Mereka hanya saling memandang hingga teriakan kembar, grey menatap ke arah anak-anaknya lalu berlari ke arah kedua anaknya yang sudah menangis.
"Kenapa sayang kenapa?"
"Yah agam jatuh" grey melirik ke arah lutut anaknya yang sedikit memerah karena terjatuh. Alana yang khawatir ikut menghampiri kedua anaknya dengan panik apalagi melihat luka di lutut anaknya.
"Kamu gak papa kan bang kok bisa sih? Kalian lari-larinya kencang ya" kembar hanya menundukan kepalanya karena takut mendengar omelan dari alana.
"Lan udahlah jangan di marahin, kalo anak laki-laki emang harus jatuh sekali-sekali biar bisa bangkit lagi. Iyakan anak ayah kan jagoan" ucap grey menguatkan lalu membawa kedua anak kembarnya ke dalam gendongannya lalu membawa mereka ke tempat yang teduh.
"Agam ayah obatin"
"Ndak mau ayah peliih"
"Agam nanti infeksi gak boleh nolak gitu" grey menghela nafasnya seperti ibu-ibu pada umumnya yang khawatir berlebihan dan pada akhirnya marah-marah karena anakny yang susah di obati.
"Lan kamu mending diam biar aku yang bujuk agam" alana menghela nafasnya dan membiarkan grey yang membujuk anaknya sedangkan alana menyibukan dirinya dengan menyiapkan makanan.
"Anak cowok harus kuat, kalo jatuh bangkit lagi. Agam mau kan jadi anak kuat lindungin bunda"
"Mauu ayah"
"Gama juga mau" grey tersenyum melihat kedua anak kembarnya yang tumbuh begitu sehat dan pintar.
"Kalo mau kuat agam harus sehat, kalo kaki agam sakit siapa yang jagain bunda?" Agam menghela nafasnya menatap kakinya yang tergores sedikit dan sedikit memar.
"Agam mau cehat"
"Jadi mau kan di obatin?" agam menganggukan kepalanya dan grey langsung memberikan obat merah pada luka anaknya, sedangkan alana hanya tersenyum melihat kedekatan ayah dan anak tersebut.
"Udaah" grey tersenyum puas setelah membalut luka anaknya dengan perban dan bersamaan dengan alana yang membawa cemilan untuk grey dan kedua anaknya.
"Maafin bunda ya tadi bunda marah-marah sama agam" ucap alana tulus, alana benar-benar menyesal karena memarahi anaknya padahal anaknya masih sakit.
"Ndak papa bunda"
"Kalo bunda di maafin peluka bunda dong" agam berlari lalu menabrak tubuh alana gama yang melihat itu sedikit merasa cemburu.
"Aaa gama uga mau"
"Sini-sini abang peluk bunda juga" gama ikut berlari dan memeluk sang bunda. Grey yang melihat itu juga ikut berlari dan ingin memeluk mereka namun alana memberikan tatapan tajam ke arah grey membuat grey menghentikan langkahnya dan memanyunkan bibirnya.
Grey tidak benar-benar kesal dia hanya menggoda alana, karena sebenarnya grey sekarang benar-benar bahagia melihat situasi seperti ini. Semua orang menatap ke arah mereka mungkin semua orang merasa iri melihat keluarga yang nampak harmonis itu.
Setelah selesai dengan adegan pelukan mereka melanjutkannya dengan makan karena kedua anaknya sudah lapar. Alana yang sibuk menyuapi kedua anak kembarnya dan tidak sempat menyentuh makanannya, grey yang melihat alana kesusahan ber inisiatif untuk menyuapi alana.
"Aaa" alana tidak mau membuka mulutnya karena merasa malu dan bingung karena sikap grey yang tiba-tiba ingin menyuapi nya.
"Makan lan pegel nin tangan aku"
"Nanti aku sendiri aja"
"Keburu dingin lan, kamu masih ngurus kembar kan udah sih tinggal makan aja" alana menghela nafasnya namun tetap mau menerima suapan dari grey, grey pun ikut makan dengan alana nampak seperti keluarga bahagia bukan bahkan jika orang melihat mereka tidak menyangka bahwa alana dan grey sudah bercerai.
Setelah kembar selesai makan akhirnya mereke tertidur, setelah keriwehan yang tadi akhirnya mereka punya waktu istirahat menikmati cuaca dan pemandangan yang ada.
"Makasih ya lan" alana mengernyitkan dahinya bingung ke arah grey yang tiba-tiba mengatakan makasih.
"Makasih karena udah ngelahirin anak pinter kayak mereka, makasih udah ngebiarin mereka hidup saat aku gak menginginkan mereka. Mungkin kalo waktu itu kamu nurutin kata-kata aku penyesalan ku akan lebih daripada hari ini"
"Mas kamu juga ayah yang baik terlepas dari semua itu kamu udah nunjukin kalo kamu ayah yang baik"
"Tapi aku bukan suami yang baik buat kamu lan" alana menghela nafasnya alana hanya ingin melupakan semua sakit hati yang di buat grey tapi grey masih saja membahasnya.
"Mas udah yaa... aku udah maafin kamu dan biarin kita kayak gini dulu. Pastiin dulu perasaan kamu bukan karena vania udah bahagia atau rasa kesepian kamu aja...."
"Dan aku akan fokus sama karrier, anak-anak dan instropeksi diri, kalo memang kita di takdirkan bersama pasti ada jalannya" grey melihat mata alana yang seperti ingin menangis namun sekuat tenaga alana menahannya.
"Perasaan kamu udah hilang lan?"
"Perasaan aku masih sama mas, masih seperti dulu tapi.... Aku ingin kita mencari jawaban dari semua yang sudah terjadi. Aku sayang kamu mas tapi gak mudah buat aku kembali lagi sama kamu banyak hal yang harus aku pertimbangkan...."
"Di hubungan sebelumnya mungkin bukan cuma kamu yang salah tapi ada aku juga. Kita menikah di usia yang sangat muda kita kehilangan masa muda kita, punya anak dan lain-lain aku rasa kita masih sama egois" grey mengangguk paham, grey memang terlalu gegabah mengatakan semua ini setelah perceraian mereka karena ke egoisannya.
"Udah sore pulang yuk kasian anak-anak" alana mengangguk dan mulai membereskan semua barangnya sedangkan grey membawa anak-anaknya ke dalam gendongannya. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam grey enggan memulai pembicaraan setelah pembicaraan sebelumnya.
"Maafin aku ya mas"
"Aku yang minta maaf karena lagi-lagi aku egois aku selalu mau apa yang aku mau langsung jadi milik aku tanpa aku mikirin perasaan kamu" alana tersenyum mengenal grey tiga tahun alana sangat mengenal grey bagaimana grey bukanlah orang yang suka memaksa walaupun ambisinya harus tercapai alana tau grey tidak akan pernah memaksanya.
"Kamu kapan ke indo mas?"
"Entah sepertinya aku ingin usaha sedikit lagi, tapi tenang aja kamu gak usah merasa terbebani karena aku akan usaha semampu ku kalo memang kamu gak nyaman aku akan mundur" inilah grey dengan ambisinya walaupun tidak memaksa grey akan melakukan berbagai cara untuk menaklukan alana kembali jika dulu dia tidak effort untuk membuat alana jatuh cinta kali ini perjuangannya akan lebih berat karena grey harus effort lebih untuk mendapatkan alana.
Grey meletakan kedua anaknya di carsheet dengan sangat hati-hati lalu membantu alana membawa barangnya masuk ke dalam bagasi. Di sisi lain saat alana membuka pintu bagasi alana kaget melihat bouqet mawar di dalam bagasi
"Buat kamu masih suka mawar kan?" Ucap grey dari arah samping dengan wajah yang cool dan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBA (Married By Accident) SELESAI
Novela JuvenilPermana Grey Ravindra anak konglomerat yang begitu mencintai keluarganya terutama adik perempuan dan ibu nya Azyla. Tidak Pernah terbesit dalam benaknya menikah di umurnya yang ke 20 tahun hanya karena kesalahan satu malam yang dia perbuat dengan sa...