16. Benci Bagian Ini

5 4 0
                                    

Tiba-tiba saat Bulan hendak menyeberang di zebra cross, ada truk oleng.

"Brakk!" suara tabrakan.

Tapi tidak hanya Bulan yang tertabrak, Dwi juga tertabrak. Mereka tertabrak bersama, karena tadi Dwi tidak sengaja melihat Bulan akan menyeberang dan ternyata ada truk oleng. Sontak Dwi refleks langsung berlari ke arah Bulan. Lalu Dwi mendorong Bulan, mungkin dapat diartikan agar Bulan tidak tertabrak.

Namun Allah Maha Adil, jadi pada akhirnya mereka berdua sama-sama tertabrak. Tetapi hanya Dwi yang terluka cukup parah, sedangkan Bulan terluka tidak terlalu parah.

"Wiu~ wiu~" suara sirene ambulans.

Mei yang tidak sengaja lewat pun penasaran, karena ada orang-orang yang berkerumunan dan ada ambulans juga. Akhirnya Mei menghampiri kerumunan tersebut, Mei benar-benar kaget karena orang yang kecelakaan adalah teman baiknya sendiri. Sontak Mei langsung menelfon Langit, Langit juga benar-benar syok saat tau jika Adek kesayangannya itu mengalami kecelakaan.

Skip perjalanan ke RS Harapan Palsu ———>

Mei masih telfonan dengan Langit, ia bilang bahwa ia sedang ikut ambulans tersebut menuju RS Harapan Palsu. Langit langsung memberi tau Raya, Raka, dan Sekar tentang kejadian yang dialami Bulan tersebut. Raya dan Raka tidak percaya atas apa yang telah terjadi, tetapi mereka menuju RS Harapan Palsu. Tak lupa Mei juga memberi taukan berita tersebut kepada Juli, Vio, Dan Naren.

Setelah sampai di RS, Bulan dan Dwi langsung ditangani. Mei bingung harus melakukan apa, Mei mencoba untuk tetap tenang dan tidak panik. Tetapi raut wajah Mei tidak dapat berbohong, ia tampak ketakutan dan panik karena datah yang mengalir dari kepala Dwi sangat banyak. Sebaliknya, darah yang keluar dari leher Bulan juga cukup banyak.

Tak lama kemudian Raka, Raya, Langit, Sekar, Vio, Juli, Naren dan orang tua Dwi sampai di RS. Btw ortu Dwi dijemput sama Vio, Juli, dan Naren. Mereka semua mendapati Mei sedang menangis.

"Mei? Lo kenapa?" —Langit

"Iya, kenapa Mei?" —Juli

"Ada apa nak?" —Raka dan Raya

"Sayang? Jawab! Why?" —Naren

"Nak Mei, ada apa?" —Ortu Dwi

Tetapi tangisan Mei menjadi tambah pecah, Sekar pun mendekati Mei dan langsung mendekapnya.

"A-anu D-dwi..." jawab Mei masih terisak.

"Kenapa?" —Langit

"D-dwi u-udah gak a-ada" jawab Mei dengan tangisan yang bertambah kencang.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un"

"Gapapa nak, ikhlasin aja ya?" ucap orang tua Dwi sambil mengusap punggung Mei.

"I-iya" —Mei

"Terus Adek gue gimana?!" tanya Langit dengan raut wajah panik.

"K-kata dokter Bulan koma Kak" jawab Mei dengan suara tangisan yang mulai berkurang.

"Ya Allah Dek..." gumam Langit tampak frustasi.

"Kak? Udah gapapa, doain aja Adeknya. Ini juga takdir Allah" kata Raya menenangkan putranya.

Keesokan harinya setelah pemakaman Dwi. Langit, Sekar, Raka, Raya, Mei, Naren, Juli, dan Vio pergi ke rumah sakit.






TBC

MAAF KALO GAK NYAMBUNG 🙏🏿

KALO TYPO TOLONG DI INGATKAN YA!

The Moon Is Beautiful Isn't It [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang