Make me yours

802 23 0
                                    

Olivene memiliki reputasi yang bagus di kantor ini, tapi aku tidak menyangka akan ada hari dimana aku melihatnya menjadi mainan orang di kantor.

"Lakukan itu dengan baik! Aahhh.... Begitu."

"Jangan lupa kocok punyaku."

"Aku juga dong!"

Aku mengintip dari pintu yang terbuka sedikit, disana ada empat orang. Aku hanya fokus pada Olivene, dia tampak senang dan menikmati hal itu.

Ku kira dia orang paling suci disini, ternyata dia pemain yang handal bahkan 3 orang sekaligus. Sialan, wajahnya kenapa menggoda begitu?

Sudahlah aku lebih baik pergi saja, disini kalau aku ketahuan pasti jadi masalah karena aku juga hanya office boy.

...

"Hei kamu." Panggil seseorang dari belakang.

Aku menolehkan wajahku, ternyata Olivene.

Entah kenapa setelah memergokinya tadi siang saat ini aku jadi gugup dan terbayang-bayang wajahnya yang mesum tadi.

Aku tanpa sadar memalingkan wajahku. "A-ada apa?"

"Kau tadi melihatku ya? Jangan bohong, tadi aku melihatmu kok."

Aku ketahuan.

"Aku sudah melupakannya, aku mau pulang. Permisi."

Aku hanya berlalu meninggalkannya sendirian di malam itu, aku tidak bisa mengatakan padanya kalau aku sebenarnya masih terbayang olehnya.

Bahkan saat pulang kerumah aku membuatnya kotor dalam pikiranku.

"Aahh... Olivene...."

Splurt

"Aahh.... Aku memang orang yang buruk."

Keesokan harinya aku masih malu untuk menatap wajahnya, jadi aku selalu menghindar.

"Ya, ampun kenapa dia selalu muncul?"

"Astaga kau dengar itu juga?"

"Aku lihat dia bermain dengan bapak xxx."

"Wuaah, imagenya yang awalnya bagus jadi hancur ya? Keren."

"Hahaha, kau pikir dia mau dibayar berapa untuk bisa ku sewa?"

"Kau sudah gila, tapi malesub.... Boleh juga.... Hahahaha."

Aku mendengarnya, kenapa mereka menjelek-jelekkan Olivene. Aku tahu mereka (gadis-gadis yang mengolok Olivene) juga melakukannya, bahkan mereka secara terang-terangan pernah ke pergok aku.

Aku masih keras di bawah, kalau mengingat wajah itu. Tapi aku tidak terima jika dia diolok-olok begini, Olivene pasti punya alasan, 'kan?

"Aku harus mencarinya... O-Olivene!!"

"Hai, kau mendengarnya juga? Aku memang jelek sih dari awal, aku tahu itu. Bahkan setiap malam aku menangis melihat tubuhku yang ada bekas ciuman dan jejak tangan kotor mereka."

Matanya tidak bisa membendung air matanya lagi, kurasa emosinya akan meluap. Aku harus apa?

"A-aku kotor.... Aku tahu itu..."

Dia menangis di hadapanku dengan suara yang menyedihkan, hatiku merasakan sakit itu. Siapapun tidak mau jika dilecehkan, bahkan demi uang sekalipun kecuali jika memang orang itu hyper sex.
Tapi ini Olivene, dia orang yang baik hanya saja tubuhnya sangat besar dan juga sexy itulah yang membuatnya di incar banyak orang.

"Maka keluar lah! KELUAR LAH DARI TEMPAT INI, JIKA KAU KELUAR AKU JUGA AKAN KELUAR. AYO KITA BERSAMA MENCARI TEMPAT YANG BARU DAN NYAMAN."

Aku mengulurkan tanganku kepadanya. Olivene mengangkat wajahnya yang merah dan mata yang sembab akibat menangis.

"Terima kasih..."

"Olivene..."

Aku tidak kuat dan akhirnya menciumnya.

"Mmmhh.... Olivene..."

"Puaah... Sentuh aku, setidaknya aku mengijinkan mu menyentuh ku.... Walau aku kotor sih."

Aku meletakkan tanganku di pipinya, aku tidak berfikiran sama seperti mereka yang hanya tahu gosip. Olivene pasti punya alasan tersendiri dan aku tidak suka dia menyebut dirinya sendiri kotor.

"Kau tidak kotor... Bagiku kau masih orang baik yang suci."

"Terima kasih... Tolong rawat aku setelah ini... Kumohon!"

Aku tersenyum lebar dan menciumanya sekali lagi, tanganku mulai meraba-raba dadanya. Besar, sangat besar lebih besar dari wanita manapun yang ku kenal.

"Aakhh.... Ja-jangan di pelintir, hi-hisap saja... Kau boleh melakukannya."

Kancing bajunya langsung ku buka dengan cepat, aku tidak tahan lagi dan penasaran dengan yang ada di sana.

"Ka-Kau...."

Aku melihat disana ada nipple clam, pantas aku merasa aneh.

"Boleh aku memainkan ini?"

"Jangan keras-keras... Saolnya sakit."

Dia memang mesum atau ada yang memasangkannya sih?

Aku menariknya dengan kuat utnuk melihat reaksinya.

Tubuhnya langsung berjingkat, aku mulai melihat wajahnya yang erotis itu sekali lagi. Aku tidak tahan lagi untik tidak menyerangnya.

Maafkan aku Olivene.

Sisi buasku akhirnya muncul dan memakan Olivene seolah-olah dia mangsa besar yang sangat menggiurkan.

Aku menaikkan kakinya di bahu ku, memasukkan penisku dengan sekali hentakan.
Erangan kecilnya terdengar merdu tapi dia segera menutup erat mulutnya.

Aku menyingkirkan tangannya dan menggantinya dengan tanganku sendiri.

"Jilat ini!" Perintahku.

Dia menjilat dengan baik seperti yang di lakukannya kepada semua orang.

Dia sudah seperti pelacur saja.

Aku melakukannya dengan tempo lambat dan cepat secara bergantian.

Saat aku merasakan bahwa aku akan keluar, aku menarik tanganku dan membuka mulutnya itu untuk memasukkan seluruh penisku.

Tidak lucu jika aku membuangnya di dalam lubang sempit itu.

Aku ingin dia menelannya, aku ingin jejakku berada dalam dirinya. Setidaknya di telan kedalam tenggorokan akan lebih menyenangkan, daripada hanya terjepit di lubang itu.

"MMMMHHH...."

"Telan semua itu Olivene... Anak baik."

Glup

"Terima kasih atas makanannya."

Maafkan aku... Sebenarnya aku lebih menyukaimu daripada mereka sejak lama, tapi aku tidak bisa mendekatimu karena mereka mengincarku sejak awal.

Tapi akhirnya kita bisa melakukannya dengan baik dan benar, aku menyukai rasa sperma mu di banding dengan mereka.

Terima kasih sudah mau menemani slut yang kotor ini.

END

NU Carnival X Reader oneshoot 🔞🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang