CHAPTER 03 || THE WIND & THE LEAF

435 24 0
                                    

↞◈◊❀◊◈↠

Disclaimer :
Boboiboy & kawan-kawan adalah milik Monsta

↞◈◊❀◊◈↠

Caution :
Cerita ini mengandung unsur gender switch
Hargai penulis dengan tidak menghujat
Mohon memberikan kritik dan saran yang membangun
Nggak suka mending minggat okhey...

↞◈◊❀◊◈↠

Chapter 03 : The Wind & The Leaf

↞◈◊❀◊◈↠

Halilintar baru saja memarkirkan mobilnya. Senyum bahagia nampak terpatri di wajah tampannya. Kakinya dengan ringan ia langkahkan untuk memasuki area mansion keluarganya.

Kedua tangan pemuda itu nampak menenteng beberapa pelastik berisi bungkusan es kelapa. Tidak ada salahnya jika ia membelikan minuman segar untuk ibundanya di hari baiknya bukan?

'Kriet'.

"Aku pulang!" pemuda itu berseru dan sukses menarik atensi ayah-bunda, juga adik bungsunya.

"Oh Hali? Tumben jam segini sudah pulang. Biasanya kau baru akan pulang jika sudah masuk jam tengah malam" pemuda itu merotasikan maniknya.

"Lalu bunda maunya yang seperti apa? Aku pulang lambat dimarahi, aku pulang cepat juga masih disinggung?" wanita itu terkekeh merasa lucu melihat wajah kesal putra sulungnya. "Oh ya, aku sempat mampir ke kedai es kelapa setelah pulang dari perusahaan keluarga Cyclone tadi" mereka terdiam sejenak.

"Tuan besar Cyclone memanggilmu lagi?" pemuda bermanik ruby itu menghela nafas lalu mengangguk.

"Cih, mereka seperti tidak bisa membiarkan mu bernafas dengan tenang. Kali ini apa lagi yang mereka permasalahkan" dengus sang bunda membuat si bungsu terkekeh.

"Pasti karena kejadian dua hari lalu bukan?" Halilintar mencebik.

"Aku akan siapkan es kelapanya baru aku akan menceritakan penjelasan lengkapnya" ayah dan bundanya mengangguk menyetujui, begitu juga si bungsu yang sudah berduduk santai sambil memangku kaki.

"Ah... aku setuju dengan usulan mu kak" Halilintar mencebik.

"Kau urus punya mu sendiri. Sudah dibelikan juga".

"Ck, harusnyaa aku diam saja tadi" gerutu pemuda dengan manik perak itu sembari bangkit lalu melangkah mengikuti sang kakak pergi ke dapur. Sementara kedua orangtuanya hanya geleng-geleng menanggapi kelakuan dua putra tampan mereka.

"Dasar anak-anak ini".

Tak lama setelah itu Halilintar dan Solar kembali ke ruang tamu dan menyajikan es kelapa tadi untuk ayah dan bunda mereka.

Dengan raut riang nyonya Luna menyeruput es kelapa yang baru saja disajikan dua putranya. Ia makin senang saat sensasi manis dan segar dari air kelapa itu langsung menyapa indra pengecapannya.

"Mmhh... segarnya. Lihat Solar, contohi kakak mu. Sesekali kau juga harus membelikan bunda sesuatu yang manis seperti ini" Solar memberengut mendengar ucapan bundanya.

"Ish... kan biasa aku juga membelikan jajan untuk bunda saat pulang dari kampus. Bukan hanya kak Hali saja" wanita itu terkekeh.

Di sisi lain tuan Guntur hanya bisa menggeleng maklum menanggapi kelakuan istrinya. Wanita itu benar-benar memanfaatkan dua putra mereka itu. Bak seorang ratu, nyonya Luna benar-benar membuat dua pangerannya selalu melayaninya. Hal itu jelas tidak ada apa-apanya dengan apa yang sudah nyonya Luna berikan. Itu sebabnya... Halilintar dan Solar selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk bunda kesayangan mereka ini.

CYCLONE CAFE || HALITAU [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang