CHAPTER 06 || COMPENSATION

256 15 5
                                    

↞◈◊❀◊◈↠

Disclaimer :
Boboiboy & kawan-kawan adalah milik Monsta

↞◈◊❀◊◈↠

Caution :
Cerita ini mengandung unsur gender switch
Hargai penulis dengan tidak menghujat
Mohon memberikan kritik dan saran yang membangun
Nggak suka mending minggat okhey...

↞◈◊❀◊◈↠

Chapter 06 : Compensation

↞◈◊❀◊◈↠

"Ya ampun... gemas sekali" gadis bermanik sapphire itu menggeram gemas menatap bayi mungil pada box bayi yang berada di sisian brankar milik sang ibu. "Wajahnya mirip sekali dengan Blaze" Ice memberengut mendengar penuturan sahabatnya itu.

"Syukurlah warna matanya seperti ku" sungut wanita bermanik aquamarine itu membuat Taufan dan Blaze terkekeh.

"Yah ku harap dia banyak mengikuti sifat mu ketimbang Blaze" celetuk Taufan membuat sahabat apinya mendengus dan menatapnya tak terima.

"Apa maksud mu?" Taufan terkekeh dan fokusnya kembali pada bayi mungil yang dengan damai tengah tertidur itu. Jemari telunjuknya mengusap lembut pipi merah gembul itu.

"Ihh... pipinya Ayaz seperti mochi. Sangat lembut... ingin ku gigit" dengan gemas Taufan memainkan pipi tembam anak laki-laki Blaze dan Ice. Bayi tiga hari itu diberi nama Ayaz Aidan Fireflame yang artinya embun hangat keluarga Fireflame.

Mendengar itu Blaze menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan sang sahabat.

"Enak saja kau. Kau pikir bikinnya sekali jadi apa? Belum harus menunggunya selama sembilan bulan sampai dia keluar. Kasihan Ice lah" celetuk Blaze membuat Taufan terkekeh.

"Ayaz bagusnya memanggil ku apa yah? Aunty? Ck... itu terlalu berlebihan. Panggil bibi saja yang simpel lah" tutur gadis angin itu sembari mengangkat tangan kecil si bayi dan mengecupnya lembut.

Di sisi lain, Blaze dan Ice yang melihat itu memberikan senyum lembut mereka. Mereka tau Taufan sangat menyukai anak-anak. Bukankah karena itu juga sahabat mereka ini nekat mengadopsi Thorn?

"Makanya cepat cari suami supaya kau bisa punya bayi juga" tutur Ice yang jelas cukup menohok bagi Taufan.

"Mudah mulut mu bicara" Ice mencebik sementara Blaze terkekeh. Pria yang sejak tadi sibuk berkutat dengan makanan milik sang istri itu kini menghampiri istri tersayangnya.

"Sudah ku sarankan untuk menerima perjodohan dengan kak Hali. Kau tidak perlu repot-repot lagi mencari pasangan lain" Taufan merotasikan maniknya.

"Dan aku sudah bilang aku tidak mengenalnya. Aku malas jika harus beradaptasi secara paksa seperti itu" sungut Taufan membuat kedua kawannya itu mengehela nafas. Gadis angin itu melangkah menjauhi box bayi dan memilih berduduk di sofa yang tersedia di ruang rawat inap Ice. "Lagipula aku terlalu sibuk untuk mencari jodoh sekarang".

"Ku pikir tidak ada gunanya menasehati si Fan sayang. Lebih baik kau makan bubur mu agar kau segera pulih" tutur Blaze yang bersiap untuk menyuapi Ice.

'Drrt... drrt... drrt... drrt...'.

Blaze dan Ice melirik Taufan saat mendengar ponsel sahabat mereka itu bergetar.

"Siapa?" Blaze bertanya.

"Thorn. Ah, dia baru menyelesaikan les-nya dengan Ying" Taufan tersenyum sumringah begitu membaca pesan dari Thorn. Ia kembali menatap Blaze dan Ice setelah membaca pesan dari adik-adikannya itu. "Sepertinya kemampuannya semakin meningkat setelah sebulan ini belajar dengan Ying".

CYCLONE CAFE || HALITAU [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang