Mengingat Masa Lalu

610 66 22
                                    

(Foto Ini anggap aja Pak Affranda sama istri)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Foto Ini anggap aja Pak Affranda sama istri)

__________❤️❤️❤️__________

Setelah perdebatan antara Dharma dan Dhika dengan pihak kesiswaan, akhirnya Regina bisa kembali sekolah. Meskipun beberapa siswa masih ada yang mengolok-olok Regina, tapi Raka juga ada disampingnya. Pelaku yang meng-up foto juga Raka sudah menanganinya. Dia dapat hukuman juga pada akhirnya.

Papanya Regina yang dipecat sama keluarga mantannya sekarang bekerja jadi supir pribadi buat Mamanya Dharma. Itu lebih baik daripada berhubungan dengan mantannya. Regina sangat bersyukur mengenal orang-orang yang bersamanya sekarang. Mereka gak segan buat berdiri di depan orang yang mereka anggap benar.

Hari-hari kembali normal seperti biasa. Xan sudah sepenuhnya pulih. Pemulihannya terhitung cepat. Mungkin karena masih muda. Dhika juga sudah kembali ke rumahnya sendiri.

Sabtu sore yang damai tiba-tiba ramai karena kejadian yang bikin penghuni rumah panik. Gimana gak panik, anak cewek satu-satunya di keluarga itu terjatuh ke kolam renang karena berlarian di pinggir kolam. Dhika yang mendengar suara sesuatu yang jatuh di air, langsung berlari ke kolam. Dia bernafas lega waktu tahu Papanya sudah terjun ke air. Hari ini Pak Affranda memang meliburkan diri. Capek katanya.

"Ada apaan sih?" Tanya Dewa yang kelihatannya baru pulang kuliah.

"Ara kepleset jatuh ke kolam. Untung ada Papa."

Dhika dan Dewa menghampiri Ara dan Pak Affranda.
Adiknya itu menangis sambil memeluk papanya.

"Papa kan udah bilang tadi. Adek kalau main jangan deket kolam. Kalau jatuhnya kepalanya kebentur pinggir kolam gimana? Adek bandel sih."

"Maaf papa." Ucap bocah delapan tahun itu.

"Jangan diulangi lagi ya. Papa bisa jantungan kalau kayak tadi lagi. Sana ganti baju ya. Biar gak masuk angin."

Ara berlari kecil masuk rumah. "Ara! Jangan lari-lari! Hey!" Omel Pak Affranda.

Dewa dan Dhika duduk di sebelah Pak Affranda. Papanya kalau pas pakai baju biasa seperti ini, lebih terlihat seperti kakak dari pada Papa.

"Pa." Panggil Dhika.

"Apa?" Pak Affandra menoleh pada putra keduanya.

"Papa tuh masih muda loh. Gak niat cari istri lagi?"tanya Dhika iseng. Jujur saja aslinya dia juga gak mau punya mama baru. Pak Affandra memandang langit sore yang terlihat cerah.

"Gak. Papa udah janji sama diri papa sendiri dulu. Kalau Mama mu gak ada, Papa gak mau punya istri lagi. Satu-satunya cinta papa ya Mama mu." Jawab Pak Affranda.

"Papa sudah cukup dengan kalian bertiga."

Pak Affandra menatap Dewa.

"Wa, kamu tahu gak seperti apa papamu ini dulu?"

My Stupid Boy (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang