CHAPTER 10 || COMPANY COOPERATION & ISSUES

188 21 14
                                    

↞◈◊❀◊◈↠

Disclaimer :
Boboiboy & kawan-kawan adalah milik Monsta

↞◈◊❀◊◈↠

Caution :
Cerita ini mengandung unsur gender switch
Hargai penulis dengan tidak menghujat
Mohon memberikan kritik dan saran yang membangun
Nggak suka mending minggat okhey...

↞◈◊❀◊◈↠

Chapter 10 : Company Cooperation & Issues

↞◈◊❀◊◈↠

Pagi yang cerah di area cafee Taufan dimana banyak pekerja berlalu lalang untuk memperbaiki cafee Taufan yang sempat hancur karena kelakuan kakek dan sepupunya.

Gadis itu menatap puas hasil pekerjaan para pekerja yang bekerja cukup cekatan. Bisa dipastikan, cafee-nya akan kembali membaik dalam waktu dekat.

"Kak Taufan" gadis itu menoleh saat mendengar suara baritone memanggil namanya. Ternyata pelakunya adalah Solar yang tengah melangkah mendekatinya bersama sang adik angkat, Thorn.

"Oh, kalian? Bagaimana hasil pembelajaran kalian?" dua muda-mudi itu saling menatap lalu menebarkan senyum mereka. Solar kemudian menyerahkan sebuah map pada Taufan. Gadis itu menerimanya dengan tatapan bingung.

"Thorn berhasil lulus ujian paket untuk tingkat SMP-nya. Dan aku juga sudah mengkonfirmasi di sekolah yang kakak maksud, Thorn bisa mulai sekolah dan tetap di bangku kelas tahun terakhir" jelas Solar dengan ekspresi bahagia. Mendengar itu, Taufan jelas juga ikut bahagia. Gadis itu menatap sang adik angkat dengan perasaan bangga. 

"Itu sangat bagus. Kau hebat Thorn" gadis dengan manik emerald itu tersenyum malu sembari menggaruk pipinya yang tak gatal lalu berujar.

"Ini semua juga karena kak Fannie. Kalau bukan karena kakak, aku tidak akan bisa seperti sekarang. Juga... kak Ying dan kak Solar yang sudah bersedia mengajari ku meski mereka sangat sibuk" tutur gadis itu sembari menatap Taufan juga Solar dengan tatapan harunya. Kedua orang penting dalam hidup gadis daun itu terkekeh.

Solar bergerak mengusak gemas surai Thorn.

"Aku tidak pernah keberatan jika diminta untuk mengajari gadis cerdas seperti mu" Thorn tersenyum malu menanggapi tindakan lembut Solar padanya.  Di sisi lain Taufan menanggapi ucapan Solar dengan rotasian mata.

Ia ingat kalau adik dari kekasihnya ini adalah mahasiswa populer yang terkenal dengan ketampanan juga narsisnya. Seingatnya dulu Solar juga dijuluki sebagai si buaya perayu ulung. Namun begitu menduduki bangku perkuliahan, bungsu Thunderlight itu dirumorkan tidak lagi dekat dengan gadis manapun dan fokus dengan perkuliahan yang diampunya.

"Benar kata Solar. Aku tidak akan pernah rugi jika menyekolahkan anak cerdas seperti mu" tutur Taufan dengan senyum penuh arti. Gadis itu melirik Solar sejenak. "Thorn, kakak berencana untuk membuat flowershop di sebelah cafee. Kakak pikir akan baik  jika kau yang menjalankan flowershop-nya" Thorn mengerjap. Agaknya gadis itu sedikit terkejut dengan keputusan Taufan.

"E-eh? T-tapi kak" Taufan mengembangkan senyumnya melihat keraguan di mata adik angkatnya itu. Sama halnya dengan Solar yang cukup terkejut melihat seberapa besar kepercayaan Taufan pada Thorn. "U-umm... ku rasa aku tidak pantas mengemban tanggung jawab itu. Masih ada kakak-kakak yang lain yang bisa menjalankan flowershop kakak dengan baik" Taufan menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada orang lain yang lebih mengenal soal tanaman selain kau. Jadi, aku menaruh banyak harapan pada mu Thorn" gadis itu menghela nafasnya. "Thorn bisa melakukan ini kan? Kau bisa mengarahkan para karyawan untuk mengurus tokonya jika kau sibuk di sekolah" Thorn memperlihatkan raut berpikirnya. Jelas sekali bahwa gadis itu ragu.

CYCLONE CAFE || HALITAU [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang