Na Jaemin x Choi Lia
Alternative Universe—
Livia mengaduk-ngaduk minumannya yang tinggal setengah. Sudah satu jam sejak gadis itu duduk di salah satu tempat nongkrong yang sedang hits dikalangan seusianya. Livia sedang menunggu kedatangan partner blind datenya.
Ini kelima kalinya pertemuan Livia dengan partner blind datenya tidak berjalan lancar. pasti selalu ada masalahnya.
Sam— nama lelaki yang sedang ditunggu Livia, ia tiba-tiba hilang tanpa kabar.
Jika Yasha, sahabat Livia mengetahui ini, pasti gadis itu akan menertawai Livia sampai menitikkan air mata.
Terakhir kali, partner blind date Livia dengan terus terang berkata tidak jadi melakukan pendekatan dengan Livia setelah tau zodiak Livia cancer, katanya tidak cocok dengan dirinya yang berzodiak libra. Hubungan mereka nantinya akan sering bertengkar karena terlalu bertolak belakang.
Livia keheranan karena tidak menyangka masih ada orang yang percaya kecocokan hubungan berdasarkan zodiak. Tapi ia juga bersyukur dijauhkan dari orang aneh seperti itu.
Livia menatap malas ke sekelilingnya. Seorang pemuda yang berdiri di depan claw machine menarik perhatiannya.
Pemuda itu sudah berada cukup lama memainkan claw machine, tapi sepertinya sedari tadi tidak membuahkan hasil.
Pemuda itu bersorak kegirangan saat akhirnya ada satu boneka yang menyangkut dicapitnya, namun dua detik setelahnya boneka itu jatuh kembali. Pemuda itu mengerucutkan bibirnya, ia gagal lagi.
Livia refleks tertawa, ekspresi pemuda itu sangat lucu dan tidak terduga. Biasanya pemuda seusianya akan mengumpat, tapi pemuda di depan claw machine itu malah cemberut seperti anak kecil yang tidak dibelikan es krim.
Sepertinya sang pemuda sadar seseorang sedang menertawainya, kini pemuda itu balik menatap Livia.
Livia menghentikan tawanya, digantikan dengan senyum canggung karena tidak enak hati ketahuan menertawai orang yang tidak dikenalnya.
Kini pemuda itu berjalan ke tempat Livia. Dalam hati Livia berharap semoga pemuda ini tidak memarahi dirinya, meski Livia memang salah, tapi tadi ia tidak sengaja tertawa.
Livia sedikit mendongak saat pemuda itu sudah berada dihadapannya.
"Mau coba?" ujar pemuda itu.
"Eh?" Livia terkejut. Sekali lagi, pemuda dihadapannya ini memang tidak terduga, penuh kejutan.
"Daripada cuma ngetawain, coba sendiri deh. Susah tau," lanjut pemuda itu lagi.
"Uhm, nggak deh. Aku gak ada uang koin," tolak Livia halus.
Sang pemuda dihadapan Livia membuka sebelah genggaman tangannya yang berisi banyak koin.
"Yuk!" ajak pemuda itu sekai lagi, "Oh iya, ngomong-ngomong, namaku Jemian." ucapnya sambil tersenyum.
"Livia," balas Livia.
Livia bangkit dari kursinya, berjalan menuju claw machine bersama Jemian.
Jemian memasukan uang koinnya ke claw machine, "Cobain deh," ujarnya.
Livia mengarahkan capitnya pada sebuah boneka kelinci. Jemian bersorak heboh saat boneka kelinci tersebut terangkat, "Pasti bentar lagi jatuh, pasti bentar lagi jatuh," gumam Jemian berulang-ulang disebelah Livia.
Sementara Livia masih fokus perlahan-lahan menggerakan capitannya agar boneka kelinci tersebut tidak jatuh.
"KOK BISAAA?!!" pekik Jemian heboh saat boneka kelinci tadi berhasil didapat oleh Livia.
Livia tertawa. Ia menertawai ekspresi Jemian yang menurutnya sangat menghibur, kedua mata pemuda itu kini melebar dengan mulut yang ternganga.
"Nih buat kamu aja, kasih ke pacar kamu," ujar Livia menyerahkan boneka kelinci yang tadi di dapatnya pada Jemian, lalu hendak pergi dari sana.
Jemian menahan lengan Livia, "Eh tunggu, Liv. Ajarin dong gimana bisa dapet? Aku gak punya pacar, cuma pengen ngerasain menangin claw machine aja..." ucap Jemian memohon.
Livia menghembuskan napasnya pelan, ia tidak tau bagaimana caranya bisa mendapatkan boneka kelinci itu, tapi lagi-lagi pemuda dihadapannya ini menampakan ekspresi lucu, hingga sulit bagi Livia untuk menolak permintaan Jemian.
Hari itu Livia habiskan bermain claw machine bersama Jemian, tak mengacuhkan tatapan aneh yang dilayang pada mereka berdua karena sesekali Jemian berseru heboh saat ada boneka yang tercapit, lalu kemudian terjatuh lagi. Dan hal itu cukup membuat Livia melupakan kekesalan blind datenya yang hari ini gagal total.
"Liv, pulang ke mana? Aku antar ya, sepertinya kita searah," ujar Jemian.
Livia terkekeh, "Tau dari mana, Jem? Rumahku jauh dari sini,"
"Ya... Pokoknya pasti searah lah," Jemian mengedipkan sebelah matanya, "Ayo, naik."
—Fin.
I can't win this game but
I can win your heart 😉Jangan lupa tinggalkan feedback yaa! Karena itu semangat buatku untuk nulis cerita lainnya~
Oh iya, boleh banget mampir ke twitterku @mosvly, aku sering bikin au juga, terutama jaelia!
Makasih, ILY 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts | Jaelia
FanficRewrite one thousand stories of us and in every universe I will always love you, how I do. published on 23/02/2023 🏅#4 on choijisu (31/08/2023) 🏅#1 on choijisu (24/09/2023) 🏅#1 on choilia (08/12/2023)