Kamar Mandi ³

37 7 0
                                    


დ .•*""*• Happy reading! •*""*•.დ
















































"Kak, aku akan menggunakan uang warisan untuk membangun sekolah, disini."

"Baik. jika itu maumu,"

"Tapi.. jangan bongkar tembok itu."

"Tenang saja, aku tidak akan membongkar tembok jelek itu. Oh ya, kak. Aku boleh kan mempercepat proses pembangunannya?"



































































































































"Mentang-mentang punya wajah nyeremin maen sembarangan nyuruh orang," protes Niki tak terima.

"Iya weh, tuh jurig nyuruh aneh-aneh aja kita temuin badannya," sahut Jungwon.

"Udah mati nyusahin orang aja"

Oke tinggalkan mereka berdua. Kini beralih ke yang lainnya.

"Lo ngapain sih ngeliatin gue mulu!" Arizka yang sedari tadi ditatap oleh Jay merasa tak nyaman. Jay menyengir kuda, malu kepergok Arizka, mana Arizka teriak lagi.

"Itu di dahi lo ada semut ungu", Jay menunjuk dahi Arizka menggunakan dagunya. Arizka tak memperdulikan omongan Jay yang sangat aneh itu, masa iya semut warnanya ungu.

Caitline? ia berada disebelah Jake yang masih pingsan, sedikit kesal sih karena Jake pingsannya lama sekali. "Nih orang beneran pingsan apa turu?" monolog Caitline.

Heeseung menoleh kesamping, melihat Caitline yang sedang mengamati lekuk setiap wajah Jake membuatnya--

"Ngapain sih!" Heeseung menarik dagu Caitline menghadap ke wajahnya. Caitline kaget, matanya melebar saat bertemu manik Heeseung.

"Apa-apaan lo megang gue HAH!" Caitline menepis tangan Heeseung dari dagunya.

Keenam cowok itu terkekeh geli melihat kelakuan Heeseung, "Dua prawan gue baru puber ges," ucap Sunoo membuat Jay dan juga Heeseung menatapnya tajam.

Arizka beranjak dari duduknya kemudian menghampiri Caitline, Arizka menyingkirkan tubuh Jake asal. Jay yang melihat itu langsung berlari dan menahan tubuh Jake. Hhhh, gadis itu sungguh membuatnya mengelus dada.

"Menurut lo, Yoona dibunuh karena apa?" tanya Arizka to the point. Caitline mengernyit bingung, karena saat ia dan Arizka berada di dunia dimensi tak ada penjelasan yang bisa mengira apa penyebab dari kematiannya.

"Entahlah, Ka. Gue juga bingung, tiba-tiba dia di tusuk pisau kayak gitu 'kan pusing gue jadinya. Kalau si Jessica dateng terus ngomong apa dulu kek atau dijamu sebagai tamu dan ngomong tujuannya kesitu kan mudah nebaknya", jelas Caitline.

Arizka melirik Caitline malas, bukannya membantu tapi malah menambah pusing. "Gue serius." ucap Arizka ketus.

"Huhhh. Lo coba tanya tujuh kurcaci tuh," saran Caitline. Sebenarnya Caitline ingin menujukan sarannya hanya ke Sunoo, tapi Sunoo juga kelihatan sedang berpikir keras untuk menebak kasus Yoona.

"Males banget, memangnya mereka siapa?"

Sebuah kalimat indah bermakna keluar dari mulut Arizka, membuat ketujuh lelaki didepannya langsung menatap gadis itu. "Ngejleb banget gusti kalimat lo.." Sunghoon mengelus dadanya gusar.

A Full Of GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang