Bab 15
Setelah pembicaraannya dengan Hyewon, Namjoon tidak pernah melihat gadis itu lagi. Ia disibukkan dengan acara kelulusan dan persiapan pindah keluar kota sehingga ia tidak mempunyai waktu untuk mencari gadis itu. Ia merindukannya, sungguh, tetapi ia tidak pernah bertemu dengannya.
“Selamat atas kelulusanmu,” kata Taehyung. Ia sengaja datang menemui Namjoon, kakak kelas yang paling dekat dengannya selama ini. “Aku dengar kau pergi ke Seoul?”
“Iya,” jawab Namjoon. Tangannya penuh dengan serangkaian buket bunga dari sekolah, tanda bahwa ia lulus dengan predikat nilai terbaik yang nyaris sempurna. Menurutnya bunga-bunga ini tidak penting, ia lebih suka jika dihadiahi makanan. “Jangan rindu padaku, ya.”
Taehyung tertawa. “Tidak akan.”
“Tapi, aku akan menghubungimu sesekali. Kabari aku jika kau mau menyusul ke Seoul,” ucap Namjoon.
Kini, Taehyung tersenyum. “Aku akan memikirkannya, Hyung. Tapi, ada satu hal yang membuatku penasaran…”
“Ya?”
“Bagaimana hubunganmu dengan Hyewon?” tanya Taehyung.
Rasanya, Namjoon ingin mencekik Taehyung karena pertanyaan itu. Ia terdiam, untuk sejenak tidak berkata apa-apa. “Entahlah. Jaga dia untukku, ya?”
“Hei…” Taehyung merengut, rasa ingin tahunya tidak terpuaskan sama sekali. Ia berharap memperoleh gosip yang lebih baik, tetapi ia tidak pernah memaksakan orang yang ia tanyai. “Dia sudah hidup belasan tahun tanpa dirimu di sisinya, mungkin dia akan baik-baik saja.”
“Aku harap begitu,” kata Namjoon muram. Mengingat mereka tidak mempunyai hubungan khusus selain beberapa momen yang dibagi bersama, serta waktu yang mereka habiskan begitu singkat, ia yakin kenangan mereka akan memudar seiring berjalannya waktu.
Lantas, bagaimana dengan perasaannya? Namjoon tidak tahu—ia tidak pernah jatuh cinta sebelum ini, ia tidak mengerti kapan rasa semacam ini bisa menghilang. Bagaimana jika akan berlangsung selamanya?
Entahlah. Namjoon tidak ingin berpikir sejauh itu.
Sekarang Namjoon masih muda, masih banyak hal yang perlu ia raih selain cinta.
“Hei, Namjoon! Ayo, saatnya foto bersama!” seru Seokjin dari jauh.
“Ya! Aku akan segera ke sana,” tandas Namjoon, lalu ia melihat ke arah Taehyung. “Terima kasih sudah datang, Taehyung. Aku pergi dulu.”
“Ya. Jaga dirimu baik-baik, Hyung,” kata Taehyung.
Kemudian, tiba-tiba Taehyung memeluk Namjoon. Erat, hanya selama beberapa saat, dan ia pun tersenyum bodoh. Namjoon merasa geli, ia menyadari bahwa adik kelasnya itu benar-benar peduli padanya.
Taehyung yang pernah berbuat onar dengan mengacaukan banyak kehidupan orang, tetaplah Taehyung yang juga menjadi sahabat dekat Namjoon selama di sekolah. Bagi Namjoon, Taehyung sama berharganya dengan diri sendiri.
“Tentu. Sampai bertemu lagi, Tae.” Namjoon mengucap selamat tinggal, lalu menemui Seokjin untuk berfoto kelas. Ia menempati posisi tengah foto karena menjadi idola sebagai murid terbaik, dengan Seokjin di sisinya.
“Siap menempuh pertualangan baru?” ujar Seokjin ramah. “Aku mohon bantuannya di Seoul nanti, ya.”
“Aku juga,” balas Namjoon.
Namjoon sudah siap pergi. Namun, jika Hyewon memintanya untuk tinggal, ia akan menetap di Helian Woods.
*
NAMJOON mengirimkannya pesan. Hanya satu kali, berisi tawaran bahwa ia akan menetap di Helian Woods jika Hyewon memintanya. Pesan itu menghantui Hyewon, ia terus menerus memikirkannya selama masih ada waktu sebelum keberangkatan Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRIDESCENT
FanfictionKim Namjoon Fanfiction - Di atas bukit tempat Kim Namjoon melakukan aksi bolos, ia menemukan sesosok pelangi. Namun, kau tahu bahwa pelangi tidak pernah bertahan lama, bukan? Iridescent (adj): producing a display rainbow like colours. Sejak Septembe...