Selama perjalanan mereka berdua diam tidak ada pembicaraan grey yang tidak menjelaskan apapun ke alana dan alana yang enggan menanyakan itu ke grey. Bis terparkir di tempat mereka camp grey turun lebih dulu untuk menyiapkan semuany.
Alana turun setelah grey turun alana hendak mengambil tas nya namun ada seseorang yang lebih dulu membawa tasnya.
"Makasih dio"
"Sama-sama bumil cantik seneng gue bantu orang cantik kayak lo" ucap dio membuat alana tersenyum ke arah dio dan rangga.
"Gue bilangin grey lu"
"Bilangij aja sono sekalian tuh bilangin ke grey kalo dia emang gak sayang sama alana gue siap kok nampung alana yakan lan?" Ucap dio dengan mengedipkan satu matanya namun langsung dapat toyoran dari seseorang
"Gue minta lo buat bawain barang istri gue bukan buat gombalin istri gue"
"Yaudah sih menyelam sambil minum air daripada lo anggurin kan istri lo yang cantik ini mending sama gue, gue siap nerima anak lo jadi anak sambung gue"
"Ogah, yok lan jangan dengerin dia" grey menarik tangan alana, alana hanya diam mengikuti kemanapun grey membawanya.
"Makan dulu lo belum makan tadi" grey memberikan roti yang di belinya tadi sebelum masuk ke dalam bis. Alana mengambil roti di tangan grey lalu memakannya
"Nih" alana memberikan setengah rotinya untuk grey namun grey hanya menggeleng kepalanya.
"Buat lo aja"
"Lo juga belum makan, isi tenaga nanti lo sakit masa presma nya sakit gak lucu dong" grey tersenyum lalu menerima suapan roti dari alana. Grey tersenyum melihat alana yang mulai tersenyum
"Ngeliat lo senyum aja bisa bikin gue seneng lan, jangan lupa senyum ya lan walaupun dunia lagi kejam ke lo" ucap grey begitu saja, alana menghentikan makannya dan menatap grey lekat. Alis tebal, hidung mancung, mata coklat wajah paling sempurna yang pernah alana lihat.
"Greyy" teriak vania dari arah seberang alana yang sadar pun memalingkan wajahnya dan melanjutkan makan roti yang masih di tangannya.
"Gue ke vania dulu nanti kalo ada apa-apa kabarin ya... makan yang banyak ya anak ayah biar sehat jagain ibu juga" ucap grey mengelus-elus perut buncit alana walaupun alana nampaknya tidak peduli setelah grey menjauh dari hadapannya tangis alana pecah. Seseorang yang melihat alana dari kejauh menghampiri alana
"Nih" alana terkejut saat seseorang memberikan tisue di hadapannya, saat mendongakan kepalanya alana terkejut saat melihat bryan di depannya.
"Lap air mata lo makin jelek lo"
"Thanks" bryan duduk di samping alana membiarkan alana menumpahkan semua air matanya
"Lagian lo mau di hamilin cowok yang udah punya pacar gini kan jadinya"
"Kalo lo gak bisa ngomong baik seenggaknya jangan jadiin penderitaan orang bahan buly gak lucu" ucap alana lalu meninggalkan bryan dengan kekesalan. Sedangkan bryan merasa bersalah melihat alana malah semakin menangis
"Bodoh bryan kan nangis anaknya" bryan menatap alana dari kejauhan bryan menghela nafasnya berat ada rasa sesal yang mendalam melihat alana seperti sekarang.
"Harusnya lo gak sama dia lan, kalo aja gue lebih berani mungkin lo gak akan nangis kayak sekarang" gumam bryan lalu meninggalkan tempat itu dan bergabung dengan teman-teman yang lain.
Alana menghampiri dio dan rangga yang sedang mendirikan tenda untuk alana.
"Hay lan makin cantik aja"
"Bisa aja yo"
"Eh anak tuyul ketahuan lakinya aja lu nanti habis"
"Kalo lo gak kasih tau gak mungkin lakinya tau bangsat" ucap dio alana hanya menggeleng kepalanya pelan. Alana menatap kearah gretta dan dimas yang sedang mendirikan tenda bersama seperti tidak biasa.
"Lan ku tunggu janda mu"
"Mulut yo mulutu astagaa"
"Apasih lu ganggu aja" alana tersenyum saja melihat kedua sahabat suaminya yang selalu berantem dimanapun dan kapanpun.
"Hay lan" sapa viona yang tiba-tiba saja datang entah darimana datangnya, rangga yang memang naksir dengan viona langsung mendekat ke arah viona
"Hay vi"
"Hay vi nyari gue ya"
"Dih geer, gue nyari alana"
"Nahkan sukur" ejek dio membuat rangga semakin jengkel alana tersenyum ke arah viona
"Lan gue kesana dulu ya nanti kalo perlu apa-apa call aja pasti gue langsung dateng bye lana cantik banget astagaa" dio yang hendak pergi meninggalkan alana terhenti saat rangga masih saja memandang viona dengan tatapan mendamba karena kesal akhirnya dio menarik tangan rangga.
"Gimana perjalanannya enak lan?"
"Enak kok walaupun agak pegel"
"Tapi lo gak papa kan?" Alana menggeleng pelan alana menjawab seperlunya saja ya karena memang alana bukan orang yang mudah dekat dengan orang yang baru dia kenal.
"Loh vi ngapain gak bantu nyiapin persiapan ntar malem?" Tanya grey yang entah muncul darimana viona tersenyum menampakan deretan gigi putih nya.
"Ngobrol bentar elah gak bisa banget liat gue santai lu ngapain kan lu presmanya"
"Ngambil charger gue sekalian liat istri lah"
"Ooh kalian tidur satu tenda?"
"Iyaa kan udah sah" ucap grey dengan enteng sedangkan alana hanya diam memperhatikan kedua orang ini berinteraksi
"Enak ya kalo udah nikah lah gue sama tiara meta"
"Makanya nikah"
"Nantikah lagi nunggu calonnya, gue kesana dulu lan grey" pamit viona membiarkan kedua pasangan itu di dalam tendanya.
"Udah minum vitaminya?"
"Udah"
"Lo marah gue sama vania tadi?" Grey bukan menduga lagi tapi dari sikap alana grey tau bahwa alana sedang kesal dengannya tentang masalah tadi.
"Enggak gue cukup sadar diri aja sebelum gue masuk ke kehidupan lo kan udah dia duluan dan gue penyebab kalian putus"
"Gak gitu lan...."
"Gak usah ngejelasin apapun sama gue, gue gak ada hak kan buat ngelarang lo pacaran sama siapapun lagian bentar lagi kita bakal pisah" ucap alana membuat grey gelisah di hatinya yang paling dalam grey tidak menginginkan perpisahan itu terjadi
"Lan..."
"Greyyy" teriak salah satu anggota BEM dari kejauhan sehingga mereka tidak bisa melanjutkan pembicaraan mereka.
Alana menghela nafasny setelah meminum susu hamilny alana berjalan ke arah keramaian alana mencari gret namuan greta sedang sibuk mempersiapkan acara.
"Lan sendirian aja grey mana?" Tanya viona yang menghampiri alana yang sedang duduk di dekat pohon rindang.
"Ngurus acara, lo gak ikutan?"
"Hehe mau ngadem dulu panas dari tadi gue bolak balik capek juga"
"Mau minum punya gue?" Tawar alana sambil menyodorkan air mineral ke arah viona yang nampak kelelahan dan dengan senang hati menerimanya.
"Makasih ya lan"
"Sama-sama, setelah acara ini ada apaan?"
"Api unggun aja sih, besok yang seru" alana hanya manggut-manggut sebenarnya yang hanya basa basi menanyakan itu ke viona.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBA (Married By Accident) SELESAI
Teen FictionPermana Grey Ravindra anak konglomerat yang begitu mencintai keluarganya terutama adik perempuan dan ibu nya Azyla. Tidak Pernah terbesit dalam benaknya menikah di umurnya yang ke 20 tahun hanya karena kesalahan satu malam yang dia perbuat dengan sa...