03 ' bertemu lagi '

53 12 1
                                    

Lelah merajalela menikam hati yang selembut sutra
lunglai tak dapat dirasakan lagi
Diam seribu bahasa sambil diselimuti rasa bersalah

_o0o_

Wirza tertawa dalam hati sambil menepuk kepalanya, dia merasa sudah sangat bodoh memaksa orang lain untuk menjadi seseorang padahal sudah jelas itu tidak mungkin, mimpi tidak bisa menjadi tolak ukur keberadaan seseorang, itu hanyalah masa lalu.

" jika saja aku bisa mengingatnya..."

Di kegelapan jalan ini dengan lampu yang remang-remang mata wirza melihat selembar kartu nama di depannya, kartu nama yang beraksen bunga mawar berwarna coklat vintage yang sederhana, sepertinya kartu itu milik wanita tadi. Wirza pun mengambil kartu itu.

Karyawan "Toko buku daniar"
Nama : Sindy Novala

Setelah membaca itu, entah mengapa dia merasa sedikit lega. Rasa ingin tahu wirza memuncak ketika mengetahui wanita itu bekerja dimana.

" tidak, bukannya kamu sendiri sudah menyakinkan dirimu kalau itu tidak mungkin. Tapi kenapa aku terus penasaran."

" bolehkah aku berharap? "

Wirza merasa pusingnya kembali mendera akibat pengaruh alkohol yang semakin terasa. Ia membawa kartu tersebut dan memasukkannya kedalam saku celana. Kemudian meninggalkan tempat itu membiarkan tubuh seorang pria yang terluka itu tergeletak disana.

Wirza berdiri dibawah lampu LED yang tinggi, tubuhnya bersandar sambil menetralkan nafasnya yang terengah-engah. Dia tersenyum kecil, secercah cahaya harapannya kembali bersinar walaupun pikirannya masih takut akan kegagalan yang akan ia terima nanti, tapi entah mengapa hatinya begitu mendorongnya.

Nama yang asing membuat perasaannya semakin bimbang namun wirza memutuskan untuk mencari tahu tentang wanita itu.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, wirza sudah malas menelpon satpam dirumahnya untuk membawakan mobilnya, wirza pun menunggu taksi lewat. Sepuluh menit wirza menunggu akhirnya taksi pun datang.

Sesampainya dirumah wirza langsung menuju kamarnya lalu merebahkan diri dikasur berukuran king size itu tanpa memperdulikan tubuhnya yang kotor dan bau alkohol.

" shh..." Wirza mengangkat tangannya keatas memperlihatkan luka besetan yang cukup panjang di telapak tangannya.

Rupanya kayu yang wirza pakai untuk memukul pria tadi terdapat paku kecil namun tajam, wirza menghiraukan lukanya dan memilih segera tidur menyusul alam bawah sadarnya.

" kakak aku mencintaimu, aku sangat menyayangimu, dan kakak yang paaaaling nomor satu untukku."

Dengan percaya diri dan suara yang lantang seorang anak lelaki itu berucap kepada seorang gadis, yang tengah tersenyum sambil mengelus kepalanya dengan lembut.

" iya kakak juga mencintaimu dan menyayangimu."

" janji jangan pernah meninggalkan aku, ya?."

Gadis itu tersenyum, kemudian menautkan jari kelingkingnya kepada jari kelingking anak lelaki itu.

" janji..."

Satu tetes air mata mengalir dari mimpi yang indah seperti taman berisi mawar yang kemudian durinya menancap dalam di kakinya.

_o0o_

Pagi hari pun telah tiba, kicauan burung dan sinar mentari yang mulai cerah tidak mengganggu wirza sedikitpun yang masih tertidur sangat pulas.

Tok tok tok

Black Feather (WonJoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang