CHAPTER 07 || TRIAL

251 24 5
                                    

↞◈◊❀◊◈↠

Disclaimer :
Boboiboy & kawan-kawan adalah milik Monsta

↞◈◊❀◊◈↠

Caution :
Cerita ini mengandung unsur gender switch
Hargai penulis dengan tidak menghujat
Mohon memberikan kritik dan saran yang membangun
Nggak suka mending minggat okhey...

↞◈◊❀◊◈↠

Chapter 07 : Trial

↞◈◊❀◊◈↠

"A-apa?" gadis dengan manik sapphire itu benar-benar tidak menduga kalimat seperti itu akan keluar dari bibir pemuda di depannya. Ia bahkan menghiraukan pelayannya yang tidak sengaja memecahkan set teh juga beberapa piring kecil milik Taufan.

Halilintar menoleh menatap pelayan yang sebelumnya diperintahkan oleh Taufan.

"Sepertinya ucapan ku mengejutkan pelayan mu. Aku akan mengganti set tehnya. Tapi untuk kompensasi diantara kita berdua. Aku hanya akan memberikan dua pilihan itu" Taufan mencebik.

"Kenapa harus memilih antara menjual cafee ku dan menjadi kekasih mu? Apa yang akan aku dapatkan jika seperti itu?" Halilintar kembali memperlihatkan senyum miringnya.

"Tentu saja ada..." Halilintar menggantungkan kalimatnya lalu menatap lurus permata sapphire cerah di depannya. "Aku bisa melindungi cafee mu dari tangan kakek mu... tuan besar Cyclone" gadis angin itu tersentak. Ia menatap horror pada pemuda di depannya.

"K-kau tau? T-tapi... bagaimana?" Halilintar menghendikkan bahunya.

"Aku akan memberikan mu waktu untuk menjawabnya. Satu minggu dari sekarang... aku akan datang lagi" Halilintar kemudian berdiri dari duduknya. "Aku akan membayar kompensasi untuk set teh mu. Dan aku akan menagih jawaban mu" Taufan mendengus.

"Aku tidak pernah mengiyakan tawaran mu" Halilintar terkekeh.

"Makanya aku akan memberikan mu waktu. Jika tidak bisa... mungkin aku akan sedikit memaksa?" Taufan kembali mendengus. Pemuda itu tersenyum menang melihat wajah kesal gadis angin itu. "Baiklah, aku pulang dulu. Terima kasih sudah mencucikan jaket ku, nona Farasha" ujar pemuda itu kemudian pergi meninggalkan ruangan Taufan, juga gadis itu yang kini menghela nafas frustasi.

"Haah... masalah baru lagi".

"Nona... anda baik-baik saja?" gadis sapphire itu berbalik menatap Sarah yang baru selesai membersihkan sisa kekacauan yang ia buat sebelumnya.

"Hmm... aku baik-baik saja. Bereskan saja pecahan kacanya" pelayan itu mengangguk lalu segera menyelesaikan pekerjaannya sebelum pergi meninggalkan Taufan sendiri di ruangan itu. "Siapa sebenarnya Halilintar? Kenapa dia bisa semutlak itu saat memerintah orang" Taufan menunduk dengan wajah kesal. "Anehnya juga... aku sama sekali tidak bisa berkutik dan tidak bisa menolak permintaannya".

↞◈◊❀◊◈↠

Malamnya, di ruang tamu rumah Blaze dan Ice. Sepasang suami istri itu menatap prihatin pada kawan mereka.

"Kau serius tidak pernah melihat orang itu sebelum kemarin dan di kedai kelapa beberapa bulan lalu?" Taufan menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Aku sudah mencoba mencari datanya tapi tidak juga ku temukan" Blaze menghela nafasnya.

"Baiklah... ku rasa tidak ada pilihan lain. Aku dan Ice akan membantu mu saat kau akan bertemu dengannya lagi nanti" Taufan menatap tak enak dua sahabatnya. Netra sapphire-nya kemudian jatuh pada sosok kecil yang kini tengah menyusu pada ibunya.

CYCLONE CAFE || HALITAU [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang