16.

6.4K 236 13
                                    

______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________

"Saya sudah beritahu Ummah alasannya, Gus. Apa jenengan tidak diberitahu Ummah?" Tanya Ning Alma kemudian.

"Mboten, Ummah mboten kasih tau saya, Ning. Ummah bilang, biar saya langsung menanyakannya ke jenengan langsung." Jawab Gus Azmi.

Ning Alma meremas tangannya, ia kepikiran tentang hal ini. Jika ia memberitahu Gus Azmi, apakah suaminya ini akan melarangnya pakai softlens lagi?

"Mmm, apakah jika saya mengatakan alasannya, jenengan akan melarang saya memakai softlens lagi?" Tanya Ning Alma takut-takut.

Gus Azmi menghela nafasnya perlahan, melihat dari ekspresi Ning Alma yang sepertinya takut, membuatnya tidak tega terus melanjutkan pembahasan ini.

"Ning, jangan takut dengan saya. Saya hanya ingin tau saja. Jika jenengan nyaman memakai lensa kontak, saya tidak akan melarang." Sahut Gus Azmi kemudian.

"Mmm, saya sebenernya minus, Gus. Dulu sering pakai kacamata, tapi minusnya makin parah. Sampai ada satu dokter mata yang menyarankan saya untuk pakai softlens. Jadi saya sering memakainya, dan Alhamdulillah minus saya berkurang." Jelas Ning Alma menunduk takut.

"Jadi alasannya karena mata minus?" Ucap Gus Azmi menghela nafas lega.

"Nggih, Gus. Jenengan Ndak marah?" Tanya Ning Alma melihat ke Gus Azmi.

"Ndak, saya Ndak akan marah. Tapi kalau jenengan memakai lensa kontak hanya untuk gaya-gayaan dan agar terlihat cantik, sungguh, saya tidak ridho, Ning. Saya tidak ridho orang lain melihat jenengan dengan mata yang cantik." Ucap Gus Azmi memandang Ning Alma dengan lekat.

"Berarti, saya boleh terus memakainya, Gus?" Tanya Ning Alma berharap lebih.

"Boleh, tapi warnanya jangan yang mencolok ya. Yang hitam, atau nggak yang coklat. Mengikuti warna mata jenengan. Sebenarnya, mata jenengan ini cantik tanpa pakai lensa kontak seperti itu, Ning." Ucap Gus Azmi yang masih memandangi mata Ning Alma.

"Mm, Gus... Saya sudah boleh tidur, kan? Sungguh, saya benar-benar lelah hari ini. Saya ingin istirahat." Ucap Ning Alma mengalihkan pandangannya, juga ingin cepat-cepat tidur lantaran ia sudah tidak sanggup lagi ditatap sedemikan rupa oleh Gus Azmi. Apalagi saat mendengar kata-kata Gus Azmi, Ning Alma rasanya ingin tenggelam saja. Ia salah tingkah.

"Iya, maaf ngebuat jenengan lama tidurnya. Istirahatlah Ning." Ucap Gus Azmi.

Ning Alma merebahkan tubuhnya menghadap langit-langit kamar. Sudah terpejam, tapi terusik dengan suara Gus Azmi yang memanggilnya kembali.

"Ning, biasakan kalau tidur hadap saya ya." Ucap Gus Azmi.

Ning Alma membuka matanya, lalu mengganti posisi tidurnya menghadap Gus Azmi. Gus Azmi ternyata sudah melakukan hal itu, tidur menghadap Ning Alma.

"Gus, jenengan apa Ndak lelah? Saya saja rasanya sudah ingin terlelap saja. Tapi jenengan, masih ada tenaga untuk ngobrol." Sahut Ning Alma yang kini mulai menutup matanya.

Kidung Surgawi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang