_______________
"Nduk, Abi mau bicara penting sama kamu. Abi minta tolong, didengarkan dulu dengan baik-baik ya. Jangan ambil kesimpulan apapun setelahnya. Karena ini semua menyangkut masa depan kamu." Ucap Kyai Hafiz.
"Bicara apa, Abi?" Penasaran tentu saja, Abi-nya baru saja pulang, tiba-tiba ada yang ingin dibicarakan padanya.
"Umur Alma sudah 22 kan?" Tanya Abi yang membuat Alma mengangguk.
"Artinya Alma sudah dewasa. Apa Alma sedang menyukai seseorang saat ini?" Tanya Abi.
Seseorang? Laki-laki? Sepertinya tidak, lebih tepatnya belum. Usai kuliah Alma hanya sibuk di Pesantren, membantu Umi mengurus asrama santriwati. Jadi untuk jatuh cinta, rasanya tak mungkin karena jarang berinteraksi dengan lawan jenis kecuali Abi, Kang Soleh, Mas Fariz dan Mas Habib, serta Ustadz-ustadz yang mengajar di Pesantren.
"Alma belum kepikiran untuk kesana, Abi. Alma masih ingin bersama Abi dan Umi, membantu Umi mengurus asrama." Jawab Ning Alma tanpa niat untuk menyinggung Abi dan Umi-nya.
"Oh gitu, tapi kalau jodoh Alma sudah datang saat ini, bagaimana?" Tanya Bu Nyai Atiqah yang kemudian angkat bicara.
Jodoh? Secepat ini? Bahkan Mas Habibinya saja belum menikah, masa ia yang baru wisuda setahun yang lalu, sudah disuruh menikah? Eh, benar kan, jika saat ini Abi dan Umi-nya seperti ingin menyuruhnya untuk menikah?
"Ya biar aja, lagipula Mas Habibi kan belum menikah. Masa Alma melangkahi Mas Habibi. Alma tunggu Mas Habibi aja, Umi Abi." Jawab Ning Alma.
"Mas mu itu masih mau mengejar pendidikannya. Perjalanannya masih panjang, dan laki-laki itu tidak masalah jika menikah di usia matang." Sahut Kyai Hafiz.
"Abi ada niat untuk menjodohkan kamu, Nduk." Ucap Kyai Hafiz yang kemudian membuat Ning Alma benar-benar terkejut.
"Hah?" Alma bingung harus mengatakan apa.
"Besok Abi akan ke rumah calon kamu. Untuk membicarakan perjodohan kalian." Ucap Abi lagi.
Pikiran Alma sudah entah kemana-mana. Banyak spekulasi yang mengisi otaknya. Mungkin kah Umi dan Abi-nya sudah tidak sayang lagi padanya? Tanpa aba-aba, Akan langsung bersujud dihadapan Abi dan Umi-nya.
"Abi dan Ummi sudah tidak sayang Alma lagi ya, makanya menjodohkan Alma secepat ini? Atau Alma selama ini ada salah ya, makanya dihukum harus menikah seperti ini?" Tanyanya dengan pandangan yang sangat menyedihkan.
Bukannya sedih dan bingung, Umi dan Abi-nya malah tertawa melihatnya. Gadis mereka ini sungguh aneh. Bisa-bisanya berpikir seperti itu.
"Haduh Nduk, kamu nggak ada salah, sini duduk di atas lagi. Biar Abi jelasin dulu ya." Sahut Bu Nyai Atiqah membawa Alma kembali duduk ditempatnya semula.
"Alma anak Abi yang paling cantik, menikah itu adalah penyempurna agama. Jika sudah ada calonnya, lebih baik disegerakan. Kebetulan Abi sudah menemukan jodohmu, jadi terimalah, Nduk. Insya Allah pilihan Abi adalah yang terbaik." Ucap Kyai Hafiz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidung Surgawi (On Going)
SpiritualFOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️⚠️ _____________________________ "Apa jenengan Ndak apa-apa, Gus?" Tanya Ning Alma sedikit tak enak, takut malah Gus Azmi tak nyaman. "Kenapa? Jenengan takut saya Ndak nyaman?" Tanya Gus Azmi kemudian. Ning Alma hanya menund...