Part 03- Pak Guru Tampan

1.3K 93 14
                                    

(Bisa baca lebih cepat di Karya Karsa: Wihelmina Miladi sudah tamat di sana)

Tidak hanya para siswa yang merasa patah hati karena melihat guru idola mereka berangkat bersama seorang pria, yang juga guru di sekolah itu. Tapi para siswi penggemar Pak Brian juga langsung merasa iri dan cemburu melihat Bu Nara ke luar dari mobil Pak Brian.

"Gue iri banget deh, harusnya gue yang di sana, bukan Bu Nara."

Salah satu siswi ikut berceloteh, hal itu masih bisa didengar oleh Evans dan temannya yang sedang berjalan menuju kelas.

"Pengin berangkat bareng Pak Brian juga, apa rasanya, ya?" ujar salah satu temannya.

"Mana mereka kelihatan serasi lagi, iri banget gue!"

"Yoi, sama-sama guru muda yang cantik dan ganteng, idola para siswa-siswi."

"Mana Bu Nara jomblo, Pak Brian juga terpantau belum punya pacar. Jangan-jangan nanti mereka jadian lagi, terus nikah."

"Sama kaya Bu Nani dan Pak Sofyan."

"Hooh."

"Padahal gue siap lulus langsung nikah loh sama Pak Brian."

"Ngada-ngada aja loe, Sin. Kuliah dulu."

"Emang kalau udah nikah gak boleh kuliah? Kan lebih enak kalau punya suami guru, nanti kalau gue kesulitan saat kuliah, bisa minta tolong ajarin deh. Jadi kuliahnya dapat, cinta-cintaannya juga dapat."

Sintia mulai membayangkan hal-hal romantis, seperti serial web yang suka dia tonton.

"Hidup dan dunia pernikahan itu gak seindah dan seuwu-uwu kaya novel atau web series, Sintia!" pekik Rahel, temannya.

Mendengar semua itu, Evans hanya bisa mendengus sebal, mengapa sejak tadi semuanya hanya membahas Naraya dan Brian.

"Pagi, Evans. Tumben banget kamu hari ini gak telat?" tanya Fiona, yang juga baru saja datang.

Fiona adalah anak di kelas sebelah yang sudah menyukai Evans sejak mereka kelas sepuluh. Tapi sayangnya sejak dulu Evans tidak tertarik pada Fiona. Tidak hanya pada Fiona, tapi juga perempuan-perempuan lain yang mengejar cintanya.

"Lagi pengin."

"Nanti malam mau ikut dugem gak? Kata Elvano dia udah booking di club punya saudaranya."

Sintia memang berusaha keras untuk bisa masuk ke dalam circle Evans, hanya karena dia sepupunya salah satu teman dekat Evans yaitu Yoga, makanya kadang Sintia ikut nongkrong bersama gengnya Evans.

"Gimana nanti aja." Evans menjawab dengan santai.

"Bareng sama aku, ya, Vans."

"Gue gak tahu datang atau enggak, bokap gue sekarang lagi ketat banget, takut fasilitas gue nanti ditarik."

"Yah, sayang banget kalau kamu gak dateng." Padahal ini kesempatan Fiona untuk PDKT agar jauh lebih dekat dengan Evans.

"Gue juga bete di rumah, pengin nongkrong."

"Nanti aku bantuin ngomong sama papa kamu deh, pura-puranya kita kerja kelompok."

"Kerja kelompok apaan, kita beda kelas."

"Huh, nanti aku usahain deh, aku pura-pura ngadain pesta ulang tahun."

"Terserah loe aja!" ujar Evans.

Evans akhirnya sampai di kelasnya, dia melihat sohibnya yang bernama Elvano, yang juga merupakan teman sebangkunya belum sampai.

"Wih, tumben gak telat loe, Vans!" ujar beberapa temannya.

Suamiku Murid NakalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang