Good night

103 19 9
                                    

A one-shot story of
Na Jaemin and Choi Lia

I write this story inspired by
(Teddy Bear) - NCT Dream

I suggest to listening the song
When reading this story












Lia berlari kecil saat melihat Jaemin yang sudah menunggunya di gerbang kampusnya.

Sebenarnya Lia lebih suka jika Jaemin menjemputnya di depan fakultasnya, agar Lia bisa menyombongkan dirinya karena mempunyai pacar setampan Jaemin.

Tapi hal itu bukan masalah besar, Lia tidak akan ngambek pada Jaemin karena hal sepele seperti itu, Lia sudah kuliah jadi sikapnya harus lebih dewasa. Meskipun saat berdua dengan Jaemin, Lia bisa menjadi sangat manja.

Selama Jaemin selalu menyambutnya dengan senyuman hangat, itu sudah cukup bagi Lia.

"Gimana hari ini kuliahnya, Cantik?" sapa Jaemin.

Lia mengerucutkan bibirnya, "Hari ini aku dapat tugas nulis essay 3000 kata, deadline-nya masih dua minggu lagi sih, tapi tetap ajaaa..." Lia mulai merengek dengan manja.

"Semangat, kamu pasti bisa kok ngerjainnya," ucap Jaemin mengusap pelan rambut Lia sambil tersenyum lembut.



Jaemin dan Lia berjalan pelan di trotoar kampus, sambil memandangi langit sore yang sangat cantik.

Lia selalu senang saat menghabiskan waktu dengan Jaemin seperti ini, rasa penat seharian di kampus seakan hilang saat melihat senyum Jaemin serta obrolan ringan mereka.

Kalau bisa, Lia ingin terus seperti ini selamanya.













Lia mulai menyicil mengerjakan tugas essay-nya, malam ini Lia bahkan tidak berhasil menulis lebih dari 500 kata, perjalanannya masih panjang.

Lia menghela napasnya, mematikan laptopnya lalu beranjak ke tempat tidur.

"Udah selesai ngerjain tugasnya?" tanya Jaemin.

Lia menggeleng, "Yang aku kerjain bahkan belum sampe 500 kata,"

"Gapapa, yang penting udah nyicil sedikit. Besok kan bisa lanjut lagi," ujar Jaemin lembut disertai senyumnya.

Tuhan, bagaimana Lia tidak makin jatuh cinta pada pemuda dihadapannya ini.

"Gimana tadi hari kamu? Ada hal yang seru? Ceritain dong sama aku," ucap Jaemin sambil mengusap rambut Lia.

Ini memang sudah jadi kebiasaan sebelum Lia tidur. Jaemin akan menanyakan hari Lia, lalu mendengarnya bercerita sambil mengusap rambut panjang Lia hingga tertidur.

Usapan lembut Jaemin pada rambut Lia juga sudah seperti penghantar tidur baginya, Lia tidak bisa tidur jika Jaemin tidak melakukannya seperti biasa.

Lia mulai bercerita tentang salah satu mata kuliah yang membuatnya harus menulis essay 3000 kata, lalu saat makan siang ia kesulitan mencari meja yang kosong. Dan saat mata kuliah terakhir, Lia hampir menangis di kelas karena mata kuliah tersebut mengharuskan berkelompok 5-6 orang, sedangkan Lia belum memiliki teman dekat yang setidaknya akan mengajak Lia masuk ke kelompoknya.

Setelah berkeliling kelas mencari kelompok yang kekurangan anggota, akhirnya Lia masuk ke kelompok Karina yang kekurangan orang.

Lia merasa sangat beruntung Karina mau menerimanya di kelompoknya, karena sebelumnya ada kelompok lain yang kekurangan orang tapi tidak mau mengajak Lia.

Bahkan setelah kelas berakhir, Lia menunggu Karina di depan pintu kelas, untuk sekali lagi mengucapkan terima kasih pada gadis itu. Suara Lia bahkan sampai bergetar saat berbicara pada Karina, entah karena ia sedih, terharu, senang dan merasa beruntung karena Karina mau menerimanya bergabung.

"Kamu udah ngelakuin yang terbaik, Lia. Usaha kamu buat keliling nyari kelompok itu membuahkan hasil yang baik, kan? Sekarang kamu udah masuk kelompoknya Karina, jadi gapapa. Semuanya udah lewat, everything will be alright." ujar Jaemin dengan nada lembut dan tenang.

Mendengar perkataan Jaemin barusan juga menenangkan hati Lia. Benar, sekarang sudah tidak apa-apa.

Lia menutup matanya, entah mengapa walaupun perasaannya sudah tenang, namun tetap saja rasanya Lia ingin menangis. Lia berusaha sekuat tenaga menahan tangisnya, namun pada akhirnya bulir air mata jatuh dari sudut matanya.

"Jaemin. Maaf, Jaemin. Maaf..." rancau Lia dalam tidurnya.

"Iya, gapapa Lia. Aku di sini,"

"Aku kangen kamu, Jaemin."

"Aku selalu di sini kok, Lia. Aku gak ke mana-mana."

Lia menggeleng kuat, "Kamu ninggalin aku, Jaemin. Kenapa kamu lakuin itu?"

"Lia, aku gak pernah ninggalin kamu. Kalau kamu kangen aku, kita bisa ketemu di dalam mimpi, aku selalu datang buat jagain kamu dari mimpi buruk. Jangan khawatir ya, tidur yang nyenyak. Aku selalu ada di sisi kamu." ujar Jaemin diakhiri dengan senyum hangatnya.

Lia membuka matanya, air mata sudah membasahi pipinya, serta keringat bercucuran di kening hingga pelipisnya.

Lia menatap sekeliling kamarnya, ia sedikit menyipitkan matanya karena sinar matahari yang memasuki sela-sela jendelanya.

Hari sudah pagi, tapi tidak ada Jaemin disisinya.

Bukan karena Jaemin sedang menyiapkan sarapan untuk Lia, namun karena sedari awal Jaemin tidak pernah ada.

Jaemin, cinta pertama Lia dari semasa SMA yang kecelakaan saat mereka menjadi mahasiswa baru di kampus yang sama.

Hari itu, Lia lupa membawa atribut yang harusnya dipakai untuk acara penyambutan mahasiswa baru. Atribut milik mahasiswa laki-laki dan perempuan berbeda, jadi Jaemin tidak bisa meminjamkan miliknya. Lalu Jaemin kembali untuk mengambil atribut milik Lia seorang diri, Lia sudah melarang Jaemin karena tidak tega jika Jaemin harus bolak-balik di pagi hari, yang mana jalan raya cukup padat. Belum lagi jika nantinya Jaemin terlambat.

Namun Jaemin bersikeras, ia tidak mau jika Lia dihukum atau semacamnya. Jaemin juga berjanji pada Lia bahwa dirinya tidak akan telat.

Dan hari itu adalah pertama kalinya Jaemin tidak menepati janjinya pada Lia.

Sudah setahun sejak kepergian Jaemin, tetapi Lia tidak sedikitpun melupakannya.

Lia masih sering mengingat dan membayangkan bagaimana jika Jaemin masih ada bersamanya.

Bagi Lia, Jaemin tidak pernah pergi. Pemuda itu akan selalu ada dan hidup dipikiran serta hati Lia, bahkan di mimpi Lia.

Itu sebabnya Lia menciptakan dunia mimpi di mana Jaemin selalu ada bersamanya, menjemput Lia sepulang kuliah lalu mengobrol di bawah langit senja. Dunia di mana Jaemin tidak pernah meninggalkan Lia.

Dunia mimpi yang di kenal dengan Lucid Dream.








—Fin.



Let's meet in the deep dream
We will be together.





A/n :
Sorry for turning cute lullaby song into something dark, lol.





Jangan lupa tinggalkan feedback yaa! Karena itu semangat buatku untuk nulis cerita lainnya~

Oh iya, boleh banget mampir ke twitterku @mosvly, aku sering bikin au juga, terutama jaelia!

Makasih, ILY 🤍

Paper Hearts | JaeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang