_______________
Ning Alma menghampiri Uminya begitu melihat Uminya kembali dari asrama akhwat. Ning Alma berniat untuk menanyakan perihal paket yang Masnya Habibi kirimkan.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaraakatu." Salam Bu Nyai Atiqah.
"Wa'alaikumsalam, Umi..." Ning Alma menyambut Umi, mencium punggung tangan beliau dengan takdzim.
"Sendiri, Nduk? Suami mu kemana?" Tanya Umi.
"Anu, Umi... Gus Azmi di ajak Mas Fariz melihat Asrama Ikhwan." Jawab Ning Alma.
"Ohh, yuk, duduk." Umi langsung membawa Ning Alma duduk di karpet ruang tengah.
"Umi, apa ada paket yang tiba dari Mas Habibi?" Ning Alma langsung menanyakannya ke Uminya.
"Paket? Oh, ada. Kemaren, Mbak Nazwa yang menerima. Sebentar, Umi ambilkan." Ucap Umi yang kemudian beranjak dari sana menuju kamar beliau.
Ning Alma menunggu dengan harap-harap cemas. Ia sungguh penasaran dengan isi paket yang Masnya kirimkan ini.
Umi datang dengan satu paket yang lumayan besar. Lalu memberikannya ke Ning Alma.
"Paket apa sih, Nduk?" Tanya Umi.
"Kata Mas Habibi, ini kado pernikahan untuk Alma dan Gus Azmi, Umi." Jawab Ning Alma sembari tersenyum malu.
"Ya sudah, bukanya nanti bareng kalih Azmi." Ucap Umi.
"Nggih, Umi." Angguk Ning Alma.
"Nduk..." Umi tiba-tiba mengelus pelan lengan Ning Alma.
"Nggih, Umi?" Ning Alma bingung, apakah Uminya ini sedang akan memberikan wejangan-wejangan perihal rumah tangganya? Jika benar, Ning Alma harus bagaimana?
"Sekarang, Alma sudah jadi garwa-nya, Gus Azmi. Jadi, tanggungjawab Abi dan Umi, sudah selesai. Gus Azmi lah, yang akan menjadi pelindungmu. Jadi, harus nurut apa kata suami, jangan membantah perintahnya meski itu tidak benar menurut kita sebagai istri. Kadang, apa yang suami katakan, itu demi kebaikan kita. Dan jika pun dalam rumah tangga kalian, ada badai, jangan sampai orang lain tau. Baiknya permasalahan dalam rumah tangga, diselesaikan sendiri tanpa campur tangan orang lain. Tapi, bukan berarti nanti Alma punya masalah, Alma juga menutupinya dari keluarga. Satu-satunya orang yang bisa dipercaya dan akan memberikan solusi itu adalah keluarga. Jadi jangan ragu untuk cerita ke Umi dan Abi. Meski Alma sudah menjadi tanggungjawabnya Gus Azmi, tapi Alma tetaplah putri Umi dan Abi. Putri kecil keluarga Kyai Hafiz." Ucap Umi membuat Ning Alma tak tahan ingin menangis.
"Umi... Alma jadi sedih, nanti kalau ikut Gus Azmi boyong ke Ndalemnya Abi Mus, pasti bakalan kangen Umi dan keluarga di sini. Alma pengen sama Umi terus, nggak mau pisah sama Umi dan Abi..." Ning Alma sudah memeluk Uminya dengan erat.
"Jangan begini, Nduk. Keluarga Gus Azmi di sana juga keluargamu. Merekalah yang akan jadi tempatmu mengadu selain Abi dan Umi, karena mereka yang akan selalu berada di dekatmu. Umi dan Abi jauh, ndak bisa melihatmu sering-sering. Jadi harus nurut, harus berperilaku baik sama keluarga disana. Jaga nama baikmu, nama baik suami, dan juga nama baik Abi Umi disini, ya Nduk..." Ucap Umi menasehati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidung Surgawi (On Going)
SpiritualFOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️⚠️ _____________________________ "Apa jenengan Ndak apa-apa, Gus?" Tanya Ning Alma sedikit tak enak, takut malah Gus Azmi tak nyaman. "Kenapa? Jenengan takut saya Ndak nyaman?" Tanya Gus Azmi kemudian. Ning Alma hanya menund...