Kring~ Kring~
Alarm Bulan berbunyi.
Mendengar itu Bulan langsung bangun dan mematikannya.Jadi disini author bakal bilang kalau ceritanya mau di skip jadi beberapa tahun kemudian. Soalnya bakalan panjang kalau gak di skip. Okey kembali lagi ke ceritanya.
"Dek! Bangun woy!" teriak Langit menyuruh Bulan untuk bangun.
"IYA KAK" —Bulan
"GAK USAH NGEGAS KALI!" —Langit
"EH? SITU YANG NGEGAS" —Bulan
"Kakak, Adek udah. Masih pagi malah berantem" —Raya
"Udah gede loh kalian, masa masih berantem cuma gara-gara hal sepele?" sahut Raka.
"Iya Ma... Pa..." —Langit dan Bulan.
Setelah berdebat Bulan pergi ke kamar mandi dan mandi, selesai mandi dan memakai baju. Bulan turun dan sarapan bersama dengan Mama, Papa, dan Kakaknya. Mereka sarapan nasi goreng, tapi Bulan juga sarapan dengan segelas susu rasa coklat. Tentu dengan membicarakan hal random bersama. Bulan benar-benar bersyukur karena telah terlahir di keluarga ini. Oh iya, sekarang Bulan kelas 12, 12D. Sekarang Bulan sudah SMA, Bulan bersekolah di SMAN Matahari. Umur Bulan juga sudah 18 tahun. Langit juga sudah tambah tua, sekarang umur Langit adalah 24 tahun. Dan sekarang Langit sudah mempunyai calon istri, namanya Sekar Ayu Mentari. Sekar itu cantik, baik, ramah, penyayang, pintar, dan lain-lain.
"Dek udah belum? Kalau udah ayo berangkat" —Langit
"Iya Kak!" teriak Bulan sambil berlari.
"Gak usah lari Dek!" tegur Langit.
"Iya Kak, maap" —Bulan
Skip di jalan ———>
"Kak, Kakak" panggil Bulan sendu.
"Hm, iya. Kenapa cill?" jawab Langit sambil sedikit melihat ke arah Bulan.
"Besok hari Minggu Kakak udah nikah ya?" raut muka Bulan sedih.
"Iya Dek, kenapa? Jangan sedih gitu dong! Kakak kan tetap sayang kamu" jawab Langit dengan tangan mengusap pucuk kepala sang Adek.
"Tapi Kak, gak nyangka banget Kakak ku yang jomblo udah mau punya istri" ucap Bulan sambil menangis.
"Cup cup, tuan putri Kakak gak boleh sedih apalagi nangis" balas Langit sambil memeluk Adek kesayangannya itu.
Btw kalau ditanya kenapa Langit bisa meluk Bulan, padahal Langit nyetir mobil. Kebetulan waktu Bulan nangis udah sampai sekolah.
"Udah cill nangisnya, mau sekolah gak?" tanya Langit masih memeluk Adeknya.
"Sekolah dong Kak" jawab Bulan sambil mengusap sisa air matanya.
Mereka pun melepaskan pelukannya.
Bulan pun turun dari mobil dan berpamitan kepada sang Kakak.
Saat Bulan berjalan di koridor sekolah, ia berpapasan dengan Dwi. Bulan tidak menyapanya, sebaliknya Dwi juga cuma diam saja.
TBC
MAAF KALO GAK NYAMBUNG 🙏🏿
KALO TYPO TOLONG DI INGATKAN YA!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon Is Beautiful Isn't It [END]
Teen Fiction"The Moon Is Beautiful Isn't It" (I Love You) Atau "Bulannya cantik ya?" -Aksara Bulan. Satu kalimat yang hanya bisa Aksara Bulan ucapkan kepada Dwi Dirgantara.