Pure love

266 37 4
                                    

A one-shot story of
Na Jaemin and Choi Lia

Hidup itu penuh kejutan.



⚠️ TW // Traffic accident, kissing, mention of blood, dead.




Beberapa saat lalu, tunangan Lia— Winwin, menepikan mobilnya di pinggir jalan karena Lia yang memintanya.

Lia mengancam akan loncat dari mobil jika Winwin tidak menuruti perkataannya.

Winwin sangat mengenal Lia, dan ia sangat tau bahwa Lia senekat itu. Dengan berat hati Winwin menepikan mobilnya di pinggir jalanan kota Seoul.

Lia tersenyum miring, lalu buru-buru keluar dari mobil milik sang tunangan.



Lia berjalan cepat di tengah kerumunan orang yang berlalu lalang, berusaha pergi sejauh mungkin dari Winwin.

Tubuh mungil Lia memudahkannya untuk menyelip diantara keramaian.

Sementara Winwin berusaha mengejar Lia, namun tidak mudah. Beberapa kali Winwin menabrak orang yang berpapasan dengannya, membuatnya terhambat menyusuli Lia.



Lia sampai di depan zebra cross tepat saat lampu lalu lintas untuk pejalan kaki berwarna merah, pertanda bahwa Lia harus menghentikan langkahnya.

Lia menoleh ke sebelah kiri, ia melihat Winwin semakin dekat.

Pandangan Winwin dan Lia bertemu, "Lia tunggu!!" panggil Winwin di tengah keramaian.

Lia menghembuskan napasnya, ia sekali lagi menyunggingkan senyum miringnya, lalu mulai melangkah di zebra cross meski lampu lalu lintas untuk pejalan kaki masih sama seperti sebelumnya.

"LIAAAAA!!!!" Teriak Winwin frustasi, lelaki itu berlari sekuat tenaga, tak memperdulikan lagi orang-orang yang ditabraknya.

Lia tidak mengacuhkan suara Winwin yang memanggil namanya, langkah ringan gadis itu menari di sepanjang zebra cross.



Winwin berhasil menyusuli Lia tepat di belakangnya.

Sedikit lagi, Winwin hampir berhasil meraih tubuh Lia, namun detik berikutnya tubuhnya merasakan hantaman yang sangat keras.

Winwin terpelanting beberapa meter dari zebra cross tempat beberapa saat lalu lelaki itu berpijak, karena tubuhnya tertabrak sebuah mobil dengan kecepatan tinggi.

Tidak butuh waktu lama, cairan berwarna merah pekat mengalir deras di tempat Winwin tergeletak, semua orang yang ada di sana memekik ngeri.



Terkecuali Lia yang tengah berada di dalam pelukan seorang lelaki— Jaemin.

Sejak tadi Jaemin memperhatikan gerak-gerik Lia yang mencuri perhatiannya, karena gadis itu berjalan dengan tergesa-gesa di kerumunan.

Jaemin juga melihat Lia mengulas senyum aneh sesaat sebelum melangkahkan kakinya di zebra cross, dan Jaemin ikut tersenyum.

Ketika langkah Lia semakin mendekat pada dirinya, Jaemin menangkap sosok seorang lelaki yang hendak menjangkau Lia.

Jaemin maju beberapa langkah dan mengulurkan tangannya agar lebih dulu menarik Lia ke pelukannya. Dan berhasil, Jaemin mendapatkan gadis itu.

Sepersekian detik Jaemin tersenyum penuh kemenangan sambil melakukan kontak mata dengan lelaki yang berada di belakang Lia, karena detik berikutnya tubuh lelaki itu terpental.



Beberapa orang mulai mengerumuni tubuh Winwin, yang mereka yakini bahwa lelaki itu tewas di tempat.

Suasana begitu kacau. Sungguh kejadian yang sangat cepat, bagai kedipan mata.

Tetapi kegaduhan itu tidak mengusik perbincangan Jaemin dan Lia.

"Perkenalkan, namaku Jaemin, Nona Manis." bisik Jaemin ditelinga Lia.

Lia mendongak menatap wajah Jaemin, "Aku Lia," balasnya.

"Hm, aku sudah tau. Tadi aku dengar lelaki itu meneriaki namamu,"

Lia terkikik, "Hm, begitu ya,"

"Apa aku boleh tau, kenapa kamu melarikan diri dari lelaki itu?" tanya Jaemin.

Lia menggumam, "Hm... Tak ada alasan,"

Jaemin menaikan sebelah alisnya.

"Dia tunanganku, dan aku hanya bosan dengannya. Aku tidak menginginkannya lagi, tapi dia tidak mau pisah," Jelas Lia.

Jaemin mengangguk mengerti, "Tapi sekarang kalian sudah berpisah kan? Dia tidak akan bisa mengejarmu seperti tadi,"

"Ya, kamu benar," ujar Lia tersenyum kecil, "Terima kasih sudah menarikku ke dekapanmu yang nyaman ini, Jaemin."

Jaemin membalas senyuman Lia, lalu menyentuh dagu Lia.

Sepersekian detik netra mereka bertemu tatap, semakin mempersempit jarak wajah diantara Jaemin dan Lia, lalu bibir mereka bertaut satu sama lain.

Lia mengalungkan lengannya pada leher Jaemin, sementara Jaemin mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Lia.

Jaemin dan Lia bercumbu di tengah hiruk pikuk kekacauan jalanan kota Seoul sore itu.



—Fin.



Dunia memang seperti itu
Tidak bisa dipahami dan penuh kejutan.





Jangan lupa tinggalkan feedback yaa! Karena itu semangat buatku untuk nulis cerita lainnya~

Oh iya, boleh banget mampir ke twitterku @mosvly, aku sering bikin au juga, terutama jaelia!

Makasih, ILY 🤍

Paper Hearts | JaeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang