21

6.5K 604 1
                                    

Zara dan kedua adiknya tengah menyantap makanan bersama rekan bisnis papahnya yang bernama Raquel Kalingga. Tidak ada pembicaraan dalam perjamuan makan hanya ada suara dentingan sendok dan garpu.

Setelah selesai, Zara dan Raquel membahas beberapa hal tentang kerja sama antara bisnis mereka. Sementara Antares tengah berusaha membujuk krisar agar berhenti memakan eskrim.

Bukannya kenapa, masalahnya krisar sudah menghabiskan sepuluh cup es krim yang entah dia dapatkan dari mana.

"Bang, aga mau ke toilet dulu. Jangan ambil es krim nya aga, awas kalo ambil kita musuhan! " krisar berujar sambil menampilkan wajah garang yang sayang nya terlihat menggemaskan di mata Antares.

"Iya iya, abang abisin kok. Baby tenang aja, baby nyampe sini es krim nya udah ludes kok"

"Ishhh abangggg.... Musuhan kita"

Krisar berlalu sambil menghentakkan kakinya karena merasa kesal akan kelakuan Antares. Antares hanya tertawa kecil melihat kekesalan krisar.
.
.
.

Krisar mencuci tangannya di wastafel setelah menunaikan hajatnya. Sesaat dia menatap pantulan dirinya di cermin, entah sejak kemarin dia menjadi sangat gelisah. Krisar menampar pekan kedua pipinya, meyakinkan diri semuanya akan baik baik saja.

Krisar berjalan keluar dari toilet. Tepat saat hendak berbelok, seseorang membekap mulut dan hidungnya menggunakan saputangan. Krisar mencoba memberontak namun tubuhnya melemah. Mata krisar menajam dan memburam, sebelum kesadarannya hilang total dia melukai jarinya sendiri menggunakan cutter kecil yang dikasih oleh antares

"Huh tenaga anak kecil ini lumayan juga. Kalian lapor ke bos, siapkan mobil kita pergi sekarang"

Dua orang lain yang sepertinya bawahan pria itu mengangguk mengerti dan melakukan apa yang diperintahkan.

.
.
.
.

Antares bergerak gelisah di tempat duduknya pasalnya sudah lebih dari sepuluh menit krisar pergi namun belum juga kembali. Antares akhirnya memutuskan untuk pergi ke toilet menjemput adiknya.

Antares membuka satu persatu pintu toilet namun tak menemukan keberadaan krisar di sana. Dia semakin kalang kabut saat melihat di lantai terdapat bercak darah dan juga cutter yang dia berikan kepada krisar ada di sana.

Darah itu mengarah ke pintu belakang restoran. Antares berlari dan melihat sekeliling namun tetap tak menemukannya keberadaan adiknya.

Antares kembali ke dalam restoran dan menyeret paksa Zara yang tengah berbincang dengan Raquel.

"Antares apa apaan kamu, dima....

"Baby hilang! Geo! Cepat lacak keberadaan baby"

"baik tuan"

"Bagaimana baby bisa hilang? "

"Gue juga gak tau. Sekarang kita cari baby dulu, area khawatir takut terjadi apa apa sama baby"

Zara mengangguk setuju kemudian berjalan mengikuti langkah Antares menuju mobil.

.
.
.
.

Dua hari berlalu,

Diaz mencari keberadaan pamannya di area mansion namun tak menemukan apa apa. Diaz terus berkeliling sekitaran mansion, dia sudah mencoba menelopn pamannya namun tak mendapatkan jawaban.

"Dasar pak tua. Kalo aja ayah gak nyuruh gue buat bawa lu ke mansion opa, ga mau gue nginjekin kaki mulus gue di mansion jorok ini"

Jangan berpikir aneh, mansion itu sebetulnya bersih, sangat bersih malah. Hanya saja terlalu rimbun oleh pohon, memberi kesan menyeramkan pada mansion.

{Krisar} Alexis or Agatha |End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang