"Akhirnya kamu nyampe juga, gimana tadi dijalan? Farel gak ngebut - ngebut kan bawa mobilnya?" tanya tante farah saat aku dan farel udah nyampe di teras.
"Duhh yakali aku ngebut - ngebut ma, kan aku anak baik" ucap farel malas lalu menyalami tante farah.
"Idihh mama kan nanyanya ke viola, bukan ke kamu.. Gimana vi? Farel ngebut gak?" tanya tante farah.
"Enggak kok tante, tante gimana kabarnya?" tanyaku sambil menyalami tante farah.
"Baik, ayo masuk vi" ucap tante farah lalu menggandeng tanganku.
"Mama gimana sih.. Giliran ada viona aja aku langsung dicuekin" ucap farel sambil memutar bola matanya.
"Biarin lah.. Abis selama di LA, mama kangen banget sama viola" ucap tante farah lalu menggiringku masuk ke ruang tamu.
-----
"Kamu duduk dulu ya, tante mau ngasih kamu sesuatu" ucap tante farah dengan raut bahagianya.
"Enggak usah ah tan, jadi ngerepotin" ucapku gak enak.
"Gak papa kok, emang tante dari dulu pengen punya anak cewek.. Tapi yang keluar anak kembar terus cowok semua" ucap tante farah tersenyum manis lalu pergi.
"Huh, aku sebel banget sama mama vi.. Giliran ada kamu aja langsung pilih kasih" gerutu farel kayak anak kecil.
"Duhh kamu ya.. Kok malah gitu sih" ucapku sambil mencubit gemas hidung farel lalu tertawa.
Semenjak aku pacaran sama farel, dia selalu membuka dirinya dan tidak pernah bersikap dingin kepadaku.
Yah, walaupun hanya kepadaku, tante farah, refal dan om rafa sajalah dia bersikap hangat dan terbuka, tapi aku merasa bersyukur karna farel bersikap seperti itu untuk menunjukan perasaannya padaku.
"Nihh tante bawain sesuatu buat kamu" ucap tante farah lalu memberikanku sebungkus barang yang lumayan besar.
"Ini apa tan?" tanyaku heran saat melihat bungkusan tersebut.
"Coba deh kamu buka" ucap tante farah, lalu aku langsung membuka bungkusan tersebut.
Terdapat sebuah tas slempang yang unyu banget berwarna coklat muda, yang kuketahui kalo brand tas ini sangat terkenal dan tas ini limited edition sehingga harganya sangat mahal.
"Bagus banget tan.. Tapi tasnya kemahalan.. Aku gak bisa nerima tan" ucapku sambil menatap tante farah gak enak.
"Udah gak papa kok, lagian pas di LA tante ngeliat tas ini unyu banget dan pasti bakal cocok di kamu.. Lagipula gak mungkin tante kasih ke farel atau refal kan" ucap tante sambil tersenyum tulus.
"Makasih banyak ya tan, aku bakal ngerawat tas ini dan menjaganya dengan baik" ucapku sambil tersenyum senang.
"Nah gitu dong, tante ke dapur dulu ya.. Mau ngambil minum sama snack, kamu ngobrol - ngobrol sama farel dulu" pamit tante farah lalu pergi.
"Duhh rel, mama kamu baik banget sih" ucapku senang.
"Iyalah.. Mamaku gitu lohh" ucap farel sambil tersenyum lebar.
"Eh tapi masih baikan mamaku deng" ucapku sambil berfikir.
"Iya deh.. Tau kok aku kalo mama kamu baikk" ucap farel sambil tersenyum.
-----
"Val, aku anterin pulang ya, udah malem" ucap farel sambil menatapku lembut. Aku pun melihat jam tanganku.
Wow udah jam 8 malem
Memang kalau sudah bertemu keluarga farel, aku suka lupa waktu sendiri. Apa saja akan kami bicarakan, dan refal pun suka membuat lelucon yang membuat kami tertawa terbahak - bahak.
"Oke deh, tante. om. fal. Aku pulang dulu ya" pamitku lalu menyalami tante farah dan om rafa.
"Oke, rel nyetirnya yang bener ya" ucap tante farah sambil menatap lekat farel.
"Iya mamaku yang tercinta" ucap farel malas, semua orang pun langsung tertawa kecuali farel.
-----
"Oke, udah sampe.. Abis ini kamu mandi air hangat terus tidur ya" pesan farel sambil menatapku lembut.
Entah mengapa aku merasa ada kupu - kupu bertebangan di perutku.
"Iya, kamu juga hati - hati.. Terus tidur" ucapku sambil tersenyum.
"Oke, buat kamu apa sih yang enggak" ucap farel sambil mengelus rambutku sayang.
"Rel" panggilku, "Apa?" tanya farel heran saat menatapku yang terlihat serius.
Aku pun langsung menggenggam tangannya erat sambil menatapnya sendu.
"Promise me kalo kamu bakal kuat kalo misalnya aku udah gak ada, janji kalo misalnya aku enggak ada.. Kamu bisa cari cewek lain, janji kalo misalnya aku udah gak ada disisimu.. Kamu bisa ngelupain aku, please Promise me" pintaku yang masih memegang tangannya dan menatapnya sendu.
"Hmm i can't Promise it, because you're my first love at first sight.. Tapi kamu kenapa ngomong kayak gitu vi?" tanya farel yang raut wajahnya udah kelihatan cemas dan tatapannya mulai menajam.
"Hmm.. Gak papa kok rel, aku cuma.. Yah iseng - iseng dikit gak papa kan" ucapku gugup memberi alasan.
Farel pun langsung melembutkan tatapannya dan menatapku sendu, dia pun langsung memelukku dengan erat.
"Pliss jangan ngomong kayak gini.. Aku gak suka. Aku gak suka kamu seakan - akan bakal menjauh dari aku, dan aku benci hal itu" ucap farel sambil memelukku erat dan menaruh dagunya dibahuku.
Pliss jangan begini rel
Inilah yang aku takutkan dari dulu
Inilah alasan aku takut jatuh cinta
Aku takut
Aku takut dimana hari aku akan pergi meninggalkanmu
Kamu akan selalu menungguku dan mengabaikan orang lain
Dan aku gak mau hal itu terjadi padamu rel
"Hmm rel" ucapku grogi, "Sebentar aja.. Aku kangen kamu" ucap farel yang masih betah memelukku.
Setelah beberapa lama, akhirnya farel melepaskan pelukannya dengan raut tidak rela.
"Kamu masuk dan istirahat okey" ucap farel, "Iya, makasih farel.. Kamu juga hati - hati" pesanku lalu keluar dari mobilnya.
"Bye" ucapku sambil melambaikan tangan ke arah farel lalu masuk ke dalam rumah.
-----
"Mama, i'm home" ucapku lalu berjalan menuju kamar. Tapi tiba - tiba perutku terasa sangat nyeri hingga membuat kepalaku pusing dan akhirnya semua pandangan menjadi gelap.
Samar - samar aku mendengar kak rio memanggil namaku dengan paniknya.
Ya tuhan
Apa inilah saatnya aku pergi?
25 - 05 - 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of you
Teen Fictioncinta satu kata yang harus aku jauhi aku tak ingin merasakan yang namanya cinta tapi kenapa? kenapa kamu membuatku jadi merasakan yang namanya cinta? -Viola- cinta satu kata yang kubenci satu kata yang bisa membuat kita hancur, patah hati, dan mengo...