Kencan

722 69 35
                                    

~~~~~~~~~~~💙💙💙~~~~~~~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~~~~~~~~~💙💙💙~~~~~~~~~~

Xan sudah rapi dengan pakaian olahraga hari ini. Tiap Minggu biasanya dia bangun siang baru nanti ngajak Dhika kencan. Namun, kali ini dia yang diajak kencan. Dia juga harus bangun pagi, soalnya diajak kencan sambil joging...eh salah..joging sambil kencan. Hahahaha....

Tak lama datanglah Dharma. Rencananya sih mereka mau joging di alun-alun. Jadi,naik mobil dulu ke alun-alun.

"Udah siap?" Tanya Dharma.

"Udahlah. Nih, udah rapi gini kok. Hehehe.."

Dharma mengacak-acak rambut Xan. "Yuk, berangkat. Entar kesiangan."

Alun-alun hari ini gak terlalu ramai sih, tapi gak terlalu sepi juga. Pokoknya pas lah buat joging sambil kencan. Setelah pemanasan sebentar, mereka mulai keliling alun-alun.
Sepanjang lari, Xan bercerita apa saja yang dia pengen ceritain. Dia juga komentar ini itu, tapi satu yang dia gak singgung hari ini. Tahu apa? Yup! Dhika!

Dia sama sekali gak sebut Dhika sama sekali. Dia mencoba menghargai dan menjaga perasaan Dharma. Statusnya kan mereka sedang kencan kalau menyinggung Dhika yang ada mood Dharma down. Aslinya si Dharma juga biasa aja sih. Toh, udah biasa dia dicurhati masalah Dhika. Udah kebiasaan, tapi dia cukup senang sih.

"Mas, beliin itu!" Rengek Xan. Hanya dengan seorang Dharma, Xan bisa manja. Sama Dhika bisa juga, tapi kan manjanya beda. Serius deh! Lihat aja dia ngerengek kayak anak balita.

Dharma geleng kepala.

"Gak. Sakit tenggorokan Lo entar. Gak gak! Yang lain. Bubur ayam aja deh. Mau ya?"

Xan merengut. Akhirnya Dharma ngalah juga. Dia beliin tuh permen kapas warna biru.

"Enak?" Tanya Dharma.

"Enak. Gede lagi. Mas Dharma mau?"

"Gak deh. Jangan kebanyakan ya. Dimakan setengah aja."

"Gak boleh Mas Dharma. Makanan tuh gak boleh dibuang-buang. Mubazir. Entar jadi temennya setan."

"Oke.. suka-suka Lo aja lah. Lama-lama Lo kayak Dhika. Keras kepala."

Xan menoleh ke arah Dharma yang sedang minum.

"Kok nyebut-nyebut Dhika? Kan lagi kencan."

Dharma ketawa kecil. Dia heran anak ini polosnya bener-bener.

"Gue udah biasa, Xan. Gak ngaruh juga," Jawab Dharma.

Xan mengangguk-angguk.

"Habis ini kemana?" Tanya Xan.

"Lo mau kemana? Timezone?"

Mata Xan berbinar.

"Oke..kita ke Timezone. Main aja sepuasnya."

Xan bersorak. Ini sih bukan kencan romantis kayak orang lain. Lebih mirip kakak ngajak main adiknya. Ya buat orang lain mungkin agak kuno, tapi buat Dharma ini lebih dari cukup. Yang penting bisa melihat orang yang dia cintai bahagia sih. Klise. Ya memang bahagia sesederhana itu sebenarnya. Kita aja yang gak ngerti atau mungkin belum ngerti.

My Stupid Boy (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang