Bab 13

240 23 0
                                    

Follow & vote yak-!
.

~ 13 •• "Aku memang terbiasa tanpa mu, tapi bukan berarti aku melupakan mu" -Davendra Gerald Alaskar.

"Jauhin tangan kotor lo, atau lo gue bunuh sekarang juga" semua yang melihat lelaki itu menganga tak percaya, mereka bergidik ngeri melihat lelaki itu yang terlihat sangat marah.

Lelaki yang tadi mengancam Mikha dengan perlahan menurunkan tangan nya. Ia gelagapan melihat Leo dan teman-teman nya yang menatap nya tajam. Apalagi tangan Leo yang sudah terkepal erat hingga urat-urat tangan nya terbentuk.

".. lo .. kemaren di tabrak dia juga kan Le?! Bi-biar gue tangani aja" ujar abang kelas itu gelagapan. Walaupun Leo adik kelas nya, Leo tetap nomor 1 siswa yang pernah membunuh di sekolah itu. Jadi, ga menutup kemungkinan bahwa ia takut pada Leo. Apalagi kekuasaan Leo dapat membuat nya miskin hanya dalam hitungan detik.

Hanya Gerald, Delvon dan Leo lah murid terkaya di sekolah itu dan paling disegani. Apalagi Leo, murid yang pernah membunuh 1 siswa dengan tangan nya sendiri.

"Gue ga pernah main-main dengan kalimat gue" desis Leo dengan suara pelan. Ia berusaha mengontrol dirinya agar tidak kelepasan lagi seperti tahun kemaren. Lagipula logika nya juga sedang berkomat-kamit di pikiran nya. Untuk apa dia harus marah? Mikha kan bukan tanggung jawab nya.

".. gu-gue pigi dulu"

Abang kelas itu segera meninggalkan Leo dan circle nya. Sedangkan Leo beralih menatap Mikha yang kini sudah menangis pelan, bahkan isakan nya dapat di dengar Leo.

Leo sedikit bingung dengan diri nya. Kenapa rasanya ia tak suka melihat Mikha yang menangis? Jika tadi logika nya tidak mengendalikan nya, ia benar-benar akan membunuh abang kelas nya itu.

"Mata lo semua dijaga! Apa yang mau diliat lagi?!" Bentak Leo pada murid-murid yang masih menetap di koridor. Akhirnya mereka pergi setelah di tatap tajam oleh Leo.

Setelah itu Leo maju, mendekat ke arah Mikha yang menutup muka nya dengan kedua telapak tangan nya.

".. jangan nangis. Gue ga suka" ujar Leo menarik sebelah lengan Mikha ke dalam dekapan nya.

4 orang teman Leo terkejut melihat apa yang dilakukan Leo. Leo tidak pernah sehangat itu dengan cewek! Hanya pada mantan nya terakhir Leo menjadi sosok yang sangat bucin! Selain itu, Leo tidak pernah begini.

Revangga yang peka akhirnya membawa teman nya yang lain pergi, membiarkan Leo dan Mikha berdua di koridor.

Mikha yang tahu situasi sudah sepi, semakin mengeratkan pelukan nya, menumpahkan rasa takut dan sedih nya.

" .. hiks .. ke-kenapa mentang mentang gue miskin .. hiks .. gue ga bisa di hargai Le .. hiks" gumam Mikha.

Mikha hanya manusia biasa, yang terkadang merasa sepi karena tak ada yang mau menemani nya. Ia sedih karena semua murid kaya itu membeda-beda kan nya. Apa jadi miskin suatu dosa yang kotor? Mikha juga ga mau miskin! Tapi itu takdir nya.

Walau begitu Mikha tidak pernah merasa menyesal bisa sekolah di sekolah elit. Ia tetap bersyukur bisa sekolah di SMA Wismagama.

".. lo bisa nyimpen nomor gue. Kalo ada yang kurang ajar kayak tadi, hubungi gue" ujar Leo yang tak mengerti juga dengan pola pikir nya. Bisa-bisa nya dia berkata seperti itu, sedangkan pikiran nya sangat tidak menyetujui apa yang dikatakan nya.

•••••

21. 31

Glek.. glek.. glek..

Rumit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang