Waiting For U

919 86 39
                                    

Sudah seminggu Xan belum menunjukkan tanda-tanda akan bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah seminggu Xan belum menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Setiap hari Dhika, Dharma dan Raka selalu gantian berjaga. Dhika baru saja mengambil air untuk membasuh tubuh Xan.

"Bocah, udah seminggu lho Lo tidur. Lo gak mau bangun gitu? Gue gak akan marah kok. Lo mau minta apa sih? Gue turutin deh, tapi bangun ya. Gue bahkan lupa caranya senyum. Gara-gara Lo!"

Dewa yang menemani Dhika, cuma geleng-geleng kepala lihat kelakuan adiknya. Kian hari omongannya kian ngelantur. Aneh-aneh, tapi ya maklum aja. Dia juga bakal kayak gitu kalau pacarnya dalam kondisi yang sama.

Tak lama Raka sama Regina datang. Jatah giliran jaga malam. Pagi sampai siang biasanya mamanya Xan yang jaga. Siang sampai sore kadang Dewa kalau gak Pak Affranda. Kali ini Dhika bolos buat nemenin Xian pagi sampai siang bareng Dewa. Ngomong-ngomong ada sih seminggu ini Regina kayaknya ngikut Raka terus. Bahkan jagain Xan juga Regina ikut. Dhika sih seneng-seneng aja lihat Raka sama Regina Deket. Serasi kok. Cuma Raka masih malu-malu, tapi udah gak jaga jarak kayak kemarin. Sekarang udah bisa nempel-nempel.

"Gue pulang dulu ya. Kabarin kalau ada perkembangan." Pamit Dhika.

Raka meneruskan pekerjaan Dhika tadi. Tinggal basuh kaki doang sih.

"Bangun, Xan. Molor melulu Lo. Gak kangen sama kita, hm? Kita kangen sama kekonyolan Lo. Kasihan Dhika juga. Lama entar dia bisa stres."

Regina sih senyum-senyum aja. Secara dia tahu gimana sayangnya pujaan hatinya itu sama sosok kekanakan Xan. Buat Raka, Xan itu udah kayak adiknya sendiri.

Jam setengah sembilan Regina lagi bikin teh buat dia juga Raka. Sedangkan Raka sedang beli makanan. Dikira nunggu orang sakit gak lapar. Lapar lah!

Regina menoleh saat seperti mendengar seseorang bergumam. Udah takut sebenarnya. Suaranya dari arah belakangnya. Yang ada disitu cuma ada Xan yang tidur. Regina menoleh dan melihat ada perubahan kecil yang terjadi. Meskipun masih terpejam, bola mata Xan terlihat bergerak-gerak. Dengan cepat Regina meraih tangan Xan.

"Xan, ayo bangun. Buka matanya pelan-pelan. Ayo!"

Raka yang baru saja datang kaget dong.

"Ka,coba Lo ngomong sama Xan. Bantu dia biar bisa buka matanya. Panggil namanya."

Raka menggantikan Regina. Menggenggam tangan Xan. Lalu berbisik.

"Xan, bangun yuk. Jangan tidur terus. Bangun. Kita nungguin lo lho. Bangun ya. Xan, lo kangen juga kan sama kita? Bangun yuk. Ayo Lo bisa!"

Mendengar panggilan Raka. Secara perlahan kelopak mata Xan terbuka sedikit.

"Xan, Lo denger gue kan. Xan!"

Begitu mobil Papanya sampai di tempat parkir, Dhika langsung turun dan berlari. Sampai lupa kalau ini rumah sakit. Yang ada di otak Dhika sekarang adalah mau ketemu Xan. Sekitar setengah jam lalu dia dapat telepon dari Raka soal kondisi Xan.

My Stupid Boy (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang