"Mau dimakan dulu atau ditaruh ke motor dulu?" tanya Dwi dan Bulan pun menjawabnya "Makan dulu aja! Di kursi taman yuk!". Mereka berdua pun pergi ke taman yang ada di sana.
"Nih dimakan!" -Dwi
"Makasih, kamu gak makan? Eh iya... Maaf ya? Yang jajan cuma aku, kalau gitu ayo makan bareng!" jawab Bulan dengan mulut penuh makanan.
"Gapapa. Gaklah aku juga beli pop ice! Yaudah ayo! Tapi ditelen dulu baru ngomong!" -Dwi
"Okey!" -Bulan
Sementara itu Vio dan Juli --->
"Ya Allah, kok serem?" -Vio
"Gak tau! Orang yang ngewarnain kamu sendiri!" -Juli
Disini mereka berdua mewarnai bareng ya!
"Ihh kok gitu sih!?" -Vio
"Lucunya!~" jawab Juli sambil mencubit pipi Vio.
"Ngambek nih? Yaudah maaf..." -Juli
"Gak" -Vio
"Udah belum? Kalau udah, ayo jajan" -Juli
"Udah! AYOOO!" -Vio
"Semangat bener" -Juli
"Ihh! Ngambek lagi nih" -Vio
"Jangan dong!" -Juli
Setelah itu Juli dan Vio pergi ke warung pop ice, corndog, es krim, crepes, cimol, dll. Tak lupa mereka membawa 2 lukisan karya mereka yang diwarnai tadi. Mereka pergi ke kursi taman dan memakan jajanan yang sudah mereka beli.
Lanjut Naren dan Mei --->
"Anjir dikit lagi loh!" -Mei
"Heh! Mulutnya" -Naren
"Coba sini aku yang main capitnya!" -Naren
"Ya" -Mei
Jadi, Naren sama Mei main mesin capit boneka ya!
"Yey! Dapet!" -Mei
"Nih!" ucap Naren sambil memberikan sebuah boneka beruang yang berhasil ia dapatkan.
"Makasih!" -Mei
"Iya sayang" jawab Naren sambil tersenyum.
"Ayo jajan!" -Mei
"Ayo!" -Naren
Setelah itu mereka berdua pergi jajan, mereka membeli boba, corndog, takoyaki, es krim, dll. Tentu Mei masih membawa boneka beruang itu dengan erat. Mereka juga memakan jajanan mereka di kursi taman.
Setelah bermain-main mereka berenam berkumpul lagi di taman dekat sana. Mei, Juli dan Bulan bilang ingin naik bianglala. Tentu berdua-berdua, Mei dengan Naren, Juli dengan Vio, dan Bulan dengan Dwi.
Sesampainya disana, mereka membeli tiket terlebih dahulu. Bulan dan Dwi naik lebih dahulu, Juli dan Vio yang kedua, sedangkan Mei dan Naren yang terakhir.
Di dalam bianglala, Bulan dan Dwi --->
"Bulannya cantik ya?" -Bulan
"Iya cantik banget!" jawab Dwi dengan pandangan mata menatap ke Bulan.
"Hah?" -Bulan
"Bulannya kan!" jawab Dwi membuang pandangan.
"Eh i-iya" -Bulan
"Sebenarnya kamu yang cantik" ucap Dwi dalam hati.
Keheningan pun terjadi di antara mereka berdua.
Sementara itu, Juli dan Vio --->
"Pemandangannya cantik ya?" -Juli
"Iya cantik, tapi lebih cantik kan kamu!" -Vio
"Ihh apaan sih?!" jawab Juli salah tingkah.
"Wkwk, kalau salting itu bilang gak usah malu-malu" -Vio
"Iya-iya. Maaf ya?" -Vio
"Tak maafin, tapi beliin cotton candy ya?" -Juli
"Siap bub!" jawab Vio sambil hormat.
"Lucunyaaa! Jadi pengen meluk deh!" -Juli
Vio pun merentangkan tangannya, dengan cepat Juli langsung memeluk Vio. Oh iya, Vio itu tipe cowok yang peka.
Lanjut, Mei dan Naren --->
"Pemandangannya indah ya! Kayak aku!" -Mei
"Iya! Cantikk kayak kamu!" -Naren
"Iya dong!" -Mei
"Kamu tuh ya!" ucap Naren sambil mencubit pipi Mei.
"Ihh lepasin gak?!" teriak Mei menyuruh Naren agar berhenti mencubit pipinya.
"Cuma nyubit doang" -Naren
"Gak boleh!" -Mei
"Iya deh, maaf ya? Ntar sebelum pulang beli cotton candy! Mau gak?" bujuk Naren.
"Deal!" jawab Mei semangat.
"Okey sayang" -Naren
Balik lagi ke Dwi dan Bulan. Keheningan terjadi di antara mereka berdua, Bulan hanya diam dan menikmati pemandangan malam yang benar-benar cantik. Sedangkan Dwi hanya menatap ke bawah, dia benar-benar hanya diam.
Akhirnya mereka berenam pun turun, sesuai dengan janji Naren dan Vio. Sebelum pulang, mereka mampir untuk membeli cotton candy. Mei meminta cotton candy yang berbentuk anjing, sedangkan Vio membelikan Julo cotton candy yang berbentuk kucing. Tetapi Dwi juga membeli cotton candy yang berbentuk beruang. Tak disangka Dwi memberikan cotton candy tersebut kepada Bulan. Setelah itu mereka pulang.
TBC
MAAF KALO GAK NYAMBUNG 🙏🏿
KALO TYPO TOLONG DI INGATKAN YA!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Is Beautiful Isn't It [END]
Teen Fiction"The Moon Is Beautiful Isn't It" (I Love You) Atau "Bulannya cantik ya?" -Aksara Bulan. Satu kalimat yang hanya bisa Aksara Bulan ucapkan kepada Dwi Dirgantara.