Part 02- Diturunkan di jalan

1.8K 100 8
                                    

(Cerita ini sudah tamat di Karya Karsa: Wihelmina Miladi)

Sarapan usai, kini papanya Evans juga bersiap-siap ke kantor. Sedangkan Naraya dan Evans bersiap berangkat ke sekolah. Naraya berangkat ke sekolah untuk belajar, sedangkan Evans untuk belajar.

"Ra, kamu berangkat bareng sama Evans aja yah. Sekalian awasin dia biar sampai di sekolah dengan benar dan gak ngeluyur ke mana-mana." Mamanya Evans memaksa Nara untuk berangkat bersama putranya.

"Mah, apaan sih, emangnya aku anak kecil apa?"

"Udah, jangan ngebantah, kalau kamu berani bertingkah lagi. Mama pastikan semua fasilitas kamu akan mama tarik. Kamu mau mama masukin ke sekolah asrama?" ancam mamanya.

"Iya-iya, ayo berangkat." Evans langsung menarik tangan Nara dan menyeretnya.

"Tunggu, kita 'kan belum salim sama om dan tante. Pamitan dulu sebentar, Evans."

Nara langsung menghempaskan tangan Evans dia kemudian menarik lengan baju sekolah Evans dan memintanya mencium tangan kedua orangtuanya.

"Kami berangkat dulu, Om, Tante."

"Iya, hati-hati di jalan, ya, kalian."

"Dasar, pinter banget kalau urusan cari muka!" sindir Evans.

Mendengar sindiran dari Evans, Naraya memilih untuk cuek bebek dan mengabaikannya saja. Dia langsung memasuki mobil Evans, diikuti oleh Evans yang kesal karena diabaikan.

Evans melajukan mobilnya dengan kencang, ia tidak mendengarkan Nara yang sejak tadi meminta Evans untuk menurunkan kecepatan.

"Evans, jangan cepat-cepat, bahaya!" tegur Nara dengan wajah ketakutan karena Evans ugal-ugalan.

"Berisik, katanya tadi disuruh buru-buru, takut terlambat."

"Tapi gak ugal-ugalan kaya gini juga kali, Van!" kesal Nara.

"Ribet banget sih jadi orang, ini salah, itu salah." Evans langsung menepikan mobilnya.

"Kenapa berhenti? Sekolah 'kan masih jauh."

"Turun!" titah Evans kejam.

"Apa?" tanya Nara cengo mendengar perintah kejam Evans.

"Gue bilang turun, loe gak paham juga? Masa guru lemot!" ejek Evans.

"Kamu jangan ngada-ngada, ya, ini masih jauh dari sekolah."

"Terus? Masalah buat gue?" jawab Evans dengan tengilnya.

"Evans, saya bisa telat kalau begini, nyari pesan ojek online belum tentu secepat itu langsung ke lokasi ini."

"Emang gue pikirin, itu sih derita loe!" ujar Evans lagi dengan tengilnya.

"Evans ...."

"Turun!"

Nara dengan kesal ke luar dari mobil Evans. Setelah ia turun, rupanya dengan tega Evans melajukan mobilnya meninggalkan Nara sendirian dipinggir jalan.

"Nyebelin banget anak itu!" kesal Nara.

"Duh, dijam sibuk begini susah dapetin ojek online."

Saat sedang memainkan ponselnya untuk mencari ojek online, tiba-tiba ada sebuah mobil hitam berhenti di depan Nara.

"Bu Nara?" ujar seorang pria dengan seragam guru yang sama dengan yang Nara pakai.

"Pak Brian?" pekik Nara.

"Kok Ibu di sini?"

"Iya nih, lagi cari ojek online, tapi belum nemu. Soalnya dijam sibuk begini susah juga."

Suamiku Murid NakalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang