Extra Chapter 2

965 61 11
                                    

_____________❤️❤️❤️__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_____________❤️❤️❤️__________


Ini masih pagi loh. Diluar masih gelap. Di rumah Xan juga masih belum ada tanda-tanda orang beraktivitas secara Mamanya Xan juga belum balik dari luar kota.

Xan masih tidur lelap sambil memeluk pacarnya. Mereka baru tidur sekitar jam dua ya. Tahulah kalian mereka ngapain. Malam Minggu kalau gak kelonan mau ngapain lagi. Orang kalau lagi kasmaran ya begini. Pengennya kelon melulu. Xan seneng-seneng aja sih. Jatah lancar kok.

Orang yang pertama bangun adalah Xan. Dia melirik pacarnya yang masih anteng tidur. Pelan-pelan Xan bangun buat pakein sang pacar piama. Semalem sama capeknya jadi langsung bobo' aja. Untung gak kebangun. Kasihan Dhika nya capek banget.Xan mau niat mandi lah. Lengket badannya.

Habis mandi ternyata pacarnya kebangun. Xan menyodorkan segelas air putih buat Dhika.

"Acaranya mulai jam berapa sih?" Tanya Xan.

"Sekitar jam sepuluh. Ya molor-molor dikitlah. Biasa orang kan suka molor." Jawab Dhika. Cowok itu kembali berbaring.

"Kenapa gak malam aja?" Tanya Xan.

"Mas Dewa nya gak mau. Dia maunya pagi-pagi."

"Ya udah tidur lagi. Mau dibangunin jam berapa?"

"Jam delapan aja."

"Oke. Udah tidur lagi."

Dhika mulai terlelap kembali sementara Xan justru ngerjain tugasnya yang kemarin belum kelar di samping Dhika.

Hari ini adalah hari pertunangan Dewa dan Dea sebelum tahun depan mereka melangkah ke jenjang pernikahan. Acara ini hanya mengundang beberapa keluarga dari kedua belah pihak dan beberapa orang relasi dari Pak Affranda. Teman-teman yang diundang Dewa ataupun Dea juga sedikit. Hanya beberapa yang dekat saja.

Dhika dan Xan sudah kumpul sama teman-teman mereka. Raka dan Dharma jelas ada. Ditambah Regina. Mereka ngumpul jadi satu sebelum acara dimulai sejam lagi.
Gak lama Dharma yang tadi habis dari toilet, lihat Pak Affranda yang celingukan seperti cari sesuatu.

"Om ngapain?" Tanya Dharma.

"Ma, lihat Ara gak?"

"Hah? Ara? Gak tuh. Aku habis dari toilet sebenarnya. Di depan kali sama Dhika."

"Kalau beneran di depan sama Dhika kasih tahu Om ya."

Dharma balik ke depan dimana teman-temannya kumpul tadi. Namun, dia gak melihat Ara di sana.

"Dhik, Ara gak ke sini?" Tanya Dharma.

"Gak sih. Sama bokap gue di dalam." Jawab Dhika.

"Justru itu bokap Lo tanya sama gue. Makanya gue tanya Lo. Kemana tuh anak ya?"

"Gimana sih? Jadi bokap gue cariin gitu?"

Dharma mengangguk.

"Kita pencar aja. Cari sekitar sini. Ini tempat gak gede-gede amat. Dia juga gak bakalan keluar jauh dari sini." Titah Dharma.

My Stupid Boy (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang