Nikah ; 97 line

Ikut Campurnya Mertua

Yang mau titip komen setelah baca privatter spesial Jaemina boleh disini ya. Hehe. Semoga bahasanya masih sopan terdengar yah ^^

Mertua yang peduli dan perhatian juga betul sayang sama anak dan menantunya adalah mertua yang senantiasa selalu menghargai apapun keputusan anak menantunya.

Kasih saran jika memang dibutuhkan, sisanya ya tinggal mengarahkan aja. Terlalu deep untuk ada diantara hubungan pernikahan anak juga gak baik.

Punya pasangan yang mau diajak berkomitmen dan komunikasi dengan baik adalah salah satu benteng pertahanan ketika mertua terlalu mendikte, terkesan selalu mengatur, atau bahkan ikut campur kedalam urusan tersebut.

Kata siapa nikah itu cuma antar personal?

Enggak, ketika menikah artinya kamu juga harus siap menerima orang-orang baru yang dibawa oleh pasangan begitupun sebaliknya.

Seperti Eunwoo.

Eunwoo tau betul Miyeon berasal dari keluarga yang kayak apa. Orang tua Eunwoo juga tau itu.

Eunwoo gak mempermasalahkan sama sekali, Ibunya Eunwoo yang terima pengakuan Miyeon malah ikut turut bersedih.

"Gusti.. Ya Allah.. Neng.. Kuat ya Neng, tabah ya.. Kalau ada apa-apa ke Ambu aja.. jangan sungkan."

Itu yang Ibu Eunwoo ucapkan ke Miyeon sambil elusin kepala menantunya itu. Bahkan Eunwoo merasa jadi menantu ibunya sendiri sekarang tuh. Karena Ibunya pasti apa-apa Miyeon, segalanya Miyeon.

Terbukti, mertua gak selalu jahat. Ibu Eunwoo yang berasal dari pedesaan Sumedang itu memiliki tatapan mata teduh menyejukkan, gampang sayang sama anak-anak dan yang paling utama Ibunya Eunwoo adalah sosok mertua yang gak pernah terlalu ikut campur. Termasuk keputusan Eunwoo dan Miyeon tentang punya anak.

"Iya, udah gak apa-apa. Teteh sama Aa kamu juga anaknya udah pada banyak. Ambu sih gimana kalian, yang jalanin kan kalian juga." 

Kehidupan Miyeon boleh jadi agak sulit karena keluarganya sendiri. Tapi siapa sangka, punya mertua sebaik Ibunya Eunwoo adalah harapan dari teman-temannya.

.

"Mih, Eunha mau kerja." Ujar Jungkook ditengah-tengah kegiatan makan malam sama Eunha dan Mamihnya.

Eunha yang denger ngelirik Jungkook tajam.

"Kenapa? Udah enak-enak disenengin sama anak Mamih. Dirumah tinggal ongkang-ongkang kaki nunggu Jungkook gajian." Eunha menghembuskan nafasnya kasar, kemudian taruh sendok garpunya dan berhenti makan.

"Suntuk diem terus dirumah, Mih." Ujar Eunha, Mamih Jungkook langsung nyinyir.

"Ya makanya punya anak."