epilog

5K 275 10
                                    

Viola POV

5 tahun kemudian ~~

"wahh non vio pagi - pagi udah dateng aja, mau ketemu den farel ya" ucap pak ujang, penjaga makam disini.

"Iya pak, soalnya saya abis ini mau ke rumah sakit" ucapku sambil tersenyum sedih.

"Wah non vio udah jadi dokter aja, selamat ya non" ucap pak ujang tulus.

"Makasih pak, saya permisi dulu ya" pamitku lalu pergi.

-----

"Hey farell.. Aku bawain bunga anggrek buat kamu, kata tante farah kamu tuh suka banget anggrek karna anggrek ini mirip aku" ucapku sambil menaruh bunga anggrek di atas kuburannya.

Aku pun menatap batu nisan milik farel.

Sudah 5 tahun

Sudah 5 tahun lamanya sejak kamu tidak ada

Dan aku seringkali merasakan hampa, sakit, dan kekosongan yang melanda di relung hatiku.

Banyak cowok yang ingin mengisi hatiku untuk menggantikanmu

Tapi aku tak bisa

Aku tak bisa membiarkan kamu pergi dari hatiku

Maafkan aku jika aku tak bisa menepati janjiku

"Eh rel, hari ini aku keterima di rumah sakit terkenal lohh, aku tau kamu dulu suka ngelarang aku jadi dokter.. Tapi gak tau kenapa aku malah pengen jadi dokter" ucapku lalu tiba - tiba air mataku keluar dengan derasnya.

"Jadi.. Jadi jangan marah ya rel, aku seneng kok bisa bantuin orang - orang yang membutuhkan" ucapku sambil menyeka air mataku yang tak ada henti - hentinya.

"Hehehe.. Kamu pasti langsung nanya kenapa aku gak jadi relawan aja kan? Kata kak rio, sampai kapanpun dia gak rela kalo aku jadi relawan karna itu berbahaya banget" ucapku seakan - akan lagi ngobrol dengan farel.

Sungguh aku sangat merindukannya

Aku sangat merindukanmu farel

"Oh iya, aku udah telat.. Aku ke rumah sakit dulu ya rel" pamitku lalu pergi.

-----

"Hei vio!! Selamat ya kamu sekarang udah jadi dokter" ucap adrian sambil tersenyum cerah.

"Kamu juga selamat ya!! Sekarang kamu makin keren deh kalo pake jas dokter" ucapku sambil menunjukkan jempolku.

"Makasih, kamu juga tambah imut kalo pake baju dokter" ucap adrian sambil mengacak - ngacak rambut gw.

"Ihh apaan sih kamu dri!!" teriakku sambil mencubit lengannya.

"Panggilan panggilan, untuk semua dokter yang baru diterima, silahkan berkumpul di ruang aula"

"Ayo vi, kita dipanggil" ucap adrian lalu menggandeng tanganku.

Seandainya kalau kamu ada disisiku

Kamu pasti marah kalau aku diterima di rumah sakit ini

Aku tau kamu marah karna tak ingin aku mengingat memory menyakitkan itu disini

Tapi aku ingin bekerja disini agar aku selalu melihat kamar itu

Melihat kamar saat aku dirawat

Dan melihat memory itu terulang

Agar aku bisa mendapatkan oksigenku lagi

Because of youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang