PART XVII

15.7K 508 0
                                    

Dokter selesai melakukan pemeriksaan, grey sempat menitikan air matany segera menghapusnya walaupun alana tadi sempat melihat air mata grey saat mendengar detak jantung anaknya.

"Bayinya baik, sehat juga tapi saya mau kamu makan yang banyak untuk menaikan berat bada bayinya, saya juga minta kamu selalu bahagi karena bayi bisa merasakan apa yang kamu rasakan saat ini..."  dokter menjeda omongannya kini tatapannya beralih ke arah grey yang sejak tadi hany menyimak penjelasan dokter.

"Dukungan suami itu sangat di perlukan jadi saya harap kami bisa menjaga suasana hati istri kamu dengan baik"

"I—iya dok"

"Saya resepkan vitamin yaa jangan lupa minum susu nya jangan stress dan hindari berkegiatan yang terlalu berat karena kamu sudah beberapa kali di rawat karena kandungan kamu" alana menganggukan kepalanya, setelah selesai melakukn pemeriksaan alana dan grey keluar dari ruangan dokter.

Gretta bangun setelah melihat pasutri itu keluar dari ruangan dokter. Gretta sangat excited ingin mendengar perkembangan keponakan pertamanya.

"Gimana dedek bayinya sehat kan?"

"Sehat tapi aku diminta untuk makan yang banyak karena bayinya kecil kurang"

"Iyaa nanti kita makan yang banyak biar mama dan dedek bayinya seneng" ucap gretta yang sangat excited jika menyangkut dengan alana dan dedek bayi yang ada di dalam perut alana. Gretta mengelus-elus perut alana yang semakin membuncit inilah kenapa alana tidak menggugurkan kandungannya alana bisa melihat bagaimana bahagianya keluarga grey menyambut kehadiran bayinya.

"Ayok pulang" ajak grey setelah grey mengambil vitamin di apotek rumah sakit. Gretta dan alana mengikuti langkah grey di belakang.

"Alana" panggil seseorang dari arah belakang, alana yang merasa namanya di sebut memutar balik badannya. Alana tersenyuk saat melihat andrew yang menghampiri mereka bertiga.

"Hayy lan, siapa yang sakit?"

"Hay ndrew ini temen aku sakit" andrew hany mengangguk mengerti. Sedangkan grey hanya diam menatap interaksi mereka berdua.

"Kamu ngapain disini?"

"Ooh aku koas nya di rumah sakit ini" andrew adalah kakak tingkat alana di kampus andrew anak kedokteran yang sudah bergelar sarjana tahun lalu. Alana mengenal andrew karena andrew adalah anak penyumbang terbesar di yayasan panti asuhan tempat alana tinggal dulu.

"Kalian bertiga?" Tanya andrew yang merasa aneh saat melihat grey juga ikut bersama alana. Grey menggenggam tangan alana dengan erat membuat alana terkejut.

"Ayok pulang"

"Aku pulang dulu yaa"

"Ooh iya deh, nanti aku telfon ya" alana menganggukan kepalanya sedangkan grey sudah menarik alana agar menjauh dari pandangan andrew.

Grey tetap diam di dalam mobil sebenarnya gretta merasa aneh dengan kembarannya. Gretta melihat kecemburuan di mata grey tapi kenapa grey masih mempertahankan vania.

"Deket banget sama dia sampe dia bakal nelfon lo" akhirnya setelah lima belas menit grey diam kini grey membuka pembicaraan walaupun dengan nada ketus.

"Iya kan dulu andrew sama aku kenal di panti karena orang tuanya donatur di panti tempat aku tinggal"

"Pernah jadian"

"Enggak dulu sih sempey mas andrew nembak aku tapi akunya minder dia ganteng gitu"

"Terus menurut lo gue jelek makanya lu gak minder jadi istri gue" alana mengernyitkan dahinya bingung dengan sikap grey yang marah hanya karena masalah sepele. Sedangkan gretta yang sejak tadi pura-pura fokus dengan hp di tangannya menahan tawanya setelah melihat kembaran yang terkenal cuek bisa cemburu juga.

"Ya gak gitu aku minder banget tapi kan udah jadi benihnya" ucap alana polos yang berhasil membut gretta tertawa ngakak karena kepolosan alana sedangkan grey memutar bola matany malas mendengar jawaban yang keluar dari mulut alana.

"Mana gantengan gue sama dia"

"Dia siapa?"

"Dokter tadi"

"Ooh masih gantengan andrew lah" jawaban polos yang keluar dari mulut alana kembali membuat gretta tertawa pasalnya gretta melihat wajah grey yang nampak kesal dengan jawaban alana.

Alana bingung dengan perubahan raut wajah grey dan gretta yang sejak tadi menertawakan grey sampai tidak bisa menghentikan tawanya.

"Aduh duh sakit perut gue"

"Lo kenapasih?"

"Gak papa alana cuma ngetawain orang yang gengsi ny gedee banget, cemburu bilang bos"

"Siapa juga yang cemburu" ucap grey dengan jawaban ketusnya namun gretta yang sudah mengenal greyy dari embrio ravindra gretta sangat tau jika kembarannya sedang cemburu walaupun gretta tidak mengetahui pasti perasaan grey. Karena mungkin saja grey cemburu karena sebatas alana adalah ibu dari anaknya.

"Tapi btw emang si andrew ganteng sih"

"Iyaakan gak kayak yang ono bisanya marah-marah mulu pusing gue dengernya" ucap alana yang sengaja menyindir suaminya dan jelas itu semakin membuat grey kesal.

Di tengah kemacetan yang terjadi di kota jakarta alana malah salfok dengan abang-abang yang jualan di depan sekolah.

"Grey"

"Hmm"

"Mau itu" grey mengikuti kemana jari alana menunjuk. Yang ternyata menunjuk penjual telur gulung yang ada di depan sekolah SD.

"Kotor lana"

"Iih enggak tau"

"Kotor gak baik buat kandung lo" tidak mendengar ocehan grey alana dan gretta malah keluar dari mobil menyebrang untuk menghampiri abang-abang yang menjual telur gulung dan dengan sangat terpaksa grey menepikan mobilnya lalu menghampiri kedua wanita yang sudah dewasa tapi kelakuannya mirip anak SD.

"Udah?"

"Udaah bayar ya"

"Berapa pak"

"20 ribu den" grey mengeluarkan uang lima puluh ribuan untuk membayar telur gulung yang sudah di kedua tangan wanita dewasa.

"Enak?" Mereka dengan serempak menganggukan kepalanya sedangkan grey menggeleng kepalany pelan karena merasa sedang mengasuh bocil.

"Pantesan bisa sahabatan kelakuannya sama"  gumaman grey yang melihat mereka sedang memakan telur gulu dengan menggeleng-geleng kepalanya khasi cewek kalau sudah bertemu dengan makanan yang enak.

"Masuk makan di mobil aja" mereka masuk ke dalam mobil tanp mengatakan sepatah kata apapun karena masih keenakan memakan telur gulung di tangannya.

"Mau?" Tawar alana yang mengeluarkan satu tusuk telur gulung ke arah grey, dengan bibir yang belepotan karena bumbu dari telur gulung, grey mengulurkan tangannya untuk mengelap saos yang ada di bibir alana lalu mengecap tangan yang masih ada saos dari mulut alana.

Alana hanya melongo melihat perlakuan grey, grey berhasil membuat alana salah tingkh tidak karuan bahkan jantungnya berdetak kencang bahkan hampir copot karena perlakuan manis grey.

"Mau dong enak juga" alana terperanjat saat grey membuka mulutnya meminta alana untuk menyuapkan satu tusuk telur gulung, dengan jantung yang semakin berdetak kencang alana memasukan satu telur gulung ke mulut grey.

"Enak manis" ucap greyy alana hany diam terpaku masih mencerna yang mana yng dianggap manis padahal saos bumbu telur gulungnya pedas manis.

MBA (Married By Accident) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang