23

6.9K 643 4
                                    

Krisar masih asik bermain dengan mainannya. Dia menguliti serta menusuk beberapa bagian tubuh Sylvi. Sylvi yang tak tahan, menjerit dan menangis histeris membuat krisar derdecak kesal. Dia mengambil pistol yang berada tak jauh darinya kemudian mengarahkan pistol itu tepat ke kerongkongan Sylvi.

"Lo berisik banget sumpah, padahal udah gue bilang buat diem"

'Dor'

Kerongkongan Sylvi hancur akibat ledakan pistol. Darah segar menggenangi tubuhnya. Krisar berdiri menengadahkan tatapannya ke atas. Dia tertawa getir dengan air mata yang lolos begitu saja.

"Hahaha.... Lo emang monster, lo pembunuh, lo bahkan lupa berapa banyak korban yang udah jatuh di tangan lo. Bener apa kata wanita itu, harusnya gue yang mati, bukan daddy.. Hahaha...,....."

Brak...

"Tuan Aditama, beberapa orang menyerbu mansion anda tuan"

Krisar mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang di dobrak secara paksa. Bisa dia lihat pria berumur itu menatap kaget melihat keadaan ruangan yang sudah sangat kotor dengan noda darah.

"Ya ampun, apa aku ketinggalan satu ekor kelinci? Kemarilah manis, krisar akan memanjakanmu"

Pria itu bergidik ngeri mendengar nada bicara krisar. Dia memanggil beberapa temannya untuk melawan krisar.

.
.
.
.
Di luar mansion, terlihat Antares, Zara, inti black dragon, diaz dan beberapa bodyguard Zara tengah membabi buta melawan penjaga mansion.

Sesuai dengan perkataan diaz di awal, mansion ini terlihat cukup sepi dengan  sedikit pengawasan. Namun semakin masuk ke dalam, penjagaan nya semakin ketat membuat mereka sedikit kewalahan.

"MINGGIR BRENGSEK!!! KALO SAMPE ADEK GUE LECET LO SEMUA HABIS DI TANGAN GUE" Antares berteriak saking kesalnya.

"Di lorong sebelah kiri lo bakal ketemu sama satu pintu. Pintu itu mengarah langsung ke ruang bawah tanah. Lo harus berhati hati karena di dalam, selain penjagaan yang sangat ketat, juga ada kanibal yang sengaja paman gue rawat" diaz menjelaskan sambil berusaha melawan bawahan pamannya itu.

Antares tanpa pikir panjang langsung pergi menuju tempat yang di maksud oleh diaz diikuti inti black dragons di belakangnya. Begitu pintu tebuka bau anyir darah menyeruak membuat Angga dan alex mual sendiri.

Antares tak mengindahkan  itu dan masuk lebih dalam lagi. Aneh pikirnya, menurut penuturan diaz tempat ini di jaga ketat tapi tak ada satupun penjaga di sana.

Langkah mereka terhenti di salah satu pintu besi yang sedikit terbuka. Terdengar keributan dia dalam serta teriakan kesakitan yang memekakkan telinga.

Antares langsung membuka pintu itu dan terlihatlah krisar yang memandangnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Melihat krisar yang lengah salah seorang penjaga yang masih bertahan menembak krisar tepat di bagian perutnya.

Sontak hal itu membuat mereka membulatkan matanya. Sementara krisar entah sejak kapan sudah mematahkan leher orang itu.

"Baby, kau tidak papa? "

Krisar tersenyum melihat wajah khawatir Antares. Dia mencoba berjalan mendekat meski tubuhnya sudah kewalahan. Dan benar saja, baru berberapa langkah, tubuhnya ambruk.

"BABY.... "

Antares dengan sigap mengangkup tubuh ringkih krisar dan membawanya keluar dari ruangan pengap itu. Sementara inti black dragons menatap tumpukan tubuh itu dengan pikiran mereka masing masing. Yang paling terkejut di antara mereka adalah Dedrick dan Angga. Keduanya bergerak ngeri membayangkan tubuh mereka hancur oleh remaja berbadan kecil itu.

{Krisar} Alexis or Agatha |End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang