap grey, gretta membuka pintu kamar dengan sangat hati-hati. Sedangkan grey sudah membenarkan posisinya menjadi duduk di pinggir kasur.

"Mas greta mau ngomong"

"Sini duduk" grey menepuk-nepuk kasur tepat di samping grey saat ini sedang duduk. Gretta menuruti perintah grey duduk di sampingnya.

"Hmm gretta mau minta maaf karena selama beberapa bulan belakangan gretta udah nyuekin mas" grey tersenyum lalu membawa tubuh adiknya ke dalam pelukan gretta pun membalasa pelukan kembarannya.

"Udah mas maafin mas juga minta maaf ya karena belum jadi contoh yang baik buat kamu dan gab"

"Mas... temen-temen di BEM sepakat kalau mas masih akan tetap jadi presma sampai masa jabatan mas selesai" grey yang mendengar berita ini terkejut setelah di sidang tadi di kampus bahkan grey tidak menggunakan kekuasan ayahnya untuk tetap mempertahankan jabatannya, tapi malah teman-temannya yang mempertahakannya.

"Tadi kita sempet meeting masalah ini tanpa mas pastinya dan kita setuju mas tetap jadi presma bukan karena ayah adalah kepala yayasan di kampus tapi karena kinerja mas selama menjabat" grey tersenyum bahagia saat grey sudah mulai menerima semuanya tuhan benar-benar memperlihatkan kebaikannya dengan cara yang tidak terduga.

"Makasih ya"

"Bilang makasihnya ke mereka juga"

"Iyaa besok kita meeting" ucap grey lalu di balas dengan senyuman oleh gretta. Alana yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat kedua saudara kembar itu sedang berbincang membuat alana bahagia.

"Eeh lan, tadi gue ngomong sama mas" ucap gretta saat menyadari alana yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Iya gak papa kok"

"Kalo gitu gue keluar ya" pamit greta ke pasangan suami istri itu dan diangguki oleh mereka berdua. Keadaan mereka kembali canggung sama seperti biasanya.

"Udah gue siapin handuknya" grey hanya mengangguk lalu masuk ke dalam kamar mandi. Selama grey mandi alana menyempatkan dirinya untuk menggunakan skincare rutin, saat alana sedang mengeringkan rambutnya alana terkejut melihat grey yang keluar dari kamar mandi dengan keadaan telanjang dada dan handuk yang di lilit di pinggannya.

"Kenapa?" Tanya grey saat melihat ekspersi alana yang nampak terkejut, bahkan pipinya yang sudah memerah karena salting.

"Gak" jawab alana singkat dengan berusaha mungkin untuk tidak melihat grey, grey yang sadar dengan tingkah alana malah berjalan mendekat ke arah alana lalu memeluk alana dari belakng membuat alana kaku.

Cup

Alana semakin gugup saat bibir grey mendarat di dahinya untuk waktu yang cukup lama. Belum selesai dengen ke terkejutannya barusan alana semakin membeku saat bibir grey turun menempelkan bibirny namun sedetik kemudian grey mengigit bibir bawah alana agar memudahkan aksesnya menjelajahi bibir alana.

MBA (Married By Accident) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang