14. Salah paham

35 4 0
                                    

Cukup melelahkan. Tapi dia sahabat baik gue, dan terima kasih.
Kiara Anastasya

HAPPY READING
*

*

*

Pagi yang cerah dengan suhu badan yang normal Kiara beranjak dari kasurnya berjalan menuju balkon kamarnya, menikmati semilir udara pagi.

Kiara membuka handphone nya dan terkejut kala banyaknya notif dari Lisa dan Valen. Kiara baru sadar kalau kemarin adalah acara ultah sekolah, dan dirinya tidak memberitahu mereka.?

Kiara menghubungi Lisa, tapi hasilnya nihil dan tentu Valen yang mengabaikan panggilannya. Kiara mengirim pesan ke Lisa dan Valen bergantian, tapi hasilnya nihil. Mereka berdua mengabaikan pesan Kiara.

Kiara sadar kalau salah, dirinya tak memberitahu Valen maupun Lisa. Karna keadaan lah yang mendesah. Kiara sadar dari lamunanya kala seseorang memanggilnya.

"Sayang"

Kiara berbalik badan,"Eh Mama, ada apa?"

"Enggak sayang. Buruan turun sarapan, setelah itu siap-siap kita pulang ke Bandung"

"Iya Ma, Kiara mandi dulu"

"Cepetan Mama tunggu"

Setelah selesai Kiara turun dan sarapan bersama kerabat dari Mamanya, sebelum mereka kembali ke Kota masing-masing.

Alnof anak pertama Candra menatap sedu Vano yang berada disamping Kiara, "Van kami akan mengirimkan uang sebulan sekali untuk kuliah kamu"

"Iya Van. Kami sudah membicarakan dengan mantap semalam" sahut Rossa. Yang di balas agukan yang lain.

Pasalnya Ibu Vano sudah meninggal 2 tahun lalu dan Ayahnya yang entah kemana. Vano diberi tawaran untuk tinggal bersama Rossa atau yang lainnya, tapi Vano memilih tinggal bersama Neneknya.

Walid suami dari Candra meninggal 5 tahun yang lalu. Karna seseorang yang mensabotase mobilnya. Maka dari itu Vano memilih tinggal bersama Candra.

"Iya Om. Terimakasih"

"Iya. Lagian sudah hak kami"

Setelah sarapan usai, semua berbondong-bondong menyiapkan barang yang akan mereka bawa pulang.

Sebernarnya Rossa tak tega meninggalkan Vano dengan kondisi seperti ini. "Tasya?" panggil Rossa kala Kiara memasukan baju ke koper.

"Iya Ma, kenapa?"

"Mama gak tega ninggal Vano sendiri, baru aja kemarin kita berduka." Kiara menyerngit bingung.

"Kalau Mama seminggu di sini gimana? Pasti masih banyak pelayat yang berdatangan. Tentunya keluarga kita dipandang sebelah mata, Mama harap kamu paham"

"Tasya paham, enggak pa-pa Ma. Sebenarnya Tasya mau lebih lama disini, tapi ya... sekolah Tasya Ma"

"Biar Mama aja sama tante Hendri, tadi kita sudah bicara"

"Iya Ma"

Ini lah yang Kiara tak suka. Pertemuan yang singkat akan menjadi kenangan yang hebat. Jarang-jarang berkumpul, mereka akan bertemu kembali saat lebaran atau waktu luang. Kemungkinanpun kecil.

Tama pamitan ke Alnof dan memeluk singkat. "Jadwal terbang kapan?"

Alnof membalas pelukan Tama. "Nanti malam, terimakasih waktunya. Semoga ada banyak waktu luang"

Tama melepas pelukan Alnof diganti dengan jabat tangan. "Oke. Usahain ada waktu luang. Saya duluan ya." Katanya yang di balas angukan Alnof.

"Kak gue pulang dulu. Sering-sering ke Bandung, kalau ada waktu luang gue ke sini"

ARAVIER [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang