EXTRA PART

29.2K 402 16
                                    

15 tahun berlalu.....

Seorang laki-laki dewasa menatap kertas yang menumpuk di mejanya, laki-laki itu mengamati satu-satu kertas itu lalu melihat laptopnya kembali.

"Yah!" Grey menghentikan pergerakannya menatap gama yang sudha berusia 18 tahun kini sedang berdiri di ambang pintu.

"Masuk aja, kenapa?" Gama hanya tersenyum lalu duduk di depan ayahnya dengan cengiran yang tidak lepas. Gama memang lebih memilih untuk tinggal di jakarta bersama ayahnya, dan agam bersama alana yang berada di korea namun begitu mereka masih tetap berkomunikasi dan gama ataupun agam sering mengunjungi.

"Gama besok pinjem mobil ayah ya?"

"Mobil kamu emang kemana?"

"Lagi di bengkel"

"Ayah besok ada ngajar gam"

"Yaudah biar besok gama yang nganter terus gama jemput lagi oke" grey menghela nafasnya dan menganggukan kepalanya. Gama ini memang mirip ibu nya dari sifat keras kepala dan ngeyelnya itulah kenapa grey malas jika berdebat dengan gama.

"Adik kamu udah lahir, kamu gak mau liat bunda dulu ke korea?" Tanya grey, iyaa alana memang sudah menikah 10 tahun lalu dengan kapten pilot yang juga orang indonesia, dan kini mereka di karunia dua anak cewek dan ini anak keduanya yang baru lahir

"Iyaa lusa gama ke korsel kok" grey hanya bergumam dan kembali berkutat mengecek satu persatu nilai ujian mahasiswanya.

"Yah..."

"Hmm"

"Ayah gak mau nikah lagi?" Gama menatap anaknya dengan tatapan bingung lalu grey melanjutkan pekerjannya kembali menghiraukan pertanyaan anaknya.

"Bunda aja udah bahagia lo yah, udah punya dua anak lagi lah ayah masih aja mikirin bunda. Gak capek? Move on yah move on" grey menjitak kepala anaknya yang berbicara tanpa di filter walaupun benar adanya grey masih sendiri karena masih mencari wanita lain yang mirip dengan alana.

"Anak gak di filter omongannya, kalo orang denger gimana? Nanti papa kamu salah paham jangan ngomong gitu lagi"

"Iih papa kan di korea lah ayah disini mana denger si papa" grey menggeleng kepala karena gama yang selalu ngeyel jika di kasih tau.

"Apa salahnya menjaga perasaan orang walaupun mereka gak denger"

"Yayayya" ucap gama yang pergi dari ruangan grey karena malas jika grey sudah menceramahinya sedangkn grey hany menggeleng kepalany pelan heran melihat sifat gama dan agam yang begitu berbeda.

Keesokan paginya gama benar-benar mengantar grey ke kampus miliki keluarganya, kebetulan grey memang di minta untuk mengisi satu mata kuliah untuk menggantikan dosen yang sedang sakit keras.

Di umurnya yang menginjak 38 tahun grey masih terlihat tampan dan segar. Mempunyai anak di umur 20 tahun memang banyak menguntungkan bagi grey karena grey masih terbilang muda dan sudah mempunyai anak yang sudah remaja sehingga orang-orang mengira grey dan gama adalaj adik kakak.

"Sumpah gama ganteng banget, tapi bapakny hot anjir" begitulah celetukan beberapa mahasiswa yang memang beberapa kali melihat gama dan grey berada di kampus.

"Gak dapet anaknya bapaknya pun jadi" ucap salah satu mahasiswa yang sedang memandangi anak dan ayah sedang bercengkrama.

"Gue setuju kalo anaknya ganteng tapi gue kagak setuju lu bilang pak grey ganteng. Galak gitu mana ada gantengnya!" Ucap salah satu mahasiswa yang memperhatikan grey dengan tatapan kesal, benci dan marah.

"Lio gue tau lo dendam sama pak grey tapi lo gak usah tutup mata juga kalo pak grey yang udah umur 38 tapi masih hot" gadis cantik bernama liona itu hanya mendengus kesal. Grey adalah salah satu dosen dari banyakny dosen yang liona benci bagaimana tidak grey itu dosen galak, yang gak ada ampun buat mahasiswa nya apalagi mahasiswi seperti liona yang sering telat dan membuat masalah di kampusnya.

Liona mencoba untuk tidak menatap ke arah grey dan memilih untuk melihat hp nya. Walaupun teman-temanya sedang caper ke arah grey

"Pagi pak"

"Pagi, liona bisa bantu saya" liona menggerutu dalam hatinya kenapa grey memanggilnya ketika ada teman-temannya yang sedang caper ke dirinya.

"Iya pak" jawab lion dengan hati yang dongkol bahkan malas-malasan karena pastinya permintaan tolong dosennya akan lebih berat di banding beban hidup yang dia jalanni.

"Tolong nanti kamu ambil buku di rak kantor saya lalu kamu kasih ke ardi korti di kelas manajemen nanti kamu bilang di baca buku halaman 123 lalu, ini tugas kelompok dalam satu kelompok ada dua orang setelah saya masuk ke kelas di presentasikan"

"Pak maaf bukannya itu kelas saya ya?"

"Ya emang" ucap grey lalu pergi meninggalkan liona yang masih mematung lalu sedetik berikutnya memukul meja yang ada di sampingnya.

"Dosen anjing bisa-bisanya dia ngasib dosen satu jam sebelum mata kuliah di kira gue bandung bondowoso hah yang bisa bikin candi prambanan dalam waktu semalam gila"

"Sabar li sabar"

"Noh itu yang lu sebut dosen ganteng yang ada sepet mata gue liat tu dosen sialan" ayu hanya membalas dengan cengiran karena tidak mungkin dia membantah jika sahabatnya sudah emosi seperti ini.

"Li gue ikutt" teriak ayu mengikuti liona yang sepanjang jalan mengumpati grey dengan kata-kata kasar liona tidak peduli jika dosen lain mendengarnya.

Liona tidak berhenti mengomel walaupun kini dia sudah berada di kelas dengan hati yang dongkol mereka yang ada kelas mengerjakan tugas yang berikan oleh grey.

"Udah kali li ngomel mulu pengang kuping gue dengerin omelan lu" ucap ayu yang sudah tidak nyaman lagian ayu juga heran kenapa sahabatnya begitu membenci grey. Walaupun memang grey agak menjengkelkan tapi semua mahasiswi di kampus ini tidak mampu membenci grey seperti yang liona lakukan saat ini.

"Seamat pagi" ucap grey yang baru saja memasuki kelas. Semua mahasiswa mendngus kesal saat melihat grey yang sudah berada di kelas.

"Tugas yang kalian buat silahkan di presentasikan" ucap grey namun tidak ada satupun yang siap untuk maju ke depan hanya sekedar mempresentasikan tugasnya yang mereka buat satu jam yang lalu.

"Tidak ada yang mau maju ke depan dengan sukarela?" Ucap grey dengan menatap semua mahasiswa nya yang menunduk tidak ingin berbicara ataupun maju ke depan.

"Yasudah liona sepertinya kamu sudah siap dengan presentasi kamu, silahkan maju dan presentasikan di depan" liona menganga tidak percaya bagaimana bisa dirinya di panggil setelah berusaha untuk menyembunyikan wajahnya di belakang punggung ardi.

"Liona ayo maju saya tau kamu sangat ingin mempresentasikan hasil tugas mu bukan" liona merapalkan semua sumpah serapah dalam hatinya mengutuk grey karena kesal grey memanggilnya padahal grey tau liona sangat sangat tidak siap untuk presentasi saat ini.


Hallo readers jadi ini akan menjadi cerita ku selanjutnya. Kehidupan seorang grey ravindra setelah perceraiannya dengan alana dan bertemu dengan liona ayuningtyas. Dengan alur yang berbeda tapi masib saling berhubungan. Di tunggu ya judulnya di penghujung senja 🖤🖤💜🫶🏻

MBA (Married By Accident) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang